Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Asal-Usul Dan Sejarah Dari Tanaman Putri Malu

Asal-Usul Dan Sejarah Dari Tanaman Putri Malu

- Sabtu, 12 Maret 2022 | 13:00 WIB
Asal-Usul Dan Sejarah Dari Tanaman Putri Malu

Putri Malu

Ada sejenis tanaman yang mudah terkejut bila disentuh sedikit saja, yang apabila daunnya diraba maka ia akan merunduk atau menutup seolah-olah layaknya seorang putri yang malu bila disentuh oleh seorang pangeran. Sebab itulah tanaman ini dinamakan “Putri Malu”. Selain nama itu, tanaman ini juga dinaman “Si Kejut”. Tanaman ini hidup atau tumbuh berbaring di tanah, namun demikian tanaman ini juga dapat memanjat atau setengah perdu. Daunnya bersirip genap, bentuk bijinya kecil-kecil bulat dan pipih, mempunyai akar yang kuat dan batangnya mempunyai duri dan mempunyai bunga yang berwarna merah atau ungu.

Tanaman putri malu (Mimosa pudica linn) berasal dar Amerika Selatan atau tepatnya dari Negara Brazil. Di Brazil tanaman putri malu ini sudah dikenal sejak tahun 1804. Tanaman ini termasuk kedalam jenis tanaman liar, karena tanaman ini jarang atau tidak dipelihara orang secara khusus, dan dapat tumbuh dimana saja, sebab pada waktu itu tanaman ini belum diketahui akan manfaat serta kegunaannya bagi manusia. Negara Brazil adalah Negara yang beriklim panas, karena Negara Indonesia juga mempunyai iklim yang hampir sama dengan iklim dimana asal dari tumbuhan ini, yaitu iklim tropis. Maka tanaman inipun dapat tumbuh dengan suburnya di Negara Indonesia di daerah mana saja, baik itu pada tanah yang lebab ataupun pada tanah yang gersang sama sekali. Sebab tanaman putri malu ini dapat hidup dan berkembang biak tanpa mengenal musim, dan tanaman ini berkembang biak dengan bijinya.

Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan maka ia akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsangan tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang dipengaruhi oleh rangsangan sentuhan (tigmonasti), yaitu seperti gerakan tigmonasti daun putri malu yang tidak peduli dari mana arah datangnya sentuhan. Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya. Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.

Ada sebuah cerita mengenai tanaman putri malu ini. Konon, rasa malu yang dimiliki tanaman putri malu itu berasal dari seorang putri raja yang sangat cantik jelita, Putri Kaniawati namanya. Kecantikan Putri Kaniawati tersebar ke seluruh penjuru negeri. Karena itu, banyak pemuda yang datang untuk melamarnya, termasuk Pangeran Jaka Amparan, putra Raja Mahesajati dari Kerajaan Pasirmaya. Namun sayang, sang putri memiliki rasa malu yang berlebihan. Setiap ada orang yang ingin menemuninya, ia langsung menghindar. Para pemuda itu pun pulang dengan penuh rasa kecewa. Berbeda dengan Pangeran Jaka Amparan, ia berusaha menyusun strategi untuk dapat melihat wujud sang putri. Sebab paras dari Putri Kaniawati telah membuat sang pangeran terpesona. Di tengah keterpanaannya, tanpa disadari ia beradu pandang dengan sang putri. Putri Kaniawati tersentak kaget dan ia pun menjerit. Sesaat kemudian, tubuhnya terkulai lemas dan jatuh pingsan. Demikianlah sekelumit kisah cerita rakyat mengenai Asal-Usul Nama Tanaman Putri Malu ini.

Cari Artikel Lainnya