Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Ini Alasan Mengapa Teh di Jawa Barat Rasanya Tawar Sementara di Jogja Rasanya Manis!

Ini Alasan Mengapa Teh di Jawa Barat Rasanya Tawar Sementara di Jogja Rasanya Manis!

- Jumat, 18 Desember 2020 | 11:00 WIB
Ini Alasan Mengapa Teh di Jawa Barat Rasanya Tawar Sementara di Jogja Rasanya Manis!

Buat kamu yang datang dari Jakarta atau Sumatra ke Jogja atau Jawa Tengah untuk berwisata kuliner, pasti akan heran pada manisnya masakan di Jawa. Teh rasanya manis banget, gudeg manis juga, tahu tempe bacem manisnya nggak ketulungan, sampai sambal pun nggak pedes tapi manis. Wah kenapa semua makanan di Jogja atau Jawa Tengah manis semua?

Simpel sih, karena orang Jogja dan Jawa Tengah memang manis-manis. Hahaha. *Kemudian dikeplak netizen*

Hal ini mungkin akan sangat dirasakan oleh perantauan yang kemudian kuliah di Jogja. Pada awalnya pasti akan terheran-heran dengan rasa manis yang bisa kamu temukan di hampir semua jenis makanan. Sementara itu, di daerah lain lebih menonjol rasa gurih ala bumbu rempah-rempah nusantara, eh Jogja, Jawa Tengah dan sekitarnya justru manis semua. Kira-kira kenapa ya?

Rasa teh di Jawa Barat kok tawar sementara di Jawa Tengah manis? Apa orang Jawa Barat pelit gula?

Di Bandung, kalau kamu pesen teh pasti akan dikasih teh tawar. Kecuali kamu minta teh manis, baru deh tehnya dikasih gula. Bagi orang Jawa Barat, yang namanya teh ya tawar. Sementara di Jawa, ketika kamu minta teh pasti mendapat teh yang (sangat) manis. Ya, bagi sebagian orang, terutama luar Jawa akan terkejut dengan rasa manis teh di Jogja/ Jawa Tengah.

Ternyata ada sejarah panjang mengapa bisa terjadi perbedaan seperti itu. Ini bermula sejak era tanam paksa yang digagas pemerintah kolonial Belanda.

Tanah di Jawa Barat cocoknya ditanami teh, sementara tanah di Jawa Tengah sampai Jawa Timur lebih cocok ditanami tebu. Tak heran banyak dibangun pabrik gula di sana

Dalam menjawab pertanyaan di judul tulisan ini, tentu kita nggak bisa melepaskannya dari sejarah. Semua bermula pada tahun 1830 ketika Jawa memasuki era tanam paksa. Gubernur Jenderal Van der Bosch memberlakukan tanam paksa karena Belanda menghadapi masalah keuangan akibat Perang Diponegoro. Berdasarkan kualitas tanah, tanah di Jawa Barat ditanami teh dan kopi sementara di Jawa Tengah hingga Jawa Timur digunakan sebagai lahan penghasil gula alias ditanami tebu.

Teh yang berkualitas baik pun diekspor ke luar negeri sementara gagangnya disisakan untuk pribumi. Gagang teh dan air panas sudah jadi minuman teh. Makanya teh di Jawa Barat terasa begitu tawar. Sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur terjadi bencana kelaparan karena lahan pertanian padinya berubah jadi ladang tebu.

Adanya banyak pabrik gula ini yang bikin orang Jawa bagian tengah lebih menyukai makanan manis. Makanya lidah orang Jawa lebih lekat dengan rasa manis

Dulunya, hampir di setiap kabupaten di Jawa Tengah dan Timur dibangun pabrik gula. Makanya tak heran bila makanan di daerah-daerah itu (terutama Jogja) sangat menjunjung cita rasa manis. Sayuran, lauk pauk, minuman, bahkan sambal juga manis. Kopi yang dikenal sebagai minuman pahit pun Gudeg yang sangat manis jadi ikon Kota Jogja. Kalau di Jawa Timur sendiri lebih dominan rasa gurih dan asin karena banyaknya nelayan dan luasnya pesisir, manisnya biasa aja. Sementara di Jawa Barat nggak suka makanan manis. Di sana lebih menyukai lalapan dan makanan dengan rasa-rasa yang lebih netral.

Jadi udah tahu ‘kan asal usulnya kenapa di Jawa Barat tehnya berasa tawar dan di Jogja rasanya manis kebangetan? Catat ya siapa tahu masuk di ujian. Hehehe.

Cari Artikel Lainnya