Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Tahukah Kamu Morfologi dan Perilaku Dugong atau Si Putri Duyung ?

Tahukah Kamu Morfologi dan Perilaku Dugong atau Si Putri Duyung ?

- Jumat, 19 November 2021 | 12:00 WIB
Tahukah Kamu Morfologi dan Perilaku Dugong atau Si Putri Duyung ?

Dalam Bahasa Inggris, duyung dikenal dengan sebutan sea cow atau dugong. Duyung atau dugong merupakan salah satu jenis binatang mirip ikan. Kata duyung sendiri diambil dari Bahasa melayu yang memiliki arti sebagai perempuan laut. Wahh, maka tidak heran bukan kalo kita sering mendengar istilah Putri Duyung, hehehe ...

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dugong adalah jenis binatang yang mirip ikan tapi bukan ikan lho otakers. Hal ini dikarenakan dugong itu termasuk hewan mamalia dimana sistem pernapasannya menggunakan paru-paru. Mamalia ini hanya bisa menyelam selama 6 menit untuk kemudian harus muncul ke permukaan untuk bernapas.

Nahh perhatikan silsilah atau taksonomi dari dugong berikut ini yah!

Kingdom

Animalia

Filum

Chordata

Kelas

Mammalia

Ordo

Sirenia

Famili

Dugongiadae

Genus

Dugong

Spesies

Dugong dugon

Apabila diamati lebih detail spesies Dugong dugon bukanlah kelompok ikan, sebab selain berstatus mamalia hewan ini justru mempunyai kekerabatan dekat dengan gajah. 

Meski hidup di lautan hewan ini bukanlah ikan sejati, melainkan termasuk anggota dari sapi laut atau ordo Sirenia yang masih mampu bertahan hidup hingga saat ini selain Manatee.

Baca juga: Fakta Menarik Tentang Dugong atau Duyung yang Terancam Punah

Morfologi Dugong atau Duyung

Dugong mulai dewasa pada umur usia 10 tahun. Umur rata-rata dugong dapat mencapai 70 tahun (Nishiwaki dan Marsh 1985). Panjang dugong dewasa jarang melebihi 3 meter dengan berat hingga sekitar 420 kg. Tetapi rekor dugong terberat tercatat sebesar 1.016 kg dengan panjang 4,06 m di pantai Saurashtra, di bagian sebelah barat India.

Dugong betina cenderung sedikit lebih besar dari yang jantan. Kulit dugong tebal dan halus dengan warna pucat ketika masih bayi, dan berubah menjadi warna abu-abu gelap kecoklatan di bagian punggungnya menjelang dewasa dan bagian perut dengan warna yang lebih terang.

Warna dugong dapat berubah dengan pertumbuhan alga di kulitnya. Sekujur tubuhnya diliputi dengan rambut-rambut halus dan pendek. Moncongnya yang tebal berbentuk bagai tapal kuda, menghadap ke bawah dengan bibir tebal yang ditumbuhi bulu-bulu kasar bagai sikat (bristles). Bulu-bulu kasar ini merupakan organ yang sangat sensitif yang digunakannya untuk mencari makan.

Dugong mempunyai sepasang sirip yang tebal dan bertulang bagai lengan dan jari-jari yang berfungsi sebagai dayung penyeimbang bila berenang. Bila dugong mencari makan di dasar laut, sirip tebalnya dapat menopang tubuhnya untuk merayap ketika mencari makan. Di ketiak kedua siripnya terdapat puting susu, yang sangat penting untuk menyusui anaknya.

Lubang hidungnya terdapat di bagian atas kepalanya,mdan mempunyai katup yang dapat menutup dengan kedap bila dugong menyelam. Bila dugong naik ke permukaan untuk menarik napas, hanya ujung lubang hidungnya yang muncul di permukaan. Dugong dapat menyelam selama 3 – 5 menit untuk kemudian naik lagi ke permukaan untuk bernapas.

