Home » Kongkow » Bahasa Indonesia » Paragraf Argumentasi Beserta Contoh

Paragraf Argumentasi Beserta Contoh

- Senin, 22 Februari 2021 | 16:18 WIB
Paragraf Argumentasi Beserta Contoh

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan yang isinya bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data atau fakta sebagai alasan pendukung.

Kata penghubung yang digunakan dalam paragraf argumentatif yaitu sebab itu, karena itu, oleh sebab itu, dan lain-lain. Penulis mengharapkan dalam penelitian ini siswa mampu menulis paragraf argumentatif dengan mampu memasukan kata penghubung di dalam penulisan paragraf argumentatif.

Tujuan Penulisan Paragraf Argumentasi

  1. Untuk mengemukakan ide, pandagan, atau gagasan penulis

  2. Untuk mendorong atau mencegah seseorang melakukan sesuatu

  3. Untuk mempengaruhi perilaku pembaca

  4. Untuk menarik simpati pembaca

  5. Untuk membuat pembaca yakin atas gagasan penulis

 

Ciri-ciri Paragraf Argumentasi

Berdasarkan penjabaran di atas tadi, suatu paragraf dapat disebut sebagai paragraf argumentasi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.

  • Berisikan pandangan, pendapat dan keyakinan sang penulis terhadap permasalahan.

  • Memiliki data faktual yang digunakan untuk meyakinkan para pembaca.

  • Menguraikan suatu permasalahan dengan cara menganalisa dan memberi sebuah analogi.

  • Diakhiri dengan kesimpulan yakni berupa pendapat yang lebih luas bukan merupakan penegasan ulang topik utama.

 

Jenis Paragraf Argumentasi

 

Paragraf argumentasi diklasifikasikan menjadi dua, yakni menurut cara pengembangan topik utama, yaitu paragraf argumentasi sebab-akibat dan paragraf argumentasi akibat-sebab.

1. Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat

Paragraf Argumentasi Sebab-Akibat diawali dengan pendapat yang berupa sebab-sebab dari suatu permasalahan tertentu yang akhirnya diarahkan pada satu kesimpulan universal dan dinamakan dengan akibat dari sebab-sebab tersebut.

2. Paragraf Argumentasi Akibat–Sebab

Diartikan sebagai kebalikan dari pengembangan paragraf argumentasi dan berpola sebab–akibat. Untuk paragraf argumentasi akibat-sebab pengembangannya diawali dari menjabarkan suatu kondisi dan merupakan efek dari sebuah permasalahan.

Dari sini lalu paragraf dikembangkan menuju inti permasalahan serta menjadi penyebab ataupun pemicu munculnya kejadian tadi.

 

Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi

Beberapa pola pengembangan paragraf argumentasi, yaitu :

  1. Pola Analogi/Perbandingan -> penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaannya.

  2. Pola Generalisasi/Umum -> penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.

  3. Pola Sebab-Akibat -> dimulai dengan fakta khusus yang menjadi sebab, sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat.

  4. Pola Akibat-Sebab -> dimulai dengan fakta yang dianggap sebagai akibat, kemudian menuju sebab yang ditimbulkan oleh akibat.

 

Contoh Paragraf Argumentasi

Contoh 1

          Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

Contoh 2

           Banyak segi positif dan negatif dari program JAVA DAY ini. Jika ditilik dari sisi positif, dengan menggunakan bahasa Jawa, budaya Jawa tidak akan mudah tergerus perkembangan zaman. Apalagi mengingat kondisi sekarang, sebagian besar generasi muda asli jawa justru tidak bisa berbahasa Jawa. Lingkungan tempat mereka berkembang tidak membiasakan mereka berbahasa Jawa. Akibatnya, ketika harus berinteraksi dengan kalangan di luar lingkungannya yang masih menggunakan bahasa Jawa, komunikasi pun menjadi terhambat.

           Dilihat dari sisi negatif, program ini bisa memunculkan masalah yang besar. Hal ini karena siswa yang mengenyam ilmu di Surabaya tidak hanya siswa asli Jawa. Banyak siswa dari luar Jawa tidak bisa berbahasa Jawa, bahkan tidak  mengenal bahasa.

 

Sumber :
Cari Artikel Lainnya