Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Peneliti Pakai Darah Manusia untuk Kembangkan Laser

Peneliti Pakai Darah Manusia untuk Kembangkan Laser

- Kamis, 15 September 2016 | 08:31 WIB
 Peneliti Pakai Darah Manusia untuk Kembangkan Laser

 Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)pada dasarnya bukan hal baru bagi kehidupan manusia.

Meski tidak tergolong sebagai teknologi mutakhir, di tangan sekelompok ilmuwan dari University of Michigan mengembangkan laser dari darah manusia. Salah satu fungsi laser darah ini mampu mendiagnosa kemungkinan adanya tumor pada tubuh.

Cara kerja laser ini memanfaatkan media dara untuk menciptakan cahaya sebagai penanda adanya tumor. Laser darah memungkinkan jaringan dalam tubuh manusia menyala.

Titik yang mengeluarkan cahaya itulah yang kemudian didiagnosa sebagai lokasi tumor.

Meski diklaim potensial, namun peneliti mengakui belum menguji coba laser darah pada jaringan hewan yang hidup. Alasannya, tim masih perlu waktu untuk mencari tahu organ tubuh mana yang memainkan peran reflektif tersebut.
Mengutip Gizmodo, untuk membuat laser peneliti membutuhkan sumber cahaya, medium pemerkuat dan rongga reflektif.

Salah satu peneliti yang terlibat dalam riset, Xudong Fan mengatakan pada tahap pengembangan pertama timnya sudah sukses melewati cahaya dalam rongga laser kecil berisi darah manusi bercampur pewarna Indocyanine Green (ICG) dan telah mendapat persetujuan badan obat Amerika Serikat.

Tech Times melaporkan, laser darah lebih bertujuanuntuk melewati keterlambatan sinar inframerah, ultraviolet, dan cahaya yang tampak dalam visualisasi jaringan tubuh manusia.

Dalam pengujian, laser darah berguna untuk memberi tanda jika ada perubahan sel di dalam tubuh.

Tim peneliti menyebut selama proses pengujian, ICG terhitung tidak memncarkan laser apapu, tapi bisa bersinar jika telah tercampur darah. Dalam proses ini, terjadi penyuntikan pewarna ICG ke dalam aliran darah dan sinarnya bisa dilacak oleh kamera inframerah.

Namun tim memastikan laser darah bisa diaplikasikan dalam tubuh manusia.

Di tahun 2011, tim peneliti yang berbeda juga telah menggunakan bagian tubuh manusia lainnya yakni sel ginjal hidup untuk memperkuat cahaya.

Cari Artikel Lainnya