Mata dugong berukuran kecil, dan di dalam air yang acapkali keruh, pandangannya sangat terbatas. Bila diangkat keluar dari air, dugong dapat mengeluarkan cairan yang dikenal sebagai “air mata duyung”.

Telinga dugong tidak mempunyai cuping dan berukuran kecil yang terletak di bagian kiri dan kanan kepalanya. Dugong dapat mendengar suara dengan baik di dalam air.

Dari tampak luarnya, sukar membedakan dugong betina dan jantan, karena bentuk luarnya boleh dikatakan sama (monomorphic). Salah satu petunjuk untuk membedakan jenis  kelaminnya adalah posisi celah kelaminnya (genital aperture) terhadap anus dan pusar (umbilicus).

Baca juga: Fakta Unik dan Menarik dari Kucing

Pada yang betina, celah kelaminnya (vagina) terletak lebih dekat ke anus. Alat kelamin jantan (penis) dugong berada dalam perut (abdominal) dan baru dikeluarkan lewat celah penis bila sang dugong dalam kondisi birahi.

Otak dugong mempunyai berat maksimum 300 g, atau sekitar 0,1 % dari berat total tubuhnya. Paru-parunya berukuran sangat panjang, yang dapat melanjut sampai dekat ginjalnya. Ginjalnya sendiri juga sangat memanjang yang sesuai untuk fisiologinya menghadapi lingkungan yang berkadar garam. Bila terluka, darah dugong akan cepat membeku.

Kerangka dugong mempunyai 57 sampai tulang belakang (vertebrae). Tengkoraknya berbentuk unik, gigi seri depan bagi yang jantan dapat memanjang, mencuat keluar dan membentuk gading. Susunan gigi geliginya sangat sesuai untuk mencari makan dan mencabut lamun makanannya dari dasar laut.

Siripnya mempunyai tulang dengan susunan bagai jari-jari. Dugong mengalami pachyostosis, yakni kondisi dimana tulang-tulang iga dan tulang-tulang panjang lainnya biasanya padat dan hanya mengandung sedikit sumsum. Tulang-tulang berat ini (yang merupakan terberat di antara semua hewan), berfungsi sebagai ballast atau pemberat yang memudahkannya menyelam dan mencari makan di dasar laut.

Perilaku Unik Dugong atau Duyung

Mata dugong berukuran kecil dengan kemampuan penglihatan yang tidak begitu baik. Oleh karena itu, aktivitas satwa ini sangat bergantung pada bantuan indera pendengar.

Duyung mempunyai hidung yang berada tepat diatas moncong. Pada moncongnya terdapat bibir, kemudian diatas bibir tersebut terdapat rambut-rambut halus. Rambut ini dimanfaatkan oleh duyung sebagai alat bantu untuk mencari makanan menggantikan matanya yang memiliki penglihatan buruk.

Binatang mamalia ini merupakan kelompok satwa nokturnal yang mencari makan saat malam hari. Sementara siang harinya dihabiskan dengan berdiam diperairan bawah tanpa melakukan aktivitas apapun.

Baca juga: 11 Fakta dan Informasi Menarik tentang Gurita

Selain itu duyung juga dikenal dengan kebiasaan hidupnya secara berkelompok. Umumnya dalam satu kelompok duyung terdiri atas lima sampai sepuluh ekor individu.

Perkembangbiakan dugong dikenal sangat lambat. Binatang ini hanya mampu hamil dalam kurun waktu tiga sampai tujuh tahun satu kali. Itupun dalam sekali hamil jumlah anak yang bisa dilahirkan hanya satu ekor.

Adapun masa kehamilan yang dialami oleh duyung betina yaitu kurang lebih selama 14 bulan atau satu tahun lebih. Bayi yang dilahirkan oleh dugong betina kemudian harus menyusu selama satu sampai dua tahun pada induknya.

Cari Artikel Lainnya