Home » Kongkow » Materi » Pola Lantai Tari Kecak dan Maknanya

Pola Lantai Tari Kecak dan Maknanya

- Selasa, 01 Desember 2020 | 15:00 WIB
Pola Lantai Tari Kecak dan Maknanya

Tari Kecak berasal dari Bali. Tarian tersebut menggambarkan tentang cerita Pewayangan, khususnya cerita Ramayana yang dipertunjukan dengan seni gerak dan tarian. Tari Kecak ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang sangat terkenal di Bali.

Gerakan Tari Kecak

Tari kecak tidak diiringi oleh alat musik atau gamelan namun diiringi oleh paduan suara sekelompok penari laki-laki berjumlah sekitar 70 orang yang berbaris melingkar memakai kain penutup kotak-kotak. Keunikan tari kecak terletak pada iringan tarian itu sendiri. Dimana para penari laki-laki yang menari akan meneriakkan kata “cak cak cak”.

Baca Juga :

Tari Saman : Sejarah, Makna, dan Pola Lantai Tari

Pola Lantai Tari Jaipong dan Makna Gerakan

Keunikan Tari Pendet dan Makna Gerakan

Selain iringan suara tersebut, alunan musik tari ini juga berasal dari suara kincringan yang diikatkan pada kaki penari pemeran tokoh-tokoh Ramayana. Pada dasarnya, gerakan tangan para penari ketika menari berasal dari sebuah cerita Ramayana. Lebih tepatnya menceritakan tentang Dewi Shinta yang diculik oleh Rahwana ketika rama sedang berburu di hutan.

Properti Tari Kecak

Seperti arti dari nama tari ini "cak" yang berarti adalah api, jadi tidak heran jika pertunjukkan ini dilengkapi dengan properti bara api.

Pola Lantai Tari Kecak

Gerakan pada tari ini adalah duduk melingkar di tempat. Berdasarkan gerakan tersebut, pola lantai tari Kecak adalah pola lantai garis melengkung yang membentuk lingkaran.

Makna Tari Kecak

1. Maskipun tarian ini tidak diiringi oleh musik atau Gamelan, tetapi Kecak masih tetap terlihat kompak dan indah. Gerakan yang dibuat para penarinya bisa tetap seirama. Itulah yang membuatnya bernilai seni tinggi dan disukai oleh para turis.

2. Didalam alur cerita, ada adegan dimana Rama meminta pertolongan kepada Dewata. Hal ini membuktikan bahwa Rama percaya bahwa Tuhan bisa menolong dirinya.

3. Salah satu pesan moral yang disampaikan adalah kesetiaan Shinta pada suaminya Rama. Juga burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana. Dari sana, kita juga diajarkan agar tidak memiliki sifat buruk seperti Rahwana yang serakah dan suka mengambil milik orang lain secara paksa.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya