Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Tradisi Palang Pintu dari Betawi

Tradisi Palang Pintu dari Betawi

- Kamis, 23 Maret 2017 | 16:40 WIB
Tradisi Palang Pintu dari Betawi

Palang Pintu atau acara buka palang pintu, merupakan salah satu acara dalam prosesi pernikahan adat Betawi. Apabila dirunut dari awal, prosesi pernikahan dalam adat Betawi terdiri dari Ngedelengin, Nglamar, Bawa Tande Putus, Buka Palang Pintu, Akad Nikah, Acare Negor, dan Pulang Tige Ari.

Secara etimologi, Palang Pintu berasal dari dua kata, yaitu Palang dan Pintu, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), palang memiliki arti kayu atau balok yang dipasang melintang pada pintu atau jalan. Sedangkan pintu adalah lubang atau papan untuk berjalan masuk atau keluar. Bila digabungkan, Palang Pintu berarti kayu atau balok yang dipasang melintang pada pintu dan bersifat menghalangi jalan masuk atau keluar. Di dalam struktur rumah adat Betawi tradisional, palang pintu dipasang melintang pada pintu rumah, yang bertujuan untuk mencegah maling atau orang asing masuk. Hal tersebut kemudian dijadikan sebagai kiasan atau perumpamaan pada istilah Buka Palang Pintu yang merupakan salah satu dari tradisi Betawi.

Tidak ada catatan khusus mengenai kapan dan dimana tradisi palang pintu Betawi ini dimulai. Kalaupun ada, sumber asal usul tradisi palang pintu tersebut bersifat lisan yang berupa kisah-kisah yang diceritakan secara turun temurun. Walaupun demikian, dipercaya bahwa tradisi palang pintu atau buka palang pintu pada zaman dahulu memiliki maksud untuk menguji ilmu bela diri pengantin laki-laki. Masyarakat Betawi telah mengenal para jawara tempo dulu, dimana ada tradisi ketika kita berkunjung ke suatu kampung, maka jawara kampung tersebut akan menguji kemampuan tamunya. Hal ini kemudian diadaptasi pada prosesi adat pernikahan Betawi. Tradisi Palang Pintu awalnya berasal dari Betawi Tengah dan Betawi Kota,sedangkan orang-orang betawi Pinggiran dan Betawi ora mengenal tradisi ini dengan sebutan sebut Dandang atau Tepuk Dandang
Rangkaian tradisi Palang Pintu, yaitu Shalawat Dustur, Balas Pantun, Beklai, dan Lantun.  Ke empat tahapan tersebut harus dilakukan oleh Jawara pengantin laki-laki sebagai syarat dari pelaksanaan Palang Pintu.

Tradisi buka palang pintu dapat dikatakan merupakan media komunikasi antara keluarga pengantin yang salah satunya adalah lewat seni sastra balas pantun. Selain itu tradisi Beklai turut menjaga tradisi dan adat istiadat masyarakat betawi dalam hal ilmu bela diri Pencak Silat yang saat ini sudah menjadi salah satu cabang olahraga.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya