Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Masa Orientasi Sekolah Tak Seharusnya Jadi Ajang Kekerasan

Masa Orientasi Sekolah Tak Seharusnya Jadi Ajang Kekerasan

- Senin, 23 Juli 2018 | 14:10 WIB
Masa Orientasi Sekolah Tak Seharusnya Jadi Ajang Kekerasan

Seiring dimulainya tahun ajaran 2018/2019, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk anak. Mengenyahkan kekerasan dan perundungan jadi tema yang digaungkan.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan; perploncoan harus dicegah semaksimal mungkin. Pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru harus berlangsung dengan aman, ramah, dan nyaman. Suasana sekolah harus diciptakan penuh kekeluargaan, kondusif, dan nirkekerasan.

Menanggapi aksi mengantarkan anak ke sekolah pada hari pertama, menurutnya itu bentuk dukungan kepada anak. Namun tak hanya itu. Hari pertama sekolah tidak sekedar menurunkan anaknya di sekolah dari kendaraan, tetapi juga mengantar masuk ke kelas sang anak. Itu sekaligus dapat dijadikan momentum bagi sekolah menyampaikan program-program sekolah. Sekaligus perkenalan orang tua siswa ke wali kelas anaknya.

Retno juga mengkritisi tentang masih ditemukannya masalah sisa PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). KPAI masih menerima pengaduan dari seorang masyarakat yang anaknya belum juga mendapatkan kepastian diterima atau tidak di sekolah negeri pilihannya.

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (KPPPA) Leny Nurhayanti Rosalin mengatakan, pihaknya telah bersurat kepada seluruh sekolah agar menyelenggarakan sekolah ramah anak. Salah satu kriterianya adalah tidak ada perundungan. Sekolah ramah anak harus minim kekerasan. Dia mengingatkan jika dalam pemberian hukuman harus menganut disiplin positif. Artinya setiap hukuman harus memberikan edukasi kepada anak. Yang sering terjadi malah anak disuruh untuk membersihkan toilet. Padahal itu bukan disiplin positif.

Selain itu dia juga mengingatkan agar kegiatan mengantar anak ke sekolah ini tidak hanya dilakukan saat hari pertama. Kegiatan tersebut disarankan dilakukan tiap waktu. Para ayah pun disarankan agar ikut mengantar. Menurutnya, mengantar anak merupakan salah satu wujud memperhatikan anak. Anak mana yang tidak senang diperhatikan?.

Cari Artikel Lainnya