Home » Kongkow » Kesehatan » Toksoplasma Mengintai Kita Saat Daya Tahan Tubuh Menurun

Toksoplasma Mengintai Kita Saat Daya Tahan Tubuh Menurun

- Jumat, 23 September 2016 | 13:49 WIB
Toksoplasma Mengintai Kita Saat Daya Tahan Tubuh Menurun

Secara umum, setiap penyakit punya gejala khas sebagai 'sinyal' supaya kita bisa cepat mengatasinya. Namun, lain halnyatoksoplasmosis yaitu penyakit akibat kuman toxoplasma gondii yang nggak punya gejala khusus. Tahu-tahu penyakit ini bisa hinggap di tubuh kita dalam waktu lama. Dan ternyata, 'eksistensi' toksoplasma di luar perkiraan kita, tuh—karena bukan sekadar ditularkan kucing atau diderita oleh wanita saja, ya. Menurut dr. T. Otamar Samsudin, SpOG dari klinik Sammarie, Family Healthcare, pada dasarnya penyakit ini disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang nggak terjaga.

“Penyakit ini bisa menular jika memakan daging yang dimasak setengah matang, contohnya sate dan steak—baik daging sapi, kambing, babi, atau ayam. Toksoplasmosis juga berhubungan dengan masalah kebersihan,” ungkap dr. Otamar.

Misalnya kita merawat tanaman dan mengorek tanaman hingga ada kotoran menempel di kuku. Jika kita nggak mencuci tangan sebelum makan, kuman tadi bakal tertelan karena masih terselip di kuku. Selain itu, hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan unggas yang memang terinfeksi kuman toksoplasma bisa juga 'mengancam' kesehatan kita. Selama kita ekstra hati-hati membersihkan dan merawat mereka, nggak usah takut tertular, deh. Dr. Otamar pun menambahkan kalau penyakit ini tidak menulari sesama manusia, kecuali kita melakukan transplantasi organ atau transfusi darah dari donor yang mengidap penyakit tersebut.

“Hubungan seksual, berciuman, atau segala macam kontak antar sesama manusia biasanya tidak menularkan toksoplamosis. Tapi kalau kita mencangkok organ dari penderita toksoplasmosis bisa saja tertular. Secara kongenital, seorang ibu bisa menularkan toksoplasmosis ke bayinya bila si ibu terinfeksi pada bulan-bulan pertama kehamilan. Karena itu kita perlu memeriksakan kondisi,” kata dr. Otamar.

Toksoplasmosis juga ternyata nggak membeda-bedakan jenis kelamin, jadi mungkin saja kaum pria terjangkiti. Yang jelas dampaknya bakal fatal, tuh, kalau  seorang ibu hamil nggak sadar dan penyakit ini menyerang janin.Bila janin sudah terserang, maka ketika lahir ada bayi yang kepalanya membesar karena penuh cairan (hydrocephalus), tidak punya tulang kepala (anenchephalus), hingga menyerang fungsi otak, jantung, atau bagian lain dari janin tersebut.

“Penyakit ini tidak terpaut umur dan jenis kelamin. Tapi kenapa pada lelaki tidak terekspos karena nggak ada gejala khusus. Kalau wanita bisa ketahuan karena mereka hamil dan suatu saat pasti memeriksa janinnya,” jelas dr. Otamar.

Bagaimana cara mencegahnya?
- Jika diderita orang dewasa umumnya hanya sebatas keluhan biasa, seperti meriang, nggak enak badan, dan lemas. Uniknya, mereka yang punya ketahanan tubuh bagus dan terjangkit toksoplasmosis malah bisa tidak mengeluh—makanya sulit dideteksi. Karena itu, idealnya semua orang memeriksakan kondisi mereka sebelum memutuskan punya keturunan. Apalagi toksoplasmosis biasanya sering dikaitkan dengan kasus infertilitas pada wanita sehingga sulit hamil. Padahal belum tentu pihak wanita yang bermasalah.
- Lakukan uji TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) yang bisa dilakukan di klinik-klinik besar, rumah sakit, atau laboratorium. Pemeriksaan ini hanya memerlukan sampel darah untuk mengetahui apakah kita terinfeksi atau tidak.
- Tingkatkan daya imunitas tubuh seseorang dengan mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur cukup istirahat, dan rutin olahraga.
- Hindari makan daging yang setengah matang.
- Memakai sarung tangan jika melakukan pekerjaan rawan kuman seperti merawat tanaman.
- Memberikan imunisasi dan membersihkan hewan peliharaan secara rutin. 
 
 

Cari Artikel Lainnya