Cover letter adalah salah satu unsur terpenting saat melamar pekerjaan. Kendati tidak semua perekrut membaca cover letter yang dikirimkan bersama CV. Cover letter dinilai sebagai simbol dari niat seseorang dalam mengejar kesempatan mendapatkan pekerjaan.
Sayangnya, ada beberapa kesalahan dalam membuat cover letter yang sering dilakukan oleh para pencari kerja. Kesalahan tersebut bukan sekadar kesalahan pengetikan atau desain.
Lalu, apa saja kesalahan yang harus kamu hindari saat merangkai cover letter? Berikut ulasannya.
Poin pertama yang harus kamu ingat dalam menyusun cover letter adalah, kamu menulis surat kepada seseorang yang menawarkan lowongan pekerjaan. Kamu tidak sedang menulis surat kepada kerabat, jadi gunakanlah bahasa yang sesuai untuk memberikan kesan sopan dan sigap.
Akan tetapi, jangan pula menulis cover letter dengan bahasa yang terlampau formal. Sedapat mungkin, cobalah menyeimbangkan gaya bahasa formal sekaligus kasual untuk membuat cover letter-mu terlihat profesional dan berkualitas.
Seperti apa kamu menggambarkan dirimu dalam cover letter? Apakah kamu masih gemar menggunakan ungkapan “out-of-the-box” atau “pekerja keras”?
Ungkapan-ungkapan seperti ini sudah terlalu banyak digunakan sehingga menimbulkan kesan klise dan semua orang bisa saja mengklaim bahwa dirinya memiliki kualitas tersebut.
Alih-alih menyebutkan kualitas dirimu secara eksplisit, cobalah menjabarkan bagaimana caramu menemukan solusi ketika menghadapi suatu masalah.
Jelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan posisi yang sedang kamu kejar agar perekrut yakin bahwa kamulah kandidat yang tepat.
Salah satu kesalahan dalam membuat cover letter yang paling sering dilakukan para pencari kerja adalah terlalu fokus menceritakan tentang dirinya sendiri.
Kamu memang perlu menunjukkan kualitas diri sebagai seorang kandidat yang berpotensi, tapi apakah kemampuanmu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan tersebut?
Tinjau kembali deskripsi pekerjaan dari posisi yang kamu lamar. Menyesuaikan dengan kemampuanmu saat ini, jabarkan solusi yang kamu miliki untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Ini bisa menjadi nilai jual yang tidak terpikirkan oleh kandidat lain.
Kamu sudah menyertakan resume yang berisikan pendidikan, riwayat pekerjaan, serta sederet hard skills dan soft skills. Mengulang isi resume dalam cover letterjustru membuat perekrut tidak bisa menemukan hal menarik yang tidak tersampaikan di dalam resume.
Cover letter adalah tempat bagi para pelamar kerja untuk menunjukkan pemahamannya terhadap posisi yang dilamar. Maka dari itu, hanya tunjukkan pengalaman ataupun pencapaian yang benar-benar relevan untuk memenuhi kualifikasi dari posisi tersebut.
Rata-rata, perekrut menghabiskan waktu kurang dari sepuluh detik untuk membaca cepat resume yang kamu kirimkan. Waktu yang dihabiskan untuk membaca cover letter tentu lebih sedikit lagi. Jadi, pastikan bahwa cover letter yang kamu buat bermuatan padat, singkat, dan jelas.
Hindari membuat cover letter yang panjangnya melebihi satu halaman. Hindari pula menyiasati cover letter yang panjang dengan cara menggunakan ukuran tulisan paling kecil.
Selain itu, kemaslah cover letter kamu dalam halaman berlatar belakang putih yang nyaman untuk dibaca dan langsung mengarah pada kualifikasi yang hendak kamu tawarkan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa cover letter yang sederhana justru sering menjadi kendala bagi banyak pelamar kerja. Tapi tak perlu khawatir, karena selain menghindari beberapa hal di atas, sebenarnya masih ada cara lain yang mudah dalam mendapatkan kerja.
Caranya adalah dengan mendaftarkan dirimu di situs talent marketplace. Pasalnya, situs talent marketplace seperti EKRUT menawarkan inovasi dalam pencarian kerja sehingga kamu tidak lagi harus mengirimkan CV atau bahkan cover letter ke berbagai perusahaan.
Cukup daftarkan dirimu dengan akun LinkedIn, lengkapi sejumlah data diri dan kontak, tunggu proses verifikasi, dan perusahaanlah yang akan “melamar” kamu sebagai kandidat potensialnya..