Home » Materi » Geografi » Kondisi Geografis dan Karakteristik Negara Anggota ASEAN

Kondisi Geografis dan Karakteristik Negara Anggota ASEAN

- Rabu, 20 Juli 2022 | 10:00 WIB
Kondisi Geografis dan Karakteristik Negara Anggota ASEAN

Asia Tenggara (ASEAN) merupakan kepanjangan dari Association of Southeast Asian Nations adalah suatu organisasi dibidang politik dan ekonomi yang didirikan oleh Negara-negara dikawasan Asia Tenggara yang terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Kota Bangkok ( Thailand ).

Dibentuknya ASEAN ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat mengembangkan kebudayaan negara-negara anggotanya, dapat menjaga stabilitas dan perdamaian serta dapat memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk membahas perbedaan dengan secara damai.

Jumlah Anggota ASEAN saat ini menjadi 10 Negara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja.

Letak Astronomis dan Geografis negara-negara ASEAN

Asia Tenggara atau ASEAN diapit oleh dua benua yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Karena diapit dua samudra dan dua daratan benua mengakibatkan kawasan Asia Tenggara ini memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering (kemarau).

Pergantian musim ini dalam setahun terjadi sekitar setengah tahun sekali yang ditandai oleh musim pancaroba. Sebagai musim peralihan dari musim kemarau menjadi musim hujan atau sebaliknya.


Gambar: Letak ASEAN

Letak astronomis Asia Tenggara berada antara 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT. Karena letak astronomisnya, negara-negara di kawasan ASEAN termasuk ke dalam iklim tropis.

Letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa yang merupakan garis jarak terdekat bumi dengan garis edar matahari, maka intensitas sinar matahari yang diterima di kawasan ASEAN cukup tinggi.

Sedangkan letak geografis ASEAN memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara: RRC, Teluk Tonkin, dan Laut Cina Selatan

- Sebelah barat: Bangladesh, Teluk Benggala, dan Laut Andaman

- Sebelah selatan: Samudra Hindia dan Australia

- Sebelah timur: Samudra Pasifik dan Papua Nugini

Kondisi Bentang Alam

Kawasan Asia Tenggara dengan letak geografis dan letak astronomis yang sangat strategis membuat kondisi bentang alamnya dapat dilihat dari adanya dataran tinggi, pegunungan dan dataran rendah yang ada.

Kawasan Asia Tenggara merupakan pertemuan gugus utama pegunungan lipatan muda Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Letak pertemuan kedua lipatan tersebut berada di perairan Maluku di sekitar kepulauan Banggai, arah barat palung laut Banda.

Pertemuan, pegunungan lipatan yang selalu mengalami pergerakan inilah yang menyebabkan daerah tersebut sering terjadi gempa tektonik. Akibat pergerakannya itu berakibat terbentuknya gunung-gunung api yang masih aktif, terutama di wilayah Indonesia dan Filipina.

Pegunungan tersebut terdiri dari dua busur. Yaitu busur dalam yang bersifat vulkanis dan busur luar yang tidak vulkanis. Bukti adanya busur dalam ditandai banyaknya gunung berapi yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, dan Kepulauan Maluku.

Baca juga: Berdirinya ASEAN dan Masuknya Negara-negara ASEAN

Sedangkan bukti adanya busur Luar yang tidak vulkano ditunjukkan oleh bentangan dataran tinggi di Semenanjung Malaya, Pegunungan Arakan Yoma di Myanmar, Pegunungan Dawna. di Thailand, dan Pegunungan Annam di Semenanjung Indocina, serta pegunungan di kepulauan sebelah barat pulau Sumatra, selatan Jawa, Sumba, Timor hingga ke Maluku.

Sementara itu, letak dataran rendah di kawasan Asia Tenggara banyak ditandai oleh aliran sungai-sungai besar dan panjang, serta delta. Sungai-sungai yang terkenal di kawasan ini antara lain sungai Mekong di Semenanjung Indocina, sungai Irrawaddy, dan sungai Salween di Myanmar, dan sungai-sungai besar di Indonesia seperti Kapuas, Barito, Musi, Bengawan Solo, Citarum, serta Mamberamo.

Sumber Daya Alam

Pertemuan daratan benua dan samudra menyebabkan kawasan Asia Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan strategis. Kekayaan sumber daya alam yang dijumpai di kawasan ini meliputi kekayaan flora, fauna, pertanian, pertambangan, serta kekayaan lainnya.

Bahkan negara-negara penghasil barang tambang dan hasil pertanian yang mempunyai nilai tinggi di dunia banyak yang berasal dari negara di kawasan Asia Tenggara.

Misalnya, Malaysia sebagai negara penghasil timah dan karet terbesar di dunia, Indonesia mengandung potensi minyak, emas, dan barang tambang lain yang melimpah, serta negara Asia Tenggara lainnya yang juga memiliki hasil yang cukup besar.

Kondisi Penduduk di Kawasan Asia Tenggara

Pada tahun 2003, jumlah penduduk di kawasan Asia Tenggara adalah 544 juta jiwa. Mata Pencaharian Penduduk di Kawasan Asia Tenggara sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, kecuali Singapura. Sebagian besar penduduk Singapura bekerja dalam bidang industri dan perdagangan. Industri jasa keuangan dan perdagangan merupakan sektor andalan ekonomi Singapura.

Suku Bangsa di Kawasan Asia Tenggara

Menurut A. L Kroeber, suku bangsa yang tinggal di kawasan Asia Tenggara merupakan keturunan dari dua ras, yaitu sebagai berikut.

a . Ras Negroid yang menempati Semenanjung Melayu dan wilayah Negara Filipina.

b. Ras Mongoloid, yang menempati Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ras Mongoloid yang ada di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Proto Melayu (Melayu Tua) yang menurunkan suku Batak, Dayak, dan Toraja;

2) Deutro Melayu (Melayu Muda) yang menurunkan suku Bali, Jawa, dan Minangkabau.

Adapun suku-suku yang jumlahnya besar di Asia Tenggara antara lain sebagai berikut.
a) Suku bangsa Lao Yao dan Thai di Laos dan Thailand.
b) Suku bangsa Semang dan Sakai di Malaysia.
c) Suku bangsa Khmer di Kamboja.
d) Suku bangsa Man, Tho, Muong ,dan Vietnam di Vietnam.
e) Suku bangsa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dan Dayak di Indonesia.
f ) Suku bangsa Cina, India, Melayu, dan Pakistan di Singapura.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya