Home » Kongkow » Bahasa Indonesia » Persamaan dan Perbedaan antara Teks Anekdot dengan Humor

Persamaan dan Perbedaan antara Teks Anekdot dengan Humor

- Kamis, 23 September 2021 | 08:05 WIB
Persamaan dan Perbedaan antara Teks Anekdot dengan Humor

Teks Anekdot dan Humor merupakan dua bentuk cerita yang sama-sama lucu. Selain kesamaan tersebut, keduanya juga memiliki beberapa kesamaan yang lain, diantaranya:

  1. Berjenis teks naratif

  2. Menceritakan kembali suatu kejadian di masa lalu.

  3. Memiliki struktur tekst Orientasi yakni bagian pengenalan cerita, tokoh, tempat, dll.

  4. Ciri bahasanya menggunakan bentuk kalimat untuk menceritakan kejadian di masa lampau dan menggunakan kata kerja aksi.

Sebelum itu tahukah kalian apa itu teks Anekdot dan Humor?

Anekdot adalah sebuah cerita singkat lucu dan menghibur yang biasanya merupakan pengalaman dari seseorang. Teks anekdot bertujuan untuk bukan sekedar menghibur pembacanya, namun juga menyindir.

Baca Juga: Materi Teks Anekdot Lengkap

Materi Teks Anekdot Lengkap

Read more: https://www.utakatikotak.com/Materi-Teks-Anekdot-Lengkap/kongkow/detail/20770#

Sedangkan, humor adalah sesuatu yang bersifat lucu yang mendengar maupun melihatnya. Humor itu tidak hanya bersifat sebagai penghibur saja, namun dalam penelitian humor juga memiliki ciri-ciri atau bentuk dan fungsi sendiri.

Teks anekdot memiliki struktur abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda, sedangkan teks humor hanya memiliki orientasi. Untuk membandingkan teks anekdot dan teks humor,coba kalian perhatikan Perbedaan Teks Anekdot dan Humor berikut

Teks Anekdot

Ide Cerita: berasal dari cerita nyata

Isi: Masalah terkait tokoh publik atau yang menyangkut orang banyak

Fungsi Komunikasi: Menyampaikan kritik atau sindiran

Humor

Ide Cerita: Rekaan atau tidak nyata

Isi: Masalah kehiupan sehari-hari atau umum

Fungsi Komunikasi: Menghibur

A. Contoh Teks Anekdot

 

Abstrak:

Tinggal dan bekerja di luar negeri adalah pengalaman yang mengubah hidup di mana pun kamu berasal dan ke mana kamu pergi. Kecerobohan budaya tidak bisa dihindari. Kesalahan bahasa bisa sangat lucu dan memalukan dan teman-teman dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga. Melalui saat-saat yang membentuk kehidupan kita, kita belajar banyak pelajaran. Ada kisah lucu yang masih segar diingatan hingga sekarang.

Orientasi:

“Baik. Napas dalam-dalam. Kamu bisa melakukannya.” Ujarku.

Aku datang untuk menonton pertunjukan wayang kulit tradisional Jawa. Tapi teman saya pergi dengan santai memberi tahu saya bahwa saya akan berpidato sepuluh menit. Ketika istirahat dari pertunjukan wayang kulit 8 jam datang, aku melawan keinginan untuk berlari dan perlahan-lahan pindah ke depan panggung.

Aku berdiri di sebelah dalang, satu-satunya dalang yang bertanggung jawab untuk menghembuskan kehidupan ke lusinan boneka. Salah satu dari empat penyanyi wanita di depan yang, bersama dengan musisi gamelan menggarisbawahi pertunjukan, memberi aku mikrofon.

Dalang memulai sedikit tanya jawab dengan aku. Aku menggelepar menjawab pertanyaannya karena mereka dalam bahasa Indonesia dan Jawa dan saya di depan banyak orang dan gugup sekali.

Krisis:

Lalu dia bertanya padaku apa sebutan penyanyi wanita di depan. Cahaya kepercayaan yang hangat memenuhi tubuh saya.

“Singkong,” kataku, dadaku membusung dengan bangga dan senyum kemenangan menyebar di wajahku. Akhirnya, pertanyaan yang saya tahu jawabannya.

Kemudian seluruh hadirin tertawa terbahak-bahak. Semua kepercayaan diri menguap, dadaku mengempis, dan senyum itu mendarat di dekat kakiku.

“Sinden,” sang dalang mengoreksi.

Reaksi:

Singkong berarti “singkong.”  Ya singkong. Aku baru saja memanggil empat wanita Jawa yang berbeda, gemerlap, dan luar biasa menyanyikan wajah mereka dari singkong. Singkong adalah umbi ya Tuhan aku malu sekali.

Koda:

Dan sekarang, selamanya kenangan itu melekat ke dalam ingatanku, singkong dan definisinya. Aku tidak akan pernah lupa.

B. Contoh Cerita Humor

 

Cerita Lucu Di Pengadilan

Hakim: "Anda kenal dengan tersangka?"
Saksi: "Tidak pak!"
Hakim (mengulang): "Anda tidak kenal dengan orang ini?"
Saksi: "Kalau dia kenal, namanya Kadir, bukan Tersangka."
Hakim (mulai jengkel): "Jadi anda kenal dengan saudara Kadir?"
Saksi: "Tidak Pak."
Hakim (geram): "Lhoo... Tadi katanya kenal?!"
Saksi: "Sama Kadir kenal, sama saudaranya tidak!"
Hakim: "GRRRRR!" *Lempar saksi pake palu*

Sumber :
Cari Artikel Lainnya