Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Di Kanada, Perempuan Dilarang Pakai Sepatu Hak Tinggi

Di Kanada, Perempuan Dilarang Pakai Sepatu Hak Tinggi

- Senin, 17 April 2017 | 10:00 WIB
Di Kanada, Perempuan Dilarang Pakai Sepatu Hak Tinggi

Mungkin kini wanita punya alasan untuk pindah kerja ke Kanada. Pasalnya, provinsi British Columbia (BC), Kanada menerbitkan hukum soal larangan memakai sepatu hak tinggi di lingkungan kerja.

Pemerintah provinsi BC mengumumkan hal ini pada Jumat lalu. Pihak pemerintah menganggap tuntutan penggunaan sepatu hak tinggi saat bekerja tidaklah aman. Pegawai perempuan beresiko cedera dan kaki dapat terluka karena pemakaian sepatu dalam waktu lama.

"Perubahan ini untuk meyakinkan karyawan perempuan untuk menjaga bagian terpenting dari tubuh mereka, yakni kaki aman," kata Shirley Bond, Menteri Tenaga Kerja dalam rilisnya seperti dikutip dari The Huffington Post (10/4).

Aturan ini memastikan setiap tempat kerja punya desain, rancangan dan bahan alas kaki yang aman bagi pegawai saat bekerja, dan memastikan pegawai tidak meenggunakan alas kaki yang tidak sesuai standar.

Resminya aturan baru ini, pegawai harus memperhatikan faktor keselamatan saat memilih alas kaki yang wajib dipakai seperti lingkungan kerja yang medannya tidak rata, perlindungan untuk pergelangan kaki, penopang kaki dan resiko tersandung.

Selain melindungi pegawai, rilis ini juga menyebutkan bahwa Undang-Undang Hak Asasi Manusia BC sudah ada perlindungan terhadap diskriminasi berdasarkan gender, yang mana bisa termasuk aturan seragam berdasarkan gender.

Larangan soal kewajiban pemakaian sepatu hak tinggi ini muncul karena beredarnya foto perempuan Kanada dengan kaki berdarah serta cerita di baliknya. Foto dan cerita ini kemudian menjadi viral.

Perempuan itu diduga 'dicaci maki' karena mengganti sepatu hak tingginya dengan sepatu hak datar atau flats saat bekerja di restoran. Walau faktanya, sepatu hak tinggi yang emmang wajib dipakainya membuat kaki perempuan itu berdarah bahkan salah satu kuku kakinya terlepas.

Saat dikonfirmasi, restoran itu mengatakan pada The Huffington Post bahwa aturan soal seragam kerja sudah berubah, sehingga flats bisa jadi alas kaki saat bekerja.

Sementara itu, di tempat lain, aturan soal seragam juga masih di bawah pengawasan. Pada Mei 2016, perempuan Inggris yang bekerja sebagai resepsionis diminta pulang karena tidak memakai sepatu hak tinggi. Pengalaman ini membuatnya mulai melayangkan petisi dengan lebih dari 150ribu tanda tangan dan dibawa ke Parlemen.

Di Amerika Serikat, ada kesenjangan antara level pusat dan daerah. Equal Employment Opportunity Commission berkata bahwa pegawai diperbolehkan menetapkan seragam yang sesuai untuk semua pegawai atau pegawai dengan kategori pekerjaan tertentu, dengan pengecualian dibuat untuk pegawai dengan agama tertentu atau pegawai penyandang disabilitas.

Komisi Hak Asasi New York City, di sisi lain mengumumkan arahan baru pada Desember 2015, yang mana menyebutkan pemakaian seragam berdasarkan gender bisa jadi pelanggaran hukum.

Sulit dipercaya ketika pada 2017 masih ada pembicaraan soal perempuan wajib atau tidak wajib memakai sepatu tertentu. Tapi kabar dari BC ini jadi langkah tepat.

Cari Artikel Lainnya