Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Sama-sama dari Kedelai, Tapi Kandungan Gizi Tahu dan Tempe Itu Beda.

Sama-sama dari Kedelai, Tapi Kandungan Gizi Tahu dan Tempe Itu Beda.

- Rabu, 03 Januari 2018 | 14:00 WIB
Sama-sama dari Kedelai, Tapi Kandungan Gizi Tahu dan Tempe Itu Beda.

Tempe dan tahu merupakan makanan pendamping yang cukup popular di Indonesia. Selain harganya yang terjangkau, rasa dari kedua makanan berbahan kedelai ini juga pas di lidah orang Indonesia. Bagi mereka yang kurang menyukai daging, mengonsumsi tempe dan tahu bisa menjadi asupan protein pengganti. Kebanyakan orang mengira bahwa tempe dan tahu ini memiliki kandungan gizi yang sama karena sama-sama terbuat dari kedelai. Padahal sebenarnya, kedua makanan pendamping ini memiliki kandungan gizi yang berbeda.

1. Pertama, mari ketahui terlebih dahulu cara pembuatannya. Tahu dibuat dengan proses pengendapan sari pati kedelai, sedangkan tempe dibuat dengan proses fermentasi

Dua makanan pendamping ini jika ditinjau dari cara membuatnya memang berbeda. Tahu dibuat dengan cara mengendapkan sari pati kedelai yang dicampur dengan biang. Sari pati kedelai tersebut didapatkan dari biji kedelai yang direbus lalu digiling dan diperas untuk mendapatkan sari patinya. Sari pati dan air biang yang telah diendapkan, lalu dibuang air masamnya. Endapan tersebut barulah bisa dicetak menjadi tahu. Sementara pembuatan tempe lebih sederhana lagi. Biji kedelai direbus lalu diberi bibit jamur Rhyzopus oryzae atau yang dikenal dengan istilah ragi. Campuran biji kedelai dan ragi tersebut lalu difermentasikan atau didiamkan selama beberapa hari. Proses pembuatan tempe yang sederhana membuat pengubahan senyawa yang kompleks menjadi lebih sederhana, seperti karbohidrat dan protein. Hal ini membuat tempe lebih mudah dicerna dalam tubuh.

2. Dari segi protein tempe mengandung 15,4 gram sedangkan tahu mengandung 10 gram dalam porsi setengah cangkirnya

Karena terbuat dari kedelai, tahu dan tempe memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Namun di antara keduanya, kandungan protein tersebut berbeda kadarnya. Untuk satu porsi tahu atau tempe yang setara dengan setengah cangkir, tempe mengandung sebanyak 15,4 gram protein. Sedangkan tahu mengandung protein yang lebih sedikit yaitu 10gram. Dilihat dari segi kandungan protein, tempe memang memiliki kandungan yang lebih tinggi daripada tahu. Dilansir dari Jurnal Litbang Depkes, jumlah protein tahu banyak berkurang akibat proses pembuatannya. Pada pembuatan tahu, biji kedelai mengalami ekstraksi dengan air yang lebih banyak daripada pada proses pembuatan tempe.

3. Untuk kandungan serat, tempe memiliki 3,5 gram serat sementara tahu hanya memiliki 0,5 gram saja

Kedelai merupakan salah satu biji-bijian yang kaya akan serat. Hal tersebut berarti bentuk olahan kedelai juga mengandung serat yang cukup tinggi. Dilihat dari kandungan seratnya, temped an tahu juga memiliki kandungan yang berbeda meskipun berasal dari bahan baku yang sama. Dalam satu porsinya, tempe mengandung 3,5 gram serat sedangkan tahu hanya mengandung 0.5 gram serat. Kandungan serat yang dimiliki tempe lebih tinggi kemungkinan diakibatkan karena produk tersebut menggunakan biji kedelai secara utuh. Sedangkan tahu hanya dalam bentuk sari pati yang diendapkan, sehingga seratnya lebih banyak tersimpan pada ampasnya.

4. Kalori yang terkandung juga berbeda. Tempe memiliki 160 kandungan kalori sedangkan tahu hanya 97 kalori untuk setiap porsinya

Seorang dokter spesialis gizi klinis Samuel Oetoro mengatakan, kalori sebenarnya adalah satuan untuk energi. Energi didapatkan dari makanan. Itulah menapa setiap makanan memiliki kalori dalam jumlah yang berbeda-beda. Dilihat dari segi kalori, tempe dan tahu juga berbeda kandungannya. Dalam satu porsi, tempe akan menghasilkan 160 kalori sedangkan tahu menghasilkan 97 kalori. Hal tersebut berarti tempe akan memberikan energi banyak daripada tahu ketika dikonsumsi.

Dari informasi di atas, bisa disimpulkan bahwa tempe memang lebih sehat dalam hal kandungan gizi. Selain itu tempe juga lebih mudah dicerna sehingga nutrisi di dalamnya lebih cepat diserap oleh tubuh.  Namun kedua jenis makanan olahan ini sebaiknya tetap dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan protein nabati.

Cari Artikel Lainnya