Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Hitung Kalori Makanan agar Asupan Nutrisi Tak Berlebih

Hitung Kalori Makanan agar Asupan Nutrisi Tak Berlebih

- Kamis, 19 Januari 2017 | 17:30 WIB
Hitung Kalori Makanan agar Asupan Nutrisi Tak Berlebih

Bukan perkara mudah menghitung semua kalori yang dihasilkan dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh. Sebab, dalam sehari, minuman dan makanan yang disantap beragam. Menghitung berapa kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang diasup pun bisa jadi perkara rumit.

Untuk memudahkan penghitungan total nutrisi itu, terutama gula, Indonesian Hydration Working Group (IHWG) membuat aplikasi bernama Kalkulator Asupan Gula 24 (Kuala24). IHWG adalah kelompok kerja ilmiah yang berfokus pada masalah hidrasi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat Indonesia.

Kuala24 juga menghitung energi, karbohidrat, protein, lemak, gula, air, dan natrium alias garam. Ketika seseorang mengetik “lemper”, akan muncul jumlah 1.881,1 kilokalori energi, 35,5 gram karbohidrat, 4,2 gram lemak, 2,2 gram protein, 0 miligram natrium, 0 gram gula, dan 0 gram air. Ada pula kalkulator asupan gizi untuk menghitung semua makanan yang dikonsumsi seharian.

Agar lebih mudah memasukkan data, disediakan kategori waktu makan, yakni sarapan, cemilan pagi, makan siang, camilan siang, makan malam, dan camilan malam. Juga terdapat hitungan kebutuhan nutrisi harian yang disesuaikan dengan profil pengguna, yakni umur, tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. Sehingga akan ketahuan jika makanan dan minuman yang disantap setiap hari melebihi atau kurang dari kebutuhan.
 

 

Wakil Ketua IHWG Aida Riyanti mengatakan kelompoknya membuat kalkulator ini karena angka obesitas global meningkat, termasuk di Tanah Air. Salah satu penyebabnya adalah asupan gula berlebih. Untuk orang normal, Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi gula tak lebih dari lima sendok per hari. Ini sudah termasuk gula yang terdapat dalam makanan dan minuman.

Gula dibutuhkan untuk menghasilkan energi sehingga tubuh bisa beraktivitas. Tapi terlalu banyak gula juga dapat mendatangkan masalah, seperti kegemukan, yang memicu diabetes; dan penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke. “Kelebihan gula berpengaruh pada tubuh, mendatangkan banyak masalah,” kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu.

Mereka membuat aplikasi untuk ponsel pintar. Media ini dipilih lantaran pengguna telepon pintar di Indonesia sangat banyak. Data eMarketer--lembaga riset digital yang berbasis di New York, Amerika Serikat--menyebutkan jumlah pengguna telepon pintar di Indonesia menduduki peringkat ketiga di Asia Pasifik setelah Cina dan India. Tahun lalu, pemakainya mencapai 55,4 juta orang. Lembaga itu memperkirakan angka ini akan terus tumbuh hingga 92 juta pada 2019.

Aziz Jati Ananda, salah seorang pengembang dan peneliti aplikasi ini, mengatakan sudah bertanya ke banyak pakar, termasuk ahli gizi dan pengembang teknologi informasi ihwal aplikasi ini. "Hasil konsultasi itu menyimpulkan, ke depan, menghitung gizi akan menggunakan alat, apps seperti ini salah satunya," ujar lulusan magister ilmu gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Dalam aplikasi tersebut, mereka membenamkan daftar makanan dan minuman yang terdaftar di BPOM yang bisa diakses di Internet. Tapi, karena di sana tak dicantumkan komposisi dan kandungan nutrisi makanan dan minuman itu, tim mengecek satu per satu muatan tersebut di kemasan tiap produk. Ini yang memakan waktu lama karena mereka mencantumkan hampir 7.000 produk di aplikasi.

Setelah sekitar delapan bulan dikembangkan, mereka mengujinya ke 59 anak dan remaja dari kelas 2 sekolah dasar sampai kelas 2 sekolah menengah pertama di Jakarta Timur. Kuala24 dipasang di ponsel mereka selama sepekan. Mereka lalu diminta menilai aplikasi ini, dari tampilan, desain, hingga kontennya. "Menurut mereka, menarik," tutur Aziz.

Anak-anak tersebut juga banyak memberikan masukan. Salah satunya, variasi makanan yang kurang kompleks. Di sana tak terdapat kadar nutrisi makanan atau minuman yang dijual di jalanan, yang justru sering mereka konsumsi, seperti cilok, bakso pentol, dan cireng. Hanya produk yang terdaftar di BPOM yang tersedia. IHWG berencana menambahkan usulan tersebut.

Saat ini aplikasi tersebut masih dalam bentuk beta alias masih dalam tahap percobaan, belum bisa disebut tipe yang sempurna. Rencananya, dalam satu-dua pekan, Kuala24 akan tersedia di App Store untuk Android. Meski diujicobakan ke anak-anak dan remaja, aplikasi ini bisa digunakan orang dewasa.

Yong Eu Leong, profesor dari National University of Singapore, yang mendengar paparan tentang Kuala24 ini, tertarik oleh aplikasi tersebut. Ia menanyakan apakah aplikasi ini bisa digunakan di Singapura. Tapi, kata Aziz, Kuala24 belum bisa dibawa ke luar negeri karena makanan yang terdaftar baru yang dijual di dalam negeri. "Makanan Indonesia dan Singapura berbeda," kata dia.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolilk, dan diabetes, Em Yunir, mengatakan aplikasi tersebut akan sangat membantu orang yang ingin mengontrol makanan yang dikonsumsi, termasuk penderita diabetes. Dengan aplikasi semacam ini, orang akan lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi. "Misalnya, setelah dihitung ternyata gulanya kelebihan, sehingga yang tadinya mau pesan teh manis diganti air putih saja," ujarnya.

Diabetes tipe dua, kata dia, terjadi karena asupan kalori berlebih, baik yang berasal dari karbohidrat, protein, maupun lemak. Lama-kelamaan, timbunan kalori itu menjadi lemak. Tabungan lemak juga tersimpan dalam hati dan pankreas, tempat insulin berasal. Sel-sel lemak yang mendekam di pankreas bisa menyumbat pankreas dan membuatnya menghasilkan sedikit insulin. Padahal hormon tersebut diperlukan oleh tubuh untuk mengubah kalori yang dikonsumsi menjadi glukosa, yang kemudian diproses menjadi energi. Jika hormon insulin tidak ada, glukosa tak dapat masuk ke sel dan tetap berada di dalam pembuluh darah, sehingga kadar glukosa di dalam darah meningkat. Perlahan-lahan, jadilah diabetes.

Di sinilah petaka bermula. Menurut Yunir, kadar gula yang tinggi di dalam tubuh akan merusak semua pembuluh darah yang ada di badan. Karena itu diabetes bisa menyebabkan banyak komplikasi. Jika kerusakan pembuluh darah itu terjadi pada mata, bisa menyebabkan retinopati diabetik. Jika di jantung, akan menyebabkan penyakit jantung koroner, dan di otak bisa mengakibatkan stroke. "Masalah disfungsi ereksi juga bisa terjadi," tuturnya.

Ia mengatakan penderita diabetes sekarang semakin muda, yakni berumur 30-an tahun. Karena itu pengaturan asupan kalori, baik yang berasal dari gula langsung maupun sumber kalori lain, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, sangat penting. “Lebih baik diatur daripada sampai merambat menjadi komplikasi,” katanya.

Cari Artikel Lainnya