Home » Kongkow » kongkow » Memaknai Hari Anak Nasional dan Segala Persoalannya

Memaknai Hari Anak Nasional dan Segala Persoalannya

- Selasa, 23 Juli 2019 | 11:25 WIB
Memaknai Hari Anak Nasional dan Segala Persoalannya

Di Indonesia Hari Anak Nasional diselenggarakan setiap tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Tapi sejenak terbesit kah dipikiran kita, Hari Anak Nasional itu sebenarnya untuk apa sih dan untuk siapa? Atau sudahkah dalam beberapa tahun memperingatinya, ada hal mumpuni untuk memaknai hari peringatan tersebut? Karena percuma saja ucapan selamat hari anak kalau permasalahan yang mengitari mereka masih kita saksikan setiap saat.

Mungkin perayaan itu awalnya bertujuan untuk mengajak seluruh warga untuk memperingati dan merenungkan apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan dunia anak yang lebih baik. Nahh pertanyaannya, apakah mereka memang benar-benar sudah baik hingga pantas mendapat ucapan selamat? Jika kita selalu menuntut mereka untuk berprestasi, sudahkah kita memberikan bimbingan yang terbaik untuk mereka?

Padahal hampir sering kita lihat beberapa berita persoalan yang mengenai anak di negeri ini. Mulai dari bullying hingga pelecehan ataupun kekerasan. Jika kita lihat kasus pelecehan seksual pada anak, masih banyak predator yang terus mencoba mengambil keuntungan nafsunya dari anak-anak yang tidak berdosa, bahkan ditempat mereka mengenyam pendidikan sekalipun. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak dan Ibu (KPAI, Juni 2019), dari sejumlah kejadian kekerasan seksual di sekolah dari berbagai daerah selama 6 bulan ini korban didominasi oleh perempuan tetapi ada juga anak laki-laki. Dari sini kita lihat bahwa anak masih dijadikan sebagai objek sehingga keadilan untuk hak anak masih sulit ditegakkan, mengingat pelaku kekerasan seksual ini malah dilakukan oleh orang terdekat dan terpercaya sebagaimana KPAI mencatat bahwa mayoritas pelaku kekerasan seksual pada anak adalah guru olahraga bahkan guru agama.

Tidak hanya itu, banyak pula permasalahan salah satunya angka putus sekolah. Meski mengalami penurunan namun angka anak putus sekolah menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut hingga tahun ajaran 2017/2018, total siswa putus sekolah di Indonesia sebanyak 187.828 orang. Faktor perekonomian selalu menjadi alasan klasik, meskipun terkadang sudah banyak program untuk menunjang pendidikan. Tetapi mungkin hal tersebut juga tidak didukung dengan edukasi dan sosialisasi kepada mereka, sehingga ketertinggalan masih banyak ditemui.

Semua persoalan yang melibatkan anak-anak memang menjadi tanggungjawab bersama. Tidak bisa kita menyalahkan salah satu pihak, entah sekolah ataupun keluarga yang menjadi orang terdekat mereka. Harus ada koordinasi terkait peran semua pihak untuk mengerti akan hak-hak mereka dan masa depannya. Anak-anak yang dicap sebagai generasi penerus harus dibina dan mendapat edukasi yang bijak baik dari keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, Pemerintah dan Lembaga Pemberdayaan Anak. Semuanya harus berjalan beriringan karena jika tidak, hal baik yang telah diajarkan kepada anak bisa rusak hanya karena salah satu pihak memberikan pengaruh yang buruk. 

 

Selamat Hari Anak Nasional !

Semoga bekalmu berguna bagi sesama, berikan yang terbaik dan berprestasilah selalu ...

Sumber :
Cari Artikel Lainnya