Home » Kongkow » Kesehatan » Otot Sering Kedutan, Bahaya Atau Tidak?

Otot Sering Kedutan, Bahaya Atau Tidak?

- Selasa, 16 Juni 2020 | 11:44 WIB
Otot Sering Kedutan, Bahaya Atau Tidak?

Secara sadar atau tidak, hampir semua orang pernah mengalami otot kedutan. Sensasi yang dirasakan biasanya tiba-tiba otot Anda seperti menegang atau ditarik. Kebanyakan orang mengeluhkan kedutan pada kelopak mata, ibu jari, jempol kaki, atau betis. Kedutan atau juga dikenal dengan istilah twitching adalah hal yang umum terjadi dan biasanya akan hilang sendiri. Namun, jika Anda sangat sering mengalami otot kedutan, hati-hati karena ini bisa berarti Anda berisiko mengidap penyakit saraf tertentu. Untuk mencari apa arti kedutan yang Anda alami, simak baik-baik informasi berikut ini.

Apa yang terjadi saat Anda kedutan?

Sistem saraf pusat Anda bertugas sebagai pusat perintah dan komunikasi dalam tubuh manusia. Sel-sel neuron motorik dalam sistem saraf pusat akan membentuk unit motorik. Unit motorik ini berfungsi untuk mengendalikan gerakan dan kontraksi otot. Kedutan terjadi ketika unit motorik memberi sinyal pada otot untuk berkontraksi secara berulang-ulang tanpa kendali. Kedutan bisa terjadi pada kelopak mata, jemari, lengan, atau betis.

Arti dan penyebab kedutan

Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan kedutan. Pada umumnya, kedutan-kedutan kecil yang Anda alami tidak bersifat membahayakan. Untuk mengatasinya, Anda cukup melakukan peregangan otot atau menggunakan otot tersebut misalnya untuk berjalan, mengangkat barang, atau berkedip. Berikut adalah berbagai penyebab dan arti kedutan yang sering terjadi.

  • Kedutan bisa disebabkan oleh rasa gugup, cemas, atau stres. Kedutan adalah salah satu cara tubuh bereaksi terhadap emosi-emosi ini. Tubuh Anda akan menangkap sinyal stres dan merangsang reaksi pada saraf yang tidak menentu. Biasanya setelah stres atau kecemasan Anda mereda, kedutan juga akan berangsur-angsur hilang sendiri.
  • Mengonsumsi terlalu banyak kafein seperti kopi atau minuman energi akan memicu kedutan. Kafein adalah zat stimulan yang bisa memberikan efek samping. Jika tubuh Anda sensitif terhadap kafein, otot-otot Anda akan bereaksi dengan cara berkontraksi di luar perintah Anda.
  • Kekurangan nutrisi tertentu bisa membuat otot-otot Anda berkedut secara tak terkendali, terutama di kelopak mata, betis, dan tangan. Biasanya nutrisi yang dibutuhkan adalah vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, dan mineral.
  • Jika yang berkedut adalah otot-otot besar pada lengan, kaki, dan torso, kemungkinannya adalah Anda mengalami dehidrasi. Ketika saraf yang terhubung dengan otot tidak mendapat asupan sodium dan air yang cukup, saraf-saraf tersebut menjadi sangat sensitif dan bisa tiba-tiba berkontraksi.
  • Merokok dan vaping (rokok elektrik) bisa menyebabkan kedutan karena kandungan nikotin yang mengganggu sistem neurotransmiter pada otak. Neurotransmiter adalah senyawa alami yang bertugas untuk mengirimkan informasi pada sel saraf. Gangguan pada neurotransmiter menyebabkan kekacauan pada perintah yang diterima oleh otot Anda.
  • Otot bisa mengalami kedutan setelah Anda beraktivitas fisik atau berolahraga. Biasanya ini disebabkan karena Anda tidak melakukan pemanasan atau peregangan otot dengan sempurna. Alasan lain yang mungkin menjadi penyebab kedutan setelah berolahraga adalah kekurangan elektrolit.
  • Kurang istirahat juga berisiko membuat otot sering berkedut, terutama pada kelopak mata. Ini karena kurang tidur dan istirahat menyebabkan jumlah neurotransmiter yang diproduksi otak tidak stabil sehingga perintah yang diterima saraf otot pun menjadi terganggu.

Apa tandanya jika kedutan merupakan pertanda penyakit serius?

Selain berbagai alasan dan arti kedutan yang telah dibahas di atas, kedutan juga bisa menjadi tanda-tanda penyakit saraf yang serius. Perhatikan jika kedutan yang Anda alami sudah berlangsung cukup lama, tak kunjung mereda, atau otot Anda mulai terasa lemas. Ingat-ingat juga apakah otot yang berkedut selalu sama atau berganti-ganti. Jika kedutan terjadi pada otot yang sama terus dan frekuensinya tidak berkurang setelah waktu yang cukup lama, sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter atau tenaga medis dan melakukan pemeriksaan.

Otot kedutan bisa menjadi gejala berbagai penyakit yang berisiko mengancam nyawa seperti muscular distrophy (distrofi otot)Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit autoimunneuropati, atau penyakit ginjal. Biasanya dalam pemeriksaan Anda akan menjalani tes darah untuk melihat kadar elektrolit dan fungsi tiroid, pindai MRI atau CT untuk memeriksa tulang belakang atau otak, dan elektromiogram (EMG) untuk mengukur aktivitas listrik pada otot rangka.

Bagaimana cara mencegah kedutan?

Anda bisa melakukan pencegahan kedutan dan berbagai penyebabnya dengan menjaga pola makan yang sehat dan kaya protein; istirahat yang cukup; mengelola stres dan melemaskan otot dengan melakukan yoga atau meditasi; membatasi konsumsi kopi, minuman energi, atau sumber lain yang mengandung stimulan dan kafein; dan berhenti merokok.

Cari Artikel Lainnya