Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Setelah Singapura, Kini Thailand Terancam Virus Zika! Ini 10 Langkah Mudah Cegah Penyebaran Virus Zika dari Rumah

Setelah Singapura, Kini Thailand Terancam Virus Zika! Ini 10 Langkah Mudah Cegah Penyebaran Virus Zika dari Rumah

- Rabu, 14 September 2016 | 13:09 WIB
Setelah Singapura, Kini Thailand Terancam Virus Zika! Ini 10 Langkah Mudah Cegah Penyebaran Virus Zika dari Rumah

Akhir Agustus lalu, kita dikagetkan dengan kabar adanya pasien yang positif terinfeksi virus di negara tetangga, Singapura. WHO sempat mengumumkan status darurat kesehatan dunia terhadap penyebaran virus zika pada 2015 lalu di Amerika Latin. Namun, Pemerintah Singapura mengatakan bahwa semua pasien yang terinfeksi virus zika tersebut tertular secara lokal, dan kini jumlahnya telah mencapai 333 kasus.
 
"Sampai saat ini, kami masih belum bisa menyebutkan apakah virus yang ditemukan di sini dapat menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya ketimbang virus serupa yang ditemukan di Amerika Selatan. Perlu ada penelitian lebih lanjut," ujar Menteri Kesehatan Gan Kim Yong kepada parlemen di Singapura, Selasa (13/9), seperti dilaporkan Reuters.

Kabar terbaru datang dari Thailand. Juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand Suwannachai Wattanayingcharoenchai menyampaikan pada Reuters, 200 kasus infeksi zika di Thailand telah ditemukan sejak Januari lalu dan ada 20 kasus baru per pekan.

Gejala yang timbul pada penderita penyakit virus zika menyerupai demam dengue (DBD), seperti demam, munculnya bintik merah, nyeri sendi, mata merah, dan sakit kepala. Gejala ini biasanya terjadi selama 2 hingga 7 hari.Untuk memastikan bahwa seseorang terinfeksi virus zika, maka perlu pemeriksaan darah di laboratorium dengan fasilitas memadai untuk mendeteksi zika.
 
Menurut Herawati Sudoyo, Deputy Director Lembaga Eijkman, Jakarta, meskipun bukan virus baru karena ditemukan pertama kali pada monyet di tahun 1947, informasi penelitian tentang virus Zika, memang relatif masih sedikit. Gejala klinis yang ditimbulkan virus ini dianggap tidak berbahaya sehingga membuat keberadaan virus Zika sedikit terabaikan. Pada kondisi kehamilan, Zika bisa berdampak pada bayi, salah satunya mengakibatkan bentuk kepala kecil, atau yang disebut dengan microcephaly, dan gangguan perkembangan serius lainnya
 
Meski demikian, pada tahun 2007, di Polinesia ada peningkatan kasus guillain-barre syndrome (gangguan saraf yang bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian karena dapat melumpuhkan otot pernapasan) di area yang terinfeksi virus zika. Kasus itu menjadi perhatian sehingga virus zika mulai dianggap berdampak pada kesehatan masyarakat.

“Nyamuk aedes aegypti menghisap darah pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini  juga menularkan demam berdarah dengue dan penyakit chikunguya,” jelas dr. H.M. Subuh, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI.
 
Untuk mencegah penyebaran virus zika lewat gigitan nyamuk, Kementerian Kesehatan RI kembali mengingatkan warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 langkah yang paling efektif, yaitu:

  1. menguras dan membersihkan penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air di lemari es dan dispenser, dan lain-lain.
  2. menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan tangki air,
  3. mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Untuk mencegah pengendalian nyamuk sebagai vektor atau binatang pembawa penyakit, di setiap rumah dan institusi harus ada satu orang yang bertugas sebagai Juru Pemantau Jentik atau Jumantik. Tugasnya, melakukan langkah-langkah tadi secara rutin setiap pekan agar nyamuk pradewasa nyamuk tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa. Ingat, telur, jentik, dan pupa nyamuk akan berkembang dalam kisaran 8-12 hari menjadi nyamuk dewasa.

Jarak terbang nyamuk aedes aegypti adalah 30-50 meter. Jika di satu rumah sudah bebas dari jentik, tapi rumah di sekitarnya masih penuh jentik, maka nyamuk itu juga berpotensi berkembang di rumah yang lain.
 
Selain itu, ada 7 langkah mudah yang harus dilakukan untuk melindungi keluarga kita, yaitu:
1. Menaburkan atau meneteskan larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3. Menggunakan kelambu saat tidur;
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk

Cari Artikel Lainnya