Home » Kongkow » Materi » Sistem Hormon Pada Manusia dan Fungsinya

Sistem Hormon Pada Manusia dan Fungsinya

- Rabu, 20 Januari 2021 | 16:00 WIB
Sistem Hormon Pada Manusia dan Fungsinya

Sistem hormon pada manusia merupakan sistem lain selain sistem saraf yang terdapat sistem kelenjar di dalamnya, yang ada dalam anggota tubuh, kemudian keberadaannya bisa menentukan keseimbangan maupun regulasi. Definisi dari hormon adalah suatu zat kimia yang tentunya dihasilkan oleh bagian anggota tubuh, dan jika pada kondisi dengan konsentrasi yang rendah akan berdampak timbulnya suatu efek fisiologis terhadap organ yang dituju (organ sasaran). Hormon sendiri diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam tubuh, kemudian akan disalurkan pada aliran darah.

Selain keberadaan dari kelenjar endokrin, terdapat pula kelenjar lain yakni kelenjar eksokrin yang mempunyai peran dalam membantu menyekresikan suatu zat kimia. Perbedaan yang sangat mendasar terletak di lokasi kerja pada cairan kimia yang nantinya diperoleh dari hasil produksi yang telah dilakukan.

Kelenjar eksokrin sendiri akan disekresikan menuju bagian terluar dari tubuh dalam bentuk keringat atau pun enzim dalam mulut.

Kemudian untuk hormon yang diperoleh dari kelenjar endokrin akan disebarkan dan disalurkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hormon hanya bisa bekerja dengan cukup efektif apabila dalam keadaan dengan jumlah yang sesuai. Jika terjadi kelebihan atau pun kekurangan, maka akan muncul suatu kelainan-kelainan yang ada pada tubuh. Hormon dan saraf akan bekerja sama secara bersama-sama dalam upaya mengatur regulasi tubuh.

Kelenjar Yang Mempengaruhi Sistem Hormon :

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai pituitari yang letaknya berada pada bagian bawah otak besar dengan bentuk tonjolan. Kelenjar tersebut terdiri dari bagian depan dan juga bagian belakang.

Bagian-bagian ini akan memperoleh suatu hormon yang digunakan dalam membantu mengatur pertumbuhan, mengatur fungsi dari kelenjar gondok, mengatur kelenjar anak ginjal, dan yang terakhir mengatur kelenjar kelamin.

Proses kerja pada kelenjar hipofisis sangat berkaitan erat dengan bagian hipotalamus. Kelenjar hipofisis nantinya akan mengatur aktivitas-aktivitas dari organ-organ tubuh bagian dalam seperti contohnya organ pencernaan dan juga organ kelamin.

Kelenjar hipofisis akan memproduksi Hyroid stimulating hormone (TSH) yang nantinya akan membantu merangsang bagian kelenjar gondok. Kelenjar hipofisis juga memproduksi luteinizing hormone (LH) yang akan bisa membantu dalam proses pengeluaran sel telur dan juga hormon androgen yang terdapat pada pria. TSH dan LH akan disimpan dan juga sekaligus dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pada bagian depan. Kemudian hipotalamus akan memproduksi suatu hormon pelepasan dan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid seringkali disebut sebagai kelenjar gondok yang letaknya di bagian bawah jakun. Kelenjar tersebut akan memproduksi hormon tiroksin yang mempunyai peran dalam upaya mengatur tingkat kecepatan pada proses metabolisme.

Laju dari pemakaian sari makanan dan juga pemakaian oksigen oleh sel merupakan suatu contoh yang sangat dipengaruhi hormon tiroksin. Hormon tiroksin juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan tubuh maupun mental.

Hormon tiroksin hendaknya dalam kondisi dengan jumlah yang sesuai. Jika kelebihan hormon tiroksin (hipertiroidisme) yang akan ditandai dengan naiknya tingkat metabolisme, denyut jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya, sangat mudah gugup, dan juga sering emosional.

Sedangkan apabila kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme), maka akan mengakibatkan terhentinya proses pertumbuhan. Hal semacam ini sangat buruk jika terjadi pada masa kecil karena akan berakibat atal yakni terjadinya kekerdilan. Penyakit tersebut dinamakan sebagai kretinisme.

Berbeda lagi jika kekurangan tiroksin ketika sudah dewasa, maka akan mengakibatkan penurunan pada metabolisme dan juga aktivitas dari peredaran darah di seluruh tubuh. Pada kelenjar tiroid bisa mengalami proses pembesaran dengan ukuran 15 kali lipat dari ukuran normalnya yang sering dikenal dengan penyakit gondok. Penyakit yang disebabkan karena terjadi kekurangan asupan yodium dalam tubuh.

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid seringkali disebut dengan kelenjar anak gondok yang mempunyai jumlah dua buah pasang dan juga menempel pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memproduksi hormon parathormon.

Fungsi dari hormon ini ialah untuk mengatur kadar dari kalsium yang terkandung dalam darah dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses pelepasan kalsium itu sendiri dari bagian tulang. Selain itu, hormon parathormon bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses penyerapan ulang pada kalsium yang terkandung dalam ginjal.

Oleh sebab itu, jika seseorang mempunyai hormon parathormon yang berlebihan dalam tubuhnya, maka tulangnya akan mudah rapuh, lemah dan juga berwujud tidak normal karena disebabkan oleh kondisi kalsium yang rendah. Dengan kondisi semacam ini akan mengakibatkan sebagian dari kalsium bisa terbawa oleh air seni, kemudian akan terjadi pengendapan sehingga lama-kelamaan membentuk batu ginjal. Dan jika sebaliknya rendahnya kandungan kalsium yang berada dalam darah, maka bisa mengakibatkan kejang-kejang.

4. Kelenjar Timus

Awal mula dicetuskannya kata timus yakni mengambil dari bahasa Yunani yang dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, keinginan atau pun juga kehidupan. Kelenjar timus mempunyai peran yang sangat penting untuk bertanggung jawab pada proses pertumbuhan terhadap manusia. Kelenjar timus seringkali mempunyai dua buah lobus yang letaknya pada bagian atas dari tulang dada.

Pada setiap bagian lobus terdiri dari dua bagian yakni bagian korteks dan bagian medula. Bagian korteks terbentuk dari sel-sel limfosit dan juga sel-sel epitel. Sedangkan medula terbentuk dari sel-sel epitel. Kelenjar timus akan menghasilkan hormon yang memiliki peran dalam proses pematangan pada sel limfosit T.

Apabila terjadi kekurangan kelenjar timus, maka kemungkinan besar akan mengalami kretinisme atau sering dikenal dengan kekerdilan. Sedangkan jika terjadi kelebihan kelenjar timus, maka bisa jadi akan mengalami gigantisme atau sering dikenal dengan raksasa.

5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal seringkali disebut sebagai kelenjar anak ginjal yang letaknya berada pada bagian ujung katup di setiap ginjal. Dampaknya, kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar suprarenalis dan biasanya mempunyai bentuk gepeng serupa dengan piramida.

Susunan dari kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar (korteks) yang mempunyai warna kuning yang memproduksi hormon kortison, dan juga bagian dalam (medula) yang mempunyai warna coklat yang dapat memproduksi hormon adrenalin.

Hormon adrenalin bisa berpengaruh pada denyut jantung, tekanan darah, meningkatnya kadar gula dalam darah, dan juga bisa mempercepat proses pernafasan. Proses percepatan yang terjadi pada pernafasan tersebut akan dilakukan melalui cara yakni memperlebarnya jalan dari udara.

Apabila bagian tubuh kita mengalami kekurangan terhadap hormon adrenalin yang ada, maka seseorang akan menderita penyakit yang dinamakan addison yang bisa ditandai dengan kondisi bercak-bercak merah yang timbul pada kulit.

6. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas akan memproduksi getah pankreas yang mempunyai kandungan enzim di dalamnya. Kelenjar pankreas juga memproduksi hormon insulin dan glukagon.

Apabila makanan sudah masuk pada bagian tubuh kita, maka akan diolah dan juga dicerna hingga menjadi gula yang berwujud glukosa. Kemudian glukosa akan masuk ke bagian aliran darah sehingga kadar glukosa yang terkandung di dalam dara akan meningkat.

Jika jumlah glukosa yang terkandung dalam tubuh terlalu tinggi, maka pankreas akan menghasilkan hormon insulin. Hormon tersebut akan membantu mempercepat dalam membantu proses pengubahan glukosa sampai menjadi gula, otot atau pun glikogen.

Dampak dari proses pengubahan tersebut, maka kadar gula yang terkandung di dalam darah akan mengalami penurunan.

7. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang seringkali disebut kelenjar gonad akan diproduksi saat sesorang menginjak usia remaja. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar ini dinamakan sebagai hormon gonadotropik.

Tentunya kelenjar yang dimiliki oleh kelamin pria tidak akan sama dengan kelenjar yang dimiliki oleh kelamin wanita. Jika pada pria dinamakan testis yang akan memproduksi hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam mengatur suatu proses perkembangan sel kelamin.

Hormon tersebut juga akan mengatur suatu proses perkembangan seks yang bersifat sekunder yang bisa dilihat dari perubahan suara yang ditimbulkan, pertumbuhan pada kumis, rambut pada bagian ketiak, dan juga rambut pada bagian kaki.

Sedangkan kelamin yang ada pada wanita dinamakan sebagai ovarium yang nantinya akan memproduksi hormon estrogen yang memiliki fungsi dalam mengatur proses perkembangan pada bagian sel-sel kelamin pada wanita. Hormon ini juga memiliki fungsi lain dalam mengatur suatu proses perkembangan pada organ seks yang bersifat sekunder.

Hal ini bisa dilihat pada proses pertumbuhan yang terjadi pada payudara, terjadinya pembesaran pada bagian pinggul, dan perubahan yang ada pada suara. Selain itu, ternyata ovarium juga memproduksi hormon progesteron yang memiliki fungsi dalam mengatur proses pertumbuhan pada bagian plasenta dan juga merangsang proses pembentukan air susu pada wanita.

8. Kelenjar Pencernaan

Proses pencernaan terdiri dari semua proses dimana makanan yang masuk ke dalam tubuh akan disederhanakan sehingga zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan akan terserap secara sempurna oleh anggota tubuh. Pada sistem pencernaan makanan yang ada pada manusia terdiri dari saluran pencernaan dan juga kelenjar pencernaan.

Saluran percernaan sendiri diawali dari bagian rongga mulut, hulu kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di bagian anus. Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar hati dan juga kelenjar pankreas.

Cari Artikel Lainnya