Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Kenapa Makanan Asin Bisa Bikin Sakit Kepala?

Kenapa Makanan Asin Bisa Bikin Sakit Kepala?

- Kamis, 04 Januari 2018 | 14:00 WIB
Kenapa Makanan Asin Bisa Bikin Sakit Kepala?

Tahukah Anda bahwa garam tersembunyi dalam berbagai makanan? Garam atau sodium ada secara alami di sebagian besar makanan, mulai dari garam meja, susu, buah bit, seledri, hingga produk makanan monosodium glutamat (MSG), soda kue, saus, dan kecap. Makanan beku, makanan ringan olahan, daging olahan, sup kaleng, keju, sereal, dan roti juga mengandung garam.

Dan ada satu jenis makanan yang amat disukai namun tinggi sekali garamnya, yaitu makanan cepat saji. Tahukah Anda jika makanan asin ini bisa membuat Anda sakit kepala dan merasa pusing? Bagaimana bisa? Cari tahu di sini.

Kenapa makanan asin bisa bikin pusing?

Garam mengandung natrium, zat yang dibutuhkan tubuh. Fungsinya untuk mengontrol tekanan dan volume darah, menjaga kadar cairan dalam tubuh, dan membantu kerja otot dan saraf (mengirim impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh). Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, justru akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) yang pada akhirnya menimbulkan stroke atau penyakit jantung.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Welch Center for Prevention, Epidemiology and Clinical Research at Johns Hopkins, seseorang yang mengonsumsi makanan asin sekitar tiga gram sehari, atau hanya setengah sendok teh akan terhindar dari sakit kepala dibandingkan mereka yang mengonsumsi hingga sembilan gram sehari.

Penelitian ini melibatkan 390 orang yang diberikan menu makanan asin delapan gram per hari, lalu diturunkan menjadi enam gram per hari, dan diturunkan lagi menjadi empat gram per hari dalam periode waktu yang berbeda-beda. Satu periodenya berlangsung selama 30 hari.

Para peneliti ini mencatat perbedaan efek samping yang dirasakan setiap partisipan. Saat partisipan mengonsumsi makanan asin delapan gram per hari, mereka mengalami efek samping seperti sakit kepala, kembung, mulut kering, kehausan, lelah, hingga mual-mual. Berbeda jika mereka menerima asupan garam tiga atau empat gram per hari, mereka tidak merasakan pusing atau sakit kepala. Jadi, jika Anda sering merasa sakit kepala atau pusing, perhatikan makanan yang Anda konsumsi. Mengurangi konsumsi garam kemungkinan besar bisa mengatasi rasa pusing yang Anda rasakan.

Bagaimana caranya agar kita tak kelebihan garam?

Jika setiap makanan yang Anda konsumsi mengandung garam, bayangkan seberapa tinggi tumpukan garam dalam tubuh. Padahal jumlah maksimal asupan garam yang disarankan masuk ke dalam tubuh tiap harinya hanya 6 gram. Jumlah tersebut direkomendasikan untuk anak usia 11 tahun hingga orang dewasa. Tentunya semakin kecil usia anak, semakin sedikit pula asupan garam yang boleh masuk ke tubuh.

Oleh karena itu, mari kurangi asupan garam dengan cara diet garam berikut ini:

  • Kurangi pemakaian garam saat memasak.
  • Jika membeli makanan olahan, disarankan untuk membaca label dan pilih yang kandungan natrium atau sodiumnya rendah. Makanan sangat rendah sodium kandungannya kurang dari 35 mg/penyajian, sedangkan rendah sodium 140 mg/penyajian.
  • Konsumsi lebih banyak makanan segar seperti sayuran dan buah-buahan segar. Mengapa? Karena jumlah garam alaminya rendah. Pilih juga daging segar daripada daging olahan seperti bacon atau sosis.
  • Ketika memasak, gunakan bahan-bahan seperti lada, bawang putih, jahe, cabai, jeruk nipis, adas, tomat, paprika, oregano, seledri sebagai bumbu, bukannya garam.
  • Jika Anda makan di restoran, minta agar jumlah garam dan berbagai saus dikurangi.
  • Batasi penggunaan bumbu atau saus yang mengandung sodium seperti kecap, saus salad, saus tomat, mostar, dan lain-lain.

Meski asupan dikurangi dengan menjalankan diet garam, jangan sampai tubuh kekurangan atau bahkan tidak mendapatkan garam sama sekali. Jika kadar garam dalam darah terlalu rendah, Anda bisa terkena penyakit hiponatremia dengan gejala berupa berubahnya kondisi mental, sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, dan kejang otot.

Cari Artikel Lainnya