Home » Kongkow » Sejarah » Perlawanan Kolonialisme Dan Imperialisme: Latar Belakang dan Kronologis Kejadian Sultan Agung Versus J.P Coen

Perlawanan Kolonialisme Dan Imperialisme: Latar Belakang dan Kronologis Kejadian Sultan Agung Versus J.P Coen

- Senin, 24 Januari 2022 | 14:29 WIB
Perlawanan Kolonialisme Dan Imperialisme: Latar Belakang dan Kronologis Kejadian Sultan Agung Versus J.P Coen

Perlawanan melawan VOC sangat gempar terjadi di masa lampau. Salah satu yang paling terkenal adalah Sultan Agung versus Jan Pieteszoon Coen.

Tujuan Sultan Agung menyerang Batavia yang dikuasai VOC adalah agar dapat menakhlukan dan mengancurkan kota tersebut.

Latar Belakang Perlawanan Sultan Agung Terhadap VOC 1628-1629

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat Sultan Agung berani melawan VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen, di antaranya sebagai berikut:

- Kehadiran kompeni di Batavia membahayakan Kerajaan Mataram.

- Ditolaknya permintaan Sultan Agung untuk meminjam bantuan. Angkatan Laut VOC untuk menyerang Surabaya, Banten dan Banjarmasin.

- Batavia dianggap sebagai kota yang merugikan kerajaannya.

- Hubungan Kerajaan Mataram dengan Malaka dipersulit oleh Batavia. Salah satu cara yang dilakukan adalah menghancurkan kota tersebut.

Baca juga: Perlawanan Kolonialisme Dan Imperialisme: Aceh Versus Portugis dan VOC

Jalannya Peristiwa Sultan Agung Versus J.P Coen

Penyerangan Sultan Agung atas VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen terbagi menjadi 2 penyerangan yakni pada tahun 1628 dan 1629.

a. Serangan pertama

Pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Bahureksa yang diutus oleh Sultan Agung, menyerang Batavia pada 22/8/1628. Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC menghalangi sehingga terjadi pertempuran.

Bahkan pasukan lain membantu, seperti pasukan Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa, serta laskar orang-orang Sunda pimpinan Dipati Ukur. Dalam serangan pertama ini, Tumenggung Bahureksa gugur.

b. Serangan kedua

Belajar dari kekalahan pada 1628, Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, membangun lumbung beras untuk persediaan bahan makanan.

Pada serangan kedua 1629, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya. Tetapi informasi ini diketahui VOC, sehingga VOC berhasil menghancurkan kapal-kapal, rumah penduduk dan lumbung pasukan Mataram.

Pasukan Mataram pantang menyerah, terus berusaha mengepung Batavia, dan akhirnya berhasil menghancurkan Benteng Hollandia, dan mengepung Benteng Bommel.

Pada saat itu pula, tepatnya 21 September 1629, J.P. Coen meninggal karena penyakit kolera. Tetapi hal ini malah semakin membakar semangat Belanda, sehingga serangan pasukan Mataram kedua juga gagal.

c. Akhir Perang

Kegagalan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi mengepung Mataram. Semakin buruk ketika Sultan Agung wafat pada tahun 1646, dan diganti dengan Sunan Amangkurat I yang bahkan bersahabat dengan VOC dan kejam terhadap rakyat dan ulama, sehingga menimbulkan perlawanan rakyat, salah satunya dipimpin oleh Trunajaya.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya