Home » Kongkow » Kesehatan » Tidur Nyenyak Malah Bangun Kelelahan, Mengapa?

Tidur Nyenyak Malah Bangun Kelelahan, Mengapa?

- Kamis, 23 Maret 2017 | 14:00 WIB
Tidur Nyenyak Malah Bangun Kelelahan, Mengapa?

Kamu pernah merasakan tidur yang sangat nyenyak, tapi saat bangun, alih-alih segar dan bersemangat, kamu malah kelelahan dan lesu? Apakah ini ada hubungan dengan posisi tidur dan posisi bantal yang kurang tepat?

Ternyata itu karena tubuh kita ini bisa mengalami peradangan saat tidur, lho. Begitu menurut studi Universitas Manchester, yang diterbitkan jurnal Federasi Masyarakat Amerika untuk Experimental Biology.

Para peneliti memeriksa sel-sel manusia dan tikus dengan rheumatoid arthritis (RA) atau yang kita kenal dengan, penyakit inflamasi.

Pasien dengan penyakit RA telah lama mengetahui bahwa gejala mereka dapat bervariasi sepanjang hari, dengan menderita kekakuan sendi yang lebih besar setelah bangun.

Para peneliti Inggris sedang mencari tahu bagaimana ritme sirkadian sebagai jam biologis tubuh, yang biasa memberitahu kita kapan harus pergi ke tempat tidur dan kapan kita harus bangun.

Mereka mencoba menggunakan pendulum sebagai media untuk membantu menghitung rasa sakitnya.

Yang ditemukan dalam penelitian dengan tikus yang terkena cahaya konstan, cakar mereka akan lebih bengkak dan terjadi tanda-tanda peradangan dalam darah mereka. Begitu sebaliknya ketika dalam kegelapan, inflamasinya menurun.

"Pada malam hari, tanda inflamasi mereka turun, namun secara bertahap bangkit lagi di pagi hari," kata peneliti dari University of Manchester dan penulis studi itu, Julie Gibbs, PhD.

Dia memperingatkan bahwa studi tertentu tidak memeriksa rasa sakit, tapi jika peradangan besar, itu akan menimbulkan rasa sakit dan terus akan meningkat ketika pagi hari, tambah mereka.

Protein yang spesisfik di dalam sel kita juga ternyata terlibat dalam ritme sirkadian kita, hal itu disebut cryptochrome, yang juga dapat mempengaruhi peradangan.

Dengan penelitian lebih lanjut, para peneliti percaya bahwa para ahli mungkin bisa memprediksi apa yang nantinya digunakan sebagai anti inflamasi, untuk pengobatan yang dapat menargetkan protein ini agar dapat mengurangi peradangan.

Untuk itu, dengan mengetahui bahwa ritme sirkadian dapat mempengaruhi nyeri, hal termudah adalah dengan melawan rasa sakit tersebut, jika memang sudah terbiasa berurusan dengan hal itu.

Memiliki ritme yang sehat, akan bisa bermanfaat bagi tubuh. Untuk itu, buatlah jadwal tidur yang teratur, dan jalankan rutinitas yang baik untuk berkonsenterasi pada hal kecil, seperti menjaga tidur dan waktu bangun kamu.

Cari Artikel Lainnya