Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Kenapa kita lupa di depan pintu

Kenapa kita lupa di depan pintu

- Senin, 27 Februari 2017 | 18:00 WIB
Kenapa kita lupa di depan pintu

Anda hendak melakukan sesuatu. Namun, lupa begitu membuka pintu.

Sering mengalami hal serupa? Fenomena ini kerap disebut "doorway effect", atau yang dalam istilah awam mengacu pada bagaimana kita memilah-milah berbagai hal dalam otak.

Misalnya begini. Anda hendak membersihkan rak dapur namun, saat masuk dapur, Anda lupa apa yang hendak Anda lakukan. Kelalaian seperti ini cenderung umum dirasakan banyak orang.

Para ilmuwan dulu meyakini bahwa memori manusia tak ubahnya lemari penyimpan berkas. Masing-masing pengalaman disimpan dalam satu map.

Saat Anda membutuhkannya, tinggal kembali dan membuka berkas yang dibutuhkan--yang tak berubah dan ada pada tempatnya.

Namun, itu salah. Otak manusia ternyata jauh lebih rumit dan kompleks daripada itu. Otak kita layaknya komputer adalah versi super canggih dengan berbagai aplikasi yang beroperasi secara bersamaan.

Sebuah studi pada 2011 menemukan bahwa doorway effect adalah hasil dari beberapa program dalam komputer otak yang berjalan bersamaan.

Para periset meminta 55 pelajar sebuah universitas untuk main gim komputer. Dalam permainan itu mereka berada dalam sebuah bangunan virtual, mengumpulkan dan membawa barang dari satu ruangan ke ruangan lain.

Beberapa waktu sekali selagi peserta melintasi ruang, gambar dari sebuah objek muncul di layar. Jika objek yang ditampilkan adalah yang mereka bawa atau yang baru saja mereka letakkan, mereka akan mengeklik "Ya".

Terkadang gambar-gambar ini muncul setelah para partisipan sudah masuk ke ruangan tertentu. Lain waktu, gambar ini muncul saat mereka masih berada di ruangan lain.

Para periset kemudian membangun versi nyata dari gim tersebut, lalu mengulang eksperimen itu. Mereka menggunakan kotak untuk menyembunyikan objek yang dibawa para partisipan agar bisa memeriksa ulang.

Hasil kedua eksperimen ini sama. Aktivitas sederhana seperti berjalan melintasi ruangan dapat membuat seseorang lupa apa yang hendak mereka lakukan.

Masalahnya bukan soal jarak. Para periset bertanya pada partisipan setelah mereka berjalan di dalam sebuah ruangan, dan antar ruangan. Di dalam ruangan, sebagian besar memori mereka utuh. Namun begitu melintasi ruangan lain, perubahan terjadi.

Akhirnya disimpulkan bahwa otak para subjek penelitian mempersepsikan ambang pintu sebagai semacam titik lepas. Saat kita masuk ke ruangan baru--setelah melewati pintu--otak mengirim sinyal pada memori bahwa kita masuk ke ruangan baru, otak pun melakukan penyesuaian.

Jadi, saat berada di ruang tengah Anda sudah berniat membersihkan rak dapur, namun yang terjadi saat masuk dapur, Anda malah mengambil kudapan dan kembali ke ruang tengah.

Sering kali kita--seperti para subjek penelitian--berusaha memadukan berbagai tugas sekaligus, kesadaran akan ruang, gerakan, dan memori. Namun masing-masing tugas tersebut tentu membutuhkan perhatian, padahal kita tak bisa memusatkan perhatian pada banyak hal sekaligus.

Jika Anda kerap merasa lalai yang serupa, tak perlu khawatir. Sebab, hal ini tak lantas menakar kecerdasan, kesabaran, maupun seberapa dapat diandalkannya Anda. Ini adalah masalah umum yang kerap dihadapi banyak orang.

Pun demikian, ada banyak cara untuk mengasah memori dan memelihara ingatan dengan baik.

Cari Artikel Lainnya