Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Mengapa Game Online Membuat Kita Kecanduan?

Mengapa Game Online Membuat Kita Kecanduan?

- Rabu, 27 Januari 2021 | 06:00 WIB
Mengapa Game Online Membuat Kita Kecanduan?

Kamu suka main game online? Jika iya, berarti kamu adalah satu di antara ratusan juta orang di dunia yang menggemari permainan menyenangkan dan menantang ini.

Mengapa video game, atau game online, bisa membuat seseorang kecanduan? Ada banyak sekali alasannya, dan sebagian besar berkaitan dengan sifat dasar manusia yang selalu ingin menyelesaikan tantangan.

Berikut ini lima alasanyang paling berpengaruh:

1. Keinginan Melampaui Skor

Ini berlaku baik untuk game online ataupun game sederhana di layar ponsel. Biasanya ada board yang memuat skor paling tinggi yang pernah diraih orang lain, dan peringkat kita pada saat ini.

Jika kita berhasil mengalahkan satu lawan, maka kita akan semakin tertantang mengalahkan skor yang berada di atas kita. Begitu terus hingga kalau bisa kita kalahkan pemuncak peringkat, dan menjadi yang nomor satu.

Hal ini membuat kita tak bisa berhenti bermain. Jika gagal kita akan semakin penasaran. Dan jika berhasil, kita akan makin bersemangat. Begitu seterusnya.

2. Role-Playing dan Ikatan Emosi

Saat ini banyak game yang menawarkan penyesuaian karakter. Gamer diberi kebebasan untuk menciptakan karakter yang paling sesuai dengan kepribadian, sekaligus bebas memilih jenis tantangan dan medan yang akan dihadapi.

Tentu saja si gamer akan memiliki keterikatan emosi dengan karakter yang baru saja diciptakannya di dunia virtual ini, dan tidak akan berhenti bermain begitu saja.

3. Tidak Ada “Game Over

Di Super Mario Bros kita akan menyelesaikan game setelah berhasil menyelamatkan Sang Putri. Namun untuk rata-rata game online masa kini, tidak ada Tuan Putri untuk diselamatkan.

Gamer tidak akan bisa merasakan sensasi “Oke, saya telah menyelesaikan game ini. Dan tidak ada lagi raja tangguh untuk saya bereskan!”.

Akan selalu ada tantangan baru, area-area baru untuk dijelajahi, dan teman-teman baru yang akan ditemui. Hal ini membuat kita rela menghabiskan berjam-jam dalam sehari di depan layar.

4. Mendapatkan Pengakuan.

Di kalangan gamer online pasti ada beberapa sosok gamer yang saking jagonya, bisa-bisa popularistasnya mengalahkan artis. Akun media sosialnya dibanjiri follower, semua teknik bermainnya dijadikan acuan, dan bisa berfoto bersama adalah pencapaian yang bukan main-main.

Tantangan untuk menjadi gamer “dewa” ini rupanya menjadi salah satu penyebab seseorang rela menginvestasikan waktunya untuk rajin bermain game, membaca majalah dan forum, menemukan teknik-teknik baru, dan menyelesaikan sebanyak mungkin tantangan. Siapa yang tak mau jadi “artis”?

5. Pelarian

Alasan kelima ini mungkin yang paling menyedihkan. Si gamer seringkali adalah orang-orang yang merasa selalu disisihkan di pergaulan nyata. Cenderung diabaikan, bahkan di lingkungan keluarganya sendiri.

Nah ia akan mencoba mencari lingkungan baru yang bisa menerima kehadirannya, salah satunya di dunia virtual.

Gamer semacam ini biasanya akan menjadi sangat jago dan dikagumi gamer lainnya, serta memiliki reputasi yang bagus. Hal ini membuat si gamer semakin puas dan tak pernah bisa berhenti bermain. Karena ia menganggap dunia virtual lebih bisa memberikannya kebahagiaan, dibandingkan dunia nyata.

Terlepas dari masalah ketergantungan, penyebab utama rasa puas dan kecanduan bermain game adalah hormon yang bernama dopamin (dopamine). Hormon ini adalah pengontrol perasaan (mood). Dan menurut para peneliti dari Hammersmith Hospital di London (2005), jumlahnya bisa jadi berlipat ganda ketika seseorang berhasil menyelesaikan sebuah tantangan di game online.

Cari Artikel Lainnya