Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Mengenal Mythomania, Saat Si Pembohong Percaya Pada Kebohongannya Sendiri

Mengenal Mythomania, Saat Si Pembohong Percaya Pada Kebohongannya Sendiri

- Senin, 20 September 2021 | 09:00 WIB
Mengenal Mythomania, Saat Si Pembohong Percaya Pada Kebohongannya Sendiri

Anda pasti mengenal paling tidak satu orang dalam hidup Anda yang hobi berbohong. Anda mungkin bertanya-tanya, apakah sebenarnya ada yang salah dengan orang yang suka berbohong dan apakah hal tersebut termasuk gangguan psikologis. Nah, rupanya ada istilah khusus untuk orang yang selalu berbohong, yaitu mythomania atau psedulogia fantastica. Sudah pernah dengar istilah ini, belum? Yuk, berkenalan lebih jauh dengan mythomania di bawah ini.

Apakah itu mythomania?

Bohong patologis, atau yang salah satunya dikenal dengan sebutan mythomania, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sering melakukan kebohongan dalam jangka waktu yang lama (misalnya hampir seluruh hidupnya dipenuhi kebohongan) dan terus dilakukan, meskipun maksudnya berbohong bukan untuk mencari keuntungan.

Gangguan ini banyak terjadi pada mereka yang berusia 16 hingga 22 tahun, dengan perbandingan jenis kelamin yang seimbang antara pria dan wanita.

Pada orang dengan kondisi ini, kebohongan sudah menjadi bagian besar dalam hidupnya. Bahkan, tak jarang orang dengan kondisi ini memercayai kebohongannya sendiri sehingga ia tak bisa membedakan lagi mana yang fiktif dan mana yang nyata dari kehidupannya.

Dari mana asal usul mythomania?

Mythomania pertama kali ditemukan oleh psikiater asal Jerman bernama Anton Delbrueck. Pada tahun 1891, Anton Delbrueck memberikan nama pseudologia fantastica untuk menggambarkan sekelompok pasien yang kerap melakukan cerita bohong yang disertai dengan unsur khayalan atau fantasi dalam cerita mereka.

Apakah semua orang yang suka bohong mengidap mythomania?

Tidak, mythomania merupakan salah satu jenis dari kebohongan patologis. Kebohongan patologis sendiri memang dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Pseudologica fantastica atau mythomania.

  • Berbohong akibat kebiasaan (kebohongannya cepat ketahuan dan biasanya disertai gangguan neurologis seperti kesulitan belajar).

  • Berbohong yang disertai kebiasaan impulsif seperti mencuri, berjudi, dan belanja gila-gilaan.

  • Penipu yang suka mengganti identitas, alamat, dan profesi untuk menyamar jadi orang lain atau agar mereka seolah terlihat hebat di mata orang lain.

Dari semua jenis kebohongan patologis, mythomania merupakan jenis yang dianggap paling ekstrem, karena jenis ini menggabungkan fakta dan fantasi. Mereka yang mengalami mythomania kerap kali akan melakukan kebohongan dan merasa mendapatkan kesenangan dari kebohongan itu sendiri.

Akan tetapi, meski mereka tampaknya merasa senang, di dalam hati mereka tetap merasa bersalah dan mengetahui bahwa itu hal yang buruk, tapi mereka tetap akan berpura-pura dan menutupi kebohongan mereka. Bahkan kalau sudah parah, yang tadinya hanya kebohongan bisa diyakini sebagai suatu fakta oleh si pembohong itu sendiri.

Terdapat beberapa kriteria dari mereka yang mengalami mythomania, antara lain:

  • Cerita yang mereka katakan terdengar sangat nyata dan mereka mungkin menceritakan sesuatu berdasarkan kisah nyata orang lain.

  • Kecenderungan mereka membuat cerita yang bersifat permanen dan stabil.

  • Kebohongan tidak dilakukan untuk mendapatkan suatu keuntungan material.

  • Cerita yang mereka buat biasanya berkaitan dengan institusi penting kepolisian, angkatan darat, dan sebagainya. Mereka pun memiliki peran penting dalam institusi atau dalam cerita tersebut. Misalnya sebagai tokoh penyelamat atau sebagai korban yang tersakiti.

Bagaimana cara membedakan mythomania dan bohong biasa?

Bila dilihat berdasarkan tujuannya, jenis kebohongan ini berbeda. Berdasarkan sebuah penelitian pada tahun 2016, kebohongan umum biasanya dapat dilakukan karena beberapa alasan, seperti:

  • Keinginan untuk menutupi sesuatu mengenai dirinya.

  • Keinginan untuk memperoleh keuntungan.

  • Menutupi diri dari kesalahan yang dilakukan.

  • Rasa kurang percaya diri sehingga membuatnya berpura-pura jadi orang lain agar orang lain lebih menyukainya.

Sedangkan, kebohongan jenis mythomania tidak berkaitan untuk memperoleh keuntungan dan bersifat kompulsif-impulsif. Bahkan mereka akan tetap berbohong walau kebohongan tersebut berdampak buruk bagi diri mereka sendiri.

Selain itu, mereka yang mengalami mythomania umumnya melakukan kebohongan yang bersifat fantasi. Biasanya mereka akan mengatakan kebohongan mengenai sesuatu yang mereka khayalkan dan digabungkan dengan fakta yang ada. Sedangkan kebohongan yang umum biasanya hanya mengenai hal-hal seputar perasaan, pendapatan, pencapaian, kehidupan seksual, dan mengenai usia.

Bagaimana cara mengatasi mythomania?

Pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan oleh dokter ternyata cukup efektif untuk orang dengan kondisi ini. Karena itu, konseling bisa sangat membantu mereka. Dukung mereka untuk terus melakukan konseling dan mengikuti anjuran dokter.

Bila Anda memiliki kondisi ini, ingatlah bahwa untuk berubah dan memperbaiki diri, Anda tidak boleh berbohong pada dokter dan terapis yang akan membantu Anda.

Metode konseling yang dapat dilakukan dapat bermacam-macam. Dapat dilakukan konseling secara individual (terutama bila mereka tidak ingin orang lain di luar terapis mereka mengetahui segala kebohongan mereka, maka teknik ini dapat dipilih), maupun konseling yang dilakukan bersama pasangan, agar mereka mendapat dukungan dari pasangannya.

Cari Artikel Lainnya