Home » Kongkow » Inovasi » Siswi SMA Asal Bengkulu Temukan Ekstrak Penghambat Sel Kanker

Siswi SMA Asal Bengkulu Temukan Ekstrak Penghambat Sel Kanker

- Rabu, 19 Oktober 2016 | 14:13 WIB
Siswi SMA Asal Bengkulu Temukan Ekstrak Penghambat Sel Kanker

Siapa sangka Nur Bella Turcica Anibah dan Zahira Amaalia dua siswi asal SMAN 2 Bengkulu Selatan dapat mengubah tanaman kebiul menjadi obat penghambat sel kanker payudara. Tanaman kebiul atau Caesalpinia bonduc L. ini merupakan tanaman endemik atau hanya tumbuh di daerah Bengkulu Selatan.

Biji buah kebiul dipercaya masyarakat dapat mengobati berbagai penyakit seperti malaria, kencing manis, asam urat, batu ginjal, dan tentunya obat kanker. Dan tahukah kamu salah satu jenis kanker penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia bahkan dunia ternyata adalah kanker payudara lho.

Nah biaya pengobatan penyakit kanker pasti mahal kan, dari situlah kedua siswi ini ingin memberi alternatif pengobatan dengan memanfaatkan tanaman khas dari daerah asal mereka. Dengan biji buah kebiul.

Pastinya Bella dan Zahira melakukan serangkaian tes laboratorium terlebih dahulu untuk memastikan kandungan apa yang terkandung di dalam biji kebiul ini dan untuk mengetahui seberapa jauh manfaat dari biji kebiul ini dalam menghambat kanker.

Ini adalah penelitian pertama yang menguji biji kebiul sebagai obat penghambat sel kanker lho. Setelah melalui uji fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol dari biji kebiul ini mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan triterpenoid.

Dan pada uji sitotoksisitas pada ekstrak biji kebiul ditemukan bahwa ekstrak ini memiliki daya hambat pertumbuhan sel kanker payudara sebesar 7 persen. Karena ini baru penelitian pertama, jadi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa banyak dosis yang dibutuhkan untuk proses pengobatan pada penderita kanker.

Kedua siswi ini juga bertekad untuk terus mengembangkan temuannya ini. Agar ke depan temuan mereka dapat digunakan oleh masyarakat luas, khususnya yang memiliki keterbatasan ekonomi. Wah hebat ya mereka, menemukan obat dari potensi daerahnya sendiri. Kamu tertarik juga untuk meneliti tanaman khas di daerahmu?

Cari Artikel Lainnya