Home » Kongkow » Prestasi » Pemuda Indonesia Boyong 22 Medali dari Lomba Mengingat

Pemuda Indonesia Boyong 22 Medali dari Lomba Mengingat

- Rabu, 22 Februari 2017 | 11:00 WIB
Pemuda Indonesia Boyong 22 Medali dari Lomba Mengingat

Mengingat sesuatu itu penting. Tapi kalau daya ingat diperlombakan, sepertinya Indonesia jagonya lho. Terbukti, Indonesia memboyong 22 medali dari kejuaraan mengingat di Korea Selatan.

Kompetisi itu bernama Korea Open Memory Championship. Digelar di Chung Ang University pada 18-19 Februari lalu. Kompetisi ini diikuti 184 orang dari 12 negara.

Ada 10 mata lomba mengingat yang diperlombakan pada kompetisi ini, yaitu:

1. 5 menit mengingat wajah dan nama
2. 5 menit mengingat urutan kata acak
3. 5 menit mengingat urutan angka binary acak
4. 5 menit mengingat urutan angka acak
5. 5 menit mengingat urutan gambar acak   
6. 15 menit mengingat angka acak
7. 10 menit mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok
8. 5 menit mengingat tahun dan kejadian  
9. Mengingat angka acak yang diucapkan dalam interval 1 detik per 1 angka  
10. Mengingat secepat-cepatnya 1 deck kartu remi (52 kartu) yang telah dikocok.

Ke-10 jenis nomor di atas bertujuan untuk mengasah dan mempertajam kemampuan konsentrasi dan daya ingat seseorang. Sehingga dapat dikatakan para peserta sedang memperkuat otot-otot otaknya dalam kompetisi ini.

Bertanding dalam cuaca dingin, tim binaan Indonesia Memory Sports Council yang dipimpin Grandmaster Memory Yudi Lesmana, beranggotakan:

1. Aulia Nadia (siswi SD Sinar Cendekia, Serpong, Tangerang, Banten)
2. Rania Azzahra (siswi SMPN 1 Toli-Toli, Sulawesi Tengah)
3. Shafa Annisa (siswi SMP Kesatuan Bangsa, Yogyakarta)
4. Aisha Nadine (siswi SMP Sinar Cendekia, Serpong, Tangerang, Banten)
5.  I Gusti Putu Wisnu (siswa SMPN 163, Jakarta)
6. Rayyan Hanif I (siswa SMP Nurul Fikri, Depok, Jawa Barat)
7. Fathimah Aiko (siswi SMP Salman Al Farisi, Bandung, Jawa Barat)
8. Afifah Hasna (siswi SMP Edu Global School, Bandung, Jawa Barat)
9. Wafa Fauziah (siswi SMP Edu Global School, Bandung, Jawa Barat)
10. Kinanti W. Asih (siswi SMPN 2, Bandung, Jawa Barat)
11. Rifda Almira (siswi SMA Edu Global School, Bandung, Jawa Barat)
12. Hanifah Khalillah (siswi SMA Edu Global School, Bandung, Jawa Barat)
13. Fakhri Shafly (siswa SMAN 26, Jakarta)
14. Danu Ariya Nugrah (Mahasiswa, Jakarta)
 
Mereka mengharumkan nama bangsa dengan meraih 22 medali. Di kategori junior, Fakhri (SMAN 26, Jakarta) berhasil membawa pulang 1 emas, 5 perak, dan 2 perunggu (ditambah 1 perak posisi keseluruhan).

Disusul Fathimah Aiko (SMP Salman Alfarisi, Bandung) dengan 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu posisi keseluruhan. Lalu ada Shafa Annisa (siswi SMPN Kesatuan Bangsa, Jogja) dengan 3 perunggu.

Sebanyak 3 Medali (2 perak dan 1 perunggu) juga berhasil dibawa pulang Ketua Tim Yudi Lesmana di kategori dewasa. 4 anggota tim lainnya juga masing-masing berhasil membawa pulang 1 medali perunggu yaitu Rayyan Hanif (SMP Nurul Fikri, Depok), Rifda Almira (SMA Edu Global School, Bandung), Hanifah Khalillah (SMA Edu Global School, Bandung), dan terakhir Aulia Nadia (SD Sinar Cendikia, Tangerang).

Rekor fantastis juga dicetak Fakhri yang mampu mengingat 660 digit angka biner acak dan 58 kejadian dan tahun dalam 5 menit.

Sedang Aiko mampu mengingat 60 urutan kata acak dalam 5 menit. Shafa berhasil mengingat 166 urutan kartu dalam 10 menit dan Yudi Lesmana mengingat 188 digit angka yang diucapkan dalam waktu 188 detik.

Total 2 emas, 10 perak, dan 10 perunggu berhasil dibawa pulang tim serta menempatkan Tim Indonesia pada posisi ke-2 Overall Junior setelah Mongolia.

Di kategori dewasa, keluar sebagai Juara pertama, Johannes Mallow (Former World Memory Champion) dari Jerman.

Selain medali, Indonesia juga membawa pulang hadiah total 1,000,000 KRW dari panitia penyelenggara acara serta hadiah tambahan dari PT. Kaltim Prima Coal kepada anak-anak Indonesia berprestasi dalam bidang Memory Sports dengan total Rp.45,000,000 dalam bentuk sponsorship untuk memotivasi anak-anak agar lebih berprestasi lagi.

Hasil Kejuaraan ini membuktikan kemampuan otak anak bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata.

Walaupun dengan dukungan terbatas pemerintah, Tim Memory Sports Indonesia tetap menunjukkan taringnya di mata dunia dan membawa harum nama Indonesia.

Cari Artikel Lainnya