Home » Kongkow » Materi » Materi Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa Anorganik

Materi Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa Anorganik

- Senin, 14 Maret 2022 | 10:00 WIB
Materi Rumus Kimia dan Tata Nama Senyawa Anorganik

Berzellius mengusulkan penulisan rumus kimia zat menggunakan lambang unsur yang ditulis berdampingan. Misalnya, air dinyatakan sebagai HOH, yang lalu disingkat menjadi H2O. Usul Berzellius kemudian diterima oleh para ahli kimia dengan penyesuai penulisan, yaitu menjadi H2O.

RUMUS MOLEKUL (RM)

RM menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom unsur dalam molekul unsur atau senyawa. Beberapa contoh penulisan rumus molekul :

Molekul

Nama atom

Jenis atom unsur

Perbandingan atom2 unsur

Rumus molekul

Molekul unsur

Hidrogen

Fosfor

Belerang

H

P

S

2 atom H

4 atom P

8 atom S

H2

P4

S6

Molekul senyawa

Amonia

N, H

1 atom N dan 3 atom H

NH3

Glukosa

C, H, O

6 atom C, 12 atom H, 6 atom O

C6H12O6

 

RUMUS EMPIRIS (RE)

RE digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur dalam senyawa.

Senyawa Molekul

RM = n(RE)

Perbandingan atom-atom unsur

Perbandingan terkecil atom-atom unsur

RE

Etana

C2H6

C:H = 2:6

C:H = 1:3

CH3

Glukosa

C6H12O6

C:H:O = 6:12:6

C:H:O = 1:2:1

CH2O

Metana

CH4

C:H = 1:4

C:H = 1:4

CH4

Propana

C3H8

C:H = 3:8

C:H = 3:8

C3H8

Senyawa ion

Jenis Kation

Jenis Anion

Perbandingan terkecil kation dan anion agar senyawa bersifat netral

RE

Natrium klorida

Na+

Cl-

1 ion Na+ dan 1 ion Cl-

NaCl

Magnesium florida

Mg2+

F-

1 ion Mg2+ dan 2 ion F-

MgF2

Besi (II) oksida

Fe2+

O2-

1 ion Fe2+ dan ion O2-

FeO

Besi (III) oksida

Fe3+

O2-

2 ion Fe3+ dan 3 ion O2-

Fe2O3

 

TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK

Senyawa Biner dari Logam dan Non Logam (Ionik)

Pada senyawa anoranik jenis ini, logam membentuk ion positif (kation) dan non logam membentuk ion negatif (anion). Tabel di bawah ini diberikan beberapa nama anion dan kation :

Kation Monovalen

X+1

Kation Bivalen

X+2

Kation Trivalen

X+3

Kation Tetravalen

X+4

Litium, Li+ Magnesium, Mg2+ Alumunium, Al3+ Timah (IV), Sn4+
Natrium, Na+ Kalsium, Ca2+ Emas, Au3+ Timbal (IV), Pb4+
Kalium, K+ Barium, Ba2+ Besi (III), Fe3+ Platina, Pt4+
Perak, Ag+ Timah (II), Sn2+ Kromium, Cr3+  
Emas, Au+ Timbal (II), Pb2+    
Tembaga (I), Cu+ Tembaga (II), Cu2+    
  Besi (II), Fe2+    
  Nikel, Ni2+    
  Platina, Pt2+    
  Seng, Zn+2    

 

Anion Monovalen

X-

Anion Bivalen

X2-

Anion Trivalen

X3-

Anion Tetravalen

X4-

Hidrida, H- Oksida, O2- Nitrida, N3- Silsilida, Si4-
Klorida, Cl- Sulfida, S2- Arsenida, As3-  
Bromida, Br- Telurida, Te2- Fosfida, P3-  
Florida, F- Selenida, Se2-    
Iodida, I-      

 

Tata nama senyawa biner dari logam dan non logam adalah sebagai berikut :

  • Penamaan dimulai dari namakation diikut nama anion, mis: AgCl (Perak klorida)

  • Untuk logam yang dapat membentuk beberapa kation dengan muatan berbeda, maka muatan kationnya dinyatakan dengan angka romawi, mis: Fe2O3 (Besi (III) oksida)

Senyawa Biner dari Unsur Non Logam dan Non Logam

Tata nama senyawa biner dari non logam dan non logam mengikuti aturan berikut :

  • Penamaan senyawa mengikuti urutan berikut

B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F

Contoh: HCl (nama H lalu nama Cl), ClF (nama Cl lalu nama F), PCl3 (nama P lalu nama Cl).

  • Penamaan dimulai dari nama logam pertama diikuti nama non logam kedua yang diberi akhiran –ida.

Contoh : HCl (hidrogen klorida), ClF (klorin flourida).

  • Tata nama IUPAC tidak perlu digunakan untuk senyawa yang memiliki nama trivial

Contoh : H2O (air), NH3 (amonia)

  • Jika dua jenis non logam dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawanya maka digunakan awalan yang berasal dari bahasa latin sesuai angka indeks dalam rumus kimianya.

Contoh : CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), P4O10 (tetrafosforus dekaoksida)

 

1

= Mono

6

= Heksa

2

= Di

7

= Hepta

3

= Tri

8

= Okta

4

= Tetra

9

= Nona

5

= Penta

10

= Deka

Senyawa yang Mengandung Ion Poliatom

Poliatom Monovalen

Poliatom Bivalen

Poliatom Trivalen

Amonium, NH4+

 

Hidroksida, OH-

Asetat, CH3COO-

Sianida, CN-

Sianat, OCN-

Tiosianat, SCN-

Nitrit, NO2-

Nitrat, NO3-

Hipoklorit, ClO-

Klorit, ClO2-

Klorat, ClO3-

Perklorat, ClO4-

Hipobromit, BrO-

Bromat, BrO3-

Perbromat, BrO4-

Hipoiodit, IO-

Iodat, IO3-

Periodat, IO4-

Permanganat, MnO4-

Karbonat, CO32-

 

Oksalat, C2O42-

Sulfit, SO32-

Sulfat, SO42-

Tiosulfat, S2O32-

Silikat, SiO2-

Kromat, CrO42-

Dikromat, Cr2O72-

Manganat, MnO42-

Arsenit, AsO33-

 

Arsenat, AsO43-

Antimonit, SbO33-

Antimonat, SbO43-

Fosfit, PO33-

Fosfat, PO43-

Tata nama senyawa yang mengandung poliatom mengikuti aturan berikut :

  • Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam/poliatom dan aniom mono/poliatom, maka penamaan dimulai dari nama kation diikuti nama anion

Contoh : NaOH (Natrium hidroksida), KCN (Kalium sianida), Al2(SO4)3 (Alumunium sulfat), NH4Cl (amonium klorida), (NH4)2SO4 (amonium sulfat).

Senyawa yang Bersifat Asam

Aturan yang berlaku untuk penamaaan senyawa asam adalah :

  • Penamaan dimulai dengan kata “asam” diikuti nama sisa asamnya, yakni anion non logam (mono/poliatom).

Contoh : HCl (asam klorida), HCN (asam sianida), CH3COOH (asam asetat)

Cari Artikel Lainnya