Home » Kongkow » Biologi » Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

- Kamis, 19 Mei 2022 | 14:00 WIB
Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

Siklus Hidrologi atau Siklus Air merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Proses Siklus Hidrologi

1. Evaporasi Atau Penguapan Air

Evaporasi ini adalah tahap pertama dalam siklus hidrologi yang mana pada tahap ini air yang berada di sungai dan lainnya menguap.

Evaporasi merupakan proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas, maka air berubah menjadi uap. Penguapan yang terjadi menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah menjadi gas ke atas atau ke atmosfer. Sinar matahari ialah pendukung utama dalam tahap evaporasi sehingga semakin teri sinarnya, semakin besar molekul air yang terangkat.

2. Transpirasi Atau Penguapan Air Di Jaringan Makhluk Hidup

Selanjutnya adalah proses Transpirasi. Transpirasi juga merupakan proses penguapan, namun penguapan yang terjadi bukanlah pada air yang tertampung dalam badan air.

Transpirasi yaitu penguapan yang terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup khususnya tumbuhan dan hewan dan prosesnya sama dengan tahap evaporasi. Molekul cair pada tubuh tumbuhan dan hewan akan berubah menjadi uap atau molekul gas.

Baca juga: Transpirasi Tumbuhan

3. Evapotranspirasi

Evotranspirasi yaitu suatu proses dari gabungan dengan tahap evaporasi dan tahap transpirasi sehingga pada tahap ini air yang menguap banyak. Evotranspirasi ialah suatu tahap penguapan yang mana molekul cair yang menguap ialah seluruh air dan jaringan makhluk hidup. Tahap ini ialah tahap yang paling memengaruhi siklus hidrologi atau jumlah air yang terangkut.

4. Sublimasi

Sublimasi memiliki makna yang sama yaitu perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas yaitu arah atmosfer. Namun, penguapan yang sebenarnya terjadi ialah perubahan es yang ada di kutub dan di gunung yang tidak melewati proses cair.

5. Kondensasi

Kondensasi yaitu merupakan yang mana air yang telah menguap berubah menjadi partikel es. Partikel es yang dihasilkan sangat kecil dan terjadi karena suhu dingin pada ketinggian yang ada di atmosfer bagian atas. Lalu partikel es tersebut akan berubah menjadi awan dan semakin banyak partikel es, awan semakin berwarna hitam.

6. Adveksi

Adveksi yaitu merupakan tahap yang hanya berada di siklus hidrologi panjang atau dengan kata lain tidak terjadi di siklus hidrologi pendek. Pada tahap ini yang terjadi adalah karena perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya atau dikatakan awan di langit menyebar.

7. Presipitasi

Presipitasi adalah tahap mencairnya awan karena tidak mampu lagi menahan suhu yang semakin meningkat. Pada tahap inilah akan terjadi salah satu gejala alam yang dinamakan hujan dengan ciri jatuhnya butiran air ke permukaan bumi.

8. Run Off

Run Off juga atau limpasan merupakan yang mana pada tahap ini air hujan yang telah turun akan bergerak. Pergerakan yang terjadi yaitu dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan bumi yang lebih rendah melalui berbagai saluran.

9. Infiltrasi :

Infiltrasi merupakan tahap terakhir dalam siklus hidrologi yang terjadi, tahap ini merupakan tahap dimana air hujan menjadi air tanah. Air hujan yang turun ke bumi tak seluruhnya akan mengalir seperti pada tahap limpasan, namun akan mengalir pula ke tanah. Merembesnya air hujan ke pori tanah inilah yang disebut dengan infiltrasi lalu seluruhnya akan kembali ke laut.

Jenis Siklus Hidrologi

Siklus air ada berbagai macam, hal ini berdasarkan pada jumlah tahapan yang dilalui air. Terdapat tiga jenis siklus air yang perlu kamu ketahui, diantaranya yaitu:

a. Siklus pendek

Siklus air yang diawali dari evaporasi air laut ke atmosfer. Uap air akan mengalami kondensasi dalam ketinggian tertentu hingga membentuk awan. Awan yang tidak kuat dengan beban air akan mengalami presipitasi lalu turunlah hujan air yang jatuh kembali ke laut.

b. Siklus sedang

Serupa dengan siklus pendek, siklus sedang terjadi saat air laut menguap. Namun uap air terbawa angin ke daratan dan di ketinggian tertentu uap akan mengalami proses kondensasi menjadi awan dan muncul hujan yang jatuh di daratan.

Air hujan akan meresap ke dalam tanah, ada yang diserap akar tumbuhan atau terbawa aliran air permukaan seperti sungai dan parit. Kemudian sebagian air akan melewati berbagai macam saluran yang membawanya kembali ke laut.

c. Siklus panjang

Terjadi karena proses evaporasi dan kondensasi air lalu yang membentuk awan. Kemudian awan terbawa angin ke tempat lebih tinggi di daratan. Bentukan awan tadi berkumpul dengan uap air hasil evaporasi danau, sungai, dan transpirasi tumbuhan.

Ketinggian tempat mempengaruhi uap air menyentuh lapisan udara dingin hingga berubah menjadi salju dan terjadilah hujan salju di musim dingin. Hal ini juga membentuk bongkahan es pada pegunungan tinggi.

Berkat adanya gaya gravitasi, bongkahan es di gunung akan turun ke tempat lebih rendah yang dikenal dengan fenomena gletser. Jika gletser terkena suhu tinggi, maka akan mencair dan mengalir melalui perairan darat lalu kembali ke arah laut.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya