Home » Kongkow » Materi » 3 Jenis Sudut Pandang dalam Cerita

3 Jenis Sudut Pandang dalam Cerita

- Selasa, 01 Maret 2022 | 09:19 WIB
3 Jenis Sudut Pandang dalam Cerita

Sudut pandang dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.

Sudut pandang sendiri adalah arah pandang seorang pengarang dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan bisa disampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya.

Sederhananya, sudut pandang ialah cara penulis dalam memandang atau menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Sudut pandang yang dipilih oleh pengarang akan menentukan gaya dan corak cerita.

Baca juga: Struktur Teks Ulasan yang Lengkap dan Sistematis

Sudut pandang sendiri dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.

1. Sudut Pandang Orang Pertama

Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku" atau “saya" atau juga “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, Kamu seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat penulis. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.

Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan.

  • Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama)

Sesuai dengan namanya Sudut pandang orang pertama (tokoh utama), si penulis seolah-olah ‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first person central).

Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku" lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut.

Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada peristiwa/tokoh di luar diri “aku", peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan dengan tokoh “aku".

  • Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)

Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh “aku" dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.

Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku" pada teknik ini hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama.

Baca juga: Persamaan dan Perbedaan antara Teks Anekdot dengan Humor

2. Sudut Pandang Orang Ketiga

Pada sudut pandang orang atau pihak ketiga kata yang biasa digunakan adalah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.

Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga.

Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia" di dalam cerita.

Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.

  • Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)

Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.

Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti “ia" atau “dia", kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).

  • Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)

Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat hampir sama dengan sudut pandang serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu. Pada sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat, penulis menceritakan hanya sebatas pengetahuannya saja.

Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

3. Sudut Pandang Campuran

Pada sudut pandang campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya