Home » Kongkow » Cerpen » Saat Ditanya Kapan Kurus, Kututupi Sakit Hatiku dengan Senyuman

Saat Ditanya Kapan Kurus, Kututupi Sakit Hatiku dengan Senyuman

- Selasa, 30 Agustus 2016 | 08:21 WIB
Saat Ditanya Kapan Kurus, Kututupi Sakit Hatiku dengan Senyuman

Kapan... Kapan apa yang bikin bete? Kalau buatku, yang paling bete itu adalah ketika ditanya kapan kurus! Now we talk about size. Does it bother you? When you're on size 8 and I'm on 12? What's wrong with that? 

Hal yang sangat menyebalkan adalah ketika ditanya kapan kurus. Ada yang kurus pengen gendut bahkan parahnya ada yang kurus takut gendut dan bilang "duh aku gendutan" padahal nyatanya dia sudah kurus sekali. Apakah menjadi gendut semengerikan itu? Mungkin buat yang pernah gendut terus jadi kurus, bisa tahu gimana rasanya ditanya kapan kurus ?

Gendut, gemuk, berisi, besar, fat, big, big size, oversize, semua itu intinya sama aja. Tapi apa salahnya dengan semua itu? Let me tell you, Ladies. Saya seorang wanita yang bertubuh gemuk dan bisa dibilang sudah berisi sejak kecil. 

Saya tidak pernah kurus, karena menurut saya kurus adalah sebutan bagi mereka yang berat badannya di bawah ideal. Pertanyaan kapan kurus jadi membuat diri makin tidak nyaman jika ada orang yang bertanya saat saya sedang atau ingin menyantap sesuatu. Sebuah hal yang menyinggung walaupun saya hanya menunjukkan senyum saja ketika pertanyaan tersebut terlontarkan. Atau di saat saya belum makan seharian dan saya bilang lapar tapi kalian bilang, "Ah udah gendut juga, ngapain makan kan persediaannya masih banyak di badan." See? Lucu kah itu bagi kalian?

Saya tidak pernah bermasalah dengan berat badan saya. Tapi orang sekitar lah yang mempermasalahkannya. Bagi saya, walaupun gendut asalkan masih bermanfaat dan bisa membantu sekitar ya kenapa ambil pusing? Tapi saya pusing dengan pertanyaan kapan kurus? Saya pernah punya teman yang size-nya kurang lebih saya, ketika ditanya kapan kurus dengan frekuensi yang terlalu sering akhirnya dia melakukan sebuah diet. Tanpa anjuran dokter, diet berlebihan. Sampai akhirnya harus opname di rumah sakit hanya karena pertanyaan yang dirasa biasa saja namun sebenarnya menoreh luka bagi sebagian orang.
 

Pertanyaan "kapan kurus?" bisa dipandang dari dua sisi. Pertama, mungkin mereka benar-benar peduli dengan seseorang yang big size untuk mendorong menjadi yang lebih baik. Kedua, mereka pura-pura peduli padahal tujuannya untuk mengejek. Salahkah saya terlalu menganggap semua ini adalah anugerah dan nikmat yang memang harus saya nikmati? 


Sedikit membela diri, nggak apa-apa gendut asalkan bahagia. Saya gendut tapi saya wanita yang cerdas, saya memiliki talenta, bahkan saya tahu bagaimana cara memperlakukan dan berbicara yang semestinya kepada orang lain. Saya lelah ditanya kapan kurus. Yang saya pikirkan adalah kapan kalian berhenti mengurusi orang lain dan kembalilah kepada diri kalian masing-masing.

Percaya lah, tidak ada orang gendut yang tidak ingin kurus. Kurus adalah impian, tapi ingat kalau kurus itu perlu proses. Sama hal nya dengan apapun yang dilakukan di dunia ini untuk mencapai hal yang diinginkan. Kadang memang lelah, menjadi seseorang yang size-nya tidak seperti rata-rata wanita lainnya. Saat harus berbagi tempat duduk, berdesakan di antrian, berjalan dengan wanita lain dengan size yang lebih kecil pasti akan membuat orang lain memandang ke arah saya. Tidakkah kalian sadari bahwa saya juga manusia, manusia yang merupakan ciptaan paling sempurna dari Tuhan.

Logika aja deh, kan nggak mungkin ada sebutan pintar kalau nggak ada yang bodoh. Sama hal nya dengan kurus, kurus nggak akan ada kalau gendut juga nggak ada. Tidak semua orang gendut makannya banyak, percaya deh. Bahkan kadang orang kurus makannya lebih banyak. Pernah belajar IPA kan mengenai hormon seseorang? Atau belajar dan membaca tentang kondisi psikologis seseorang saat sedang stres trus keinginan makannya meningkat?

Mungkin daripada nanya kapan kurus, mendingan belikan kami makanan yang sehat penuh serat, dukung kami buat work-out bareng bukan hang-out makan bareng. 

So, being confident is important. Untuk berubah menjadi lebih baik nggak masalah juga kan? Hihi.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya