Home » Kongkow » Materi » Pakaian Adat Papua

Pakaian Adat Papua

- Rabu, 05 Agustus 2020 | 15:39 WIB
Pakaian Adat Papua

Indonesia memiliki 34 provinsi yang memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari adat istiadat, rumah adat, budaya, kesenian hingga pakaian adat yang dimiliki oleh tiap provinsi sangat beragam.

Salah satu provinsi yang memiliki keunikan dari sisi etnik yaitu provinsi Papua. Tidak hanya budayanya saja yang unik, namun pakaian adat Papua sangat menarik dan berbeda dengan yang lain. Pakaian yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia bagian timur ini bisa dibilang sangat mengagumkan. Bagaimana tidak otakers, cara pembuatannya saja masih sangat sederhana dan terbuat dari bahan-bahan alami.

 

Untuk lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini:

1. Pakaian Adat Papua untuk laki-laki adalah Koteka

Pakaian adat Papua yang sering digunakan oleh laki-laki disebut koteka. Koteka digunakan untuk menutupi bagian alat vital atau kemaluan laki-laki. Koteka sendiri bearti sebagai pakaian dan nama ini juga digunakan oleh suku di Pantai. Uniknya, nama koteka pun sangat beragam sesuai dengan sukunya. Misalnya suku di pegunungan Jayawijaya menyebut koteka dengan nama holim atau horim.

Koteka terbuat dari buah labu air tua yang dikeringkan lalu dibuang bagian dalamnya (biji dan daging buah). Proses pengeringan labu air tua ini dimaksudkan agar tidak cepat membusuk sehingga dapat digunakan sebagai bahan koteka. Mereka memilih buah labu air yang tua karena buah tersebut memiliki tekstur yang lebih keras sehingga lebih awet dibandingkan labu air muda.

Tidak hanya itu, pemakaian koteka juga bervariasi. Ada yang memakai koteka panjang untuk orang Yali dan dua koteka untuk orang Tiom. Koteka memiliki bentuk selongsong yang memanjang di bagian depannya dan dikaitkan di pinggang sampai mengarah ke atas. Selain itu, ukuran koteka sangat bervariasi. Semakin tinggi kedudukan seorang laki-laki terhadap adatnya maka semakin besar ukuran koteka yang mereka kenakan.

Mereka menggunakan koteka dalam sehari-hari tidak hanya pada acara-acara tertentu saja. Meski begitu terdapat beberapa perbedaan di dalamnya:

  • Koteka yang dikenakan saat acara adat memiliki ukuran yang lebih panjang dengan ukiran etnik khas Papua.
  • Koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari atau saat bekerja memiliki ukuran yang lebih pendek dengan desain yang lebih sederhana.
 

2. Pakaian Adat Papua untuk perempuan adalah Rok Rumbai

Jika laki-laki Papua menggunakan koteka, berbeda dengan perempuan Papua. Pakaian adat Papua selanjutnya adalah Rok rumbai. Rok Rumbai ini merupakan pakaian adat Papua perempuan yang berupa rok dan terbuat dari susunan daun sagu kering dan digunakan untuk menutupi sebagian tubuh bawah.

Namun, pada kenyataannya, rok rumbai tidak hanya dikenakan oleh perempuan saja, melainkan dikenakan pula oleh laki-laki pada acara-acara tertentu.

Sama halnya dengan pakaian adat laki-laki, perempuan Papua juga tidak mengenakan pakaian atas. Meskipun demikian, mereka membuat tato atau lukisan yang akan menyamarkan tubuh bagian atas. Motif-motifnya pun beragam dengan ciri khas Papua mengenai lingkungan flora dan fauna. Selain itu mereka juga membuat hiasan kepala menggunakan bahan ijuk, bulu burung kasuari dan juga daun sagu kering.

 

3. Pakaian Adat Perempuan Papua Lajang adalah Sali

Selain antara laki-laki dan perempuan, Pakaian adat Papua juga berbeda bagi Perempuan yang sudah menikah dengan mereka yang masih lajang. Bagi perempuan lajang Papua mereka mengenakan pakaian khusus yang dinamakan Sali. Pakaian ini terbuat dari kulit pohon. Namun, warna yang dihasilkan dari kulit pohon ini harus berwarna coklat. Dikarenakan Sali hanya untuk perempuan yang masih lajang maka mereka yang sudah menikah dianggap tidak layak mengenakan pakaian ini.

 

4. Pakaian Adat Papua Pedalaman adalah Yokai

Yokai merupakan pakaian adat yang hanya ada di daerah Papua Barat dan sekitarnya dan hanya bisa dijumpai di daerah pedalaman Papua.

Pakaian ini hanya boleh digunakan oleh perempuan yang sudah memiliki keluarga. Yokai memiliki warna coklat sedikit kemerahan. Bahkan baju ini juga merupakan simbol masyarakat Papua yang dekat dengan alam, sehingga jangan heran jika baju ini tidak boleh diperjualbelikan.

 

Aksesoris Pada Pakaian Adat Papua

Selain pakaian adat, terdapat pula aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap sehingga dapat mempercantik masyarakat Papua. Berikut beberapa aksesoris yang terdapat pada pakaian adat Papua ini:

  • Gigi Anjing Dan Taring Babi. Gigi anjing digunakan sebagai kalung sedangkan taring babi dilekatkan pada antar lubang hidung.
  • Hiasan Rumbai Pada Kepala. Untuk menghias kepala, orang Papua menggunakan rumbai – rumbai yang dengan bentuk menyerupai mahkota. Hiasan ini terbuat dari bulu burung kasuari dan buru yang berwarna putih dari bulu kelinci.
  • Tas Noken. Tas Noken merupakan tas yang dibuat dari bahan anyaman kulit kayu. Kegunaan Tas ini untuk menyimpan buah, umbi-umbian, sayur-sayuran dan hasil buruan seperti burung, kelinci dan tikus. Penggunaan tas noken yaitu dengan cara dikaitkan pada kepala maupun sebagai tas selempang. Tas ini cukup populer di suku Asmat dengan sebutan Esse.
Sumber :
Cari Artikel Lainnya