Home » Kongkow » Materi » Organ – Organ Tumbuhan

Organ – Organ Tumbuhan

- Selasa, 15 Agustus 2017 | 16:00 WIB
Organ – Organ Tumbuhan
Organ tumbuhan merupakan kumpulan jaringan tumbuhan yang memiliki fungsi tertentu. Macam organ tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga.

1. Akar

Akar berkembang dari meristem akar. Bagian ujung akar dilindungi oleh tudung akar yang berupa sel-sel parenkim dan disebut kaliptra. Adapun fungsi akar yang utama, yaitu untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah. Akar juga merupakan pengangkut unsur-unsur hara sampai batang.

Air dari bawah (tanah) dapat sampai ke atas karena dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu daya isap daun, daya tekan akar, dan daya kapilaritas sel-sel pengangkut. Maka banyak daun yang didukung, makin banyak pula air yang dialirkan ke atas. Hal ini disebabkan oleh pengaruh daya isap daun. Adanya daya tekan akar menyebabkan akar memiliki daya tekan ke atas sehingga air dari tanah dapat sampai ke pucuk pohon. Adanya sel-sel pengangkut berupa xilem yang memiliki daya kapilaritas menyebabkan air dari akar dapat sampai ke pucuk pohon. Hal ini disebut daya kapilaritas sel-sel pengangkut.

Selain itu, akar merupakan penyokong atau penunjang tubuh tumbuhan. Akar yang kokoh akan menunjang tumbuhan dapat berdiri tegak. Makin kuat akar mencengkeram tanah, makin kokoh tumbuhan berdiri. Pada tumbuhan tertentu, akar dapat berperan sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya pada ketela pohon, wortel, dan bengkuang. Akar penyimpan hasil fotosintesis tersebut berubah bentuk menjadi gelembung membentuk umbi.

Seperti yang Anda ketahui, tumbuhan digolongkan menjadi tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan akar monokotil terletak pada asal akar tersebut. Akar tumbuhan dikotil merupakan akar yang tumbuh dari biji menjadi akar tunggang (akar primer). Akar tunggang bersifat kuat dan tidak mudah roboh. Adapun akar tumbuhan monokotil merupakan akar serabut. Saat biji monokotil berkecambah, muncul akar primer seperti pada tumbuhan dikotil. Akar primer ini biasanya tidak bertahan lama. Di bagian pangkal akar akan tumbuh beberapa akar tambahan atau akr adventif yang berdampingan letaknya satu sama lain. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan susunan akar serabut.
 
Akar tumbuhan secara umum disusun oleh beberapa lapisan, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Epidermis berdinding tipis dan bersifat semipermeabel. Korteks merupakan jaringan parenkim berdinding tipis dan memiliki banyak ruang antarsel yang berguna untuk pertukaran zat. Endodermis berupa selapis sel, pada dinding selnya ada penebalan zat gabus (disebut pita kaspari) untuk mengatur masuknya air dan zat terlarut dalam stele. Stele merupakan silinder pusat pada tumbuhan. Di dalam stele terdapat berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Bagian terluarnya disebut perisikel atau perikambium.
 

2. Batang

Tumbuhan dibedakan menjadi golongan dikotil dan golongan monokotil. Batang tumbuhan dikotil mengalami pertumbuhan megayu, sedangkan batang tumbuhan monokotil tidak. Hal itu disebabkan batang tumbuhan dikotil memiliki kambium.
Batang dikotil berasal dari meristem apikal yang berdiferensiasi menjadi jaringan primer. Jaringan primer nantinya akan menjadi bakal buah, tunas ketiak, epidermis, korteks, ikatan pembuluh, dan empulur. Adapun ikatan pembuluh berkembang dari prokabium.


Pada tumbuhan herba, misalnya bayam dan kangkung, tidak terjadi pertumbuhan sekunder. Bagian yang berkayu hanya terdapat pada batang yang telah tua. Pada tanaman  bayam yang sudah tua, batang bagian bawah akan mengalami lignifikasi menjadi kuat (berkayu), sementara batang yang di bagian atas tetap bersifat herba (berair).
 
Pada batang dikotil, pertumbuhan xilem terjadi terus menerus. Dengan adanya perubahan musim, terjadi pertumbuhan dengan kecepatan dan ukuran sel yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya lingkaran-lingkaran pada batang yang tidak sama ketebalannya. Bentuk semacam ini dikenal sebagai lingkaran tahun.

Batang monokotil berasal dari meristem apikal. Jaringan ini nantinya akan berkembang menjadi bakal daun dan bakal tunas ketiak. Epidermis melebar di bawah meristem apikal menjadi meristem perifer yang berkembang menjadi bagian batang dan jaringan pengangkut yang tersebar.

Ikatan pembuluh pada batang monokotil tersebar. Di tengah batang terdapat empulur yang mungkin hilang, kecuali pada bagian buku-buku. Karena tidak memiliki kambium batang pada tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder.

Pohon kelapa dimasukkan dalam kelompok tumbuhan monokotil. Namun, mengapa batangnya dapat bertambah besar, padahal dia tidak memiliki kambium? Membesarnya batang kelapa diakibatkan oleh adanya aktivitas meristem penebalan primer. Aktivitas meristem penebalan primer pada awalnya menyebabkan penebalan pada batang, kemudian bertanggung jawab pada pertambahan tinggi batangnya.

Secara umum, batang tumbuhan dikotil tersusun oleh bagian epidermis, korteks, silinder pusat, endodermis, dan empulur. Epidermis memiliki ciri dinding luar sel-selnya menebal. Korteks terletak di sebelah dalam epidermis dan terdiri atas dua jaringan, yaitu jaringan parenkim dan jarigan penunjang. Jaringan penunjang pada korteks terdiri atas jaringan kolenkim yang mengandung kloroplas dan bagian sudut dinding selnya mengalami penebalan.

Pada silinder pusat (stele) batang yang masih muda terdapat endodermis yang merupakan batas nyata antara korteks dan stele. Endodermis batang umumnya disebut floeterma dan karena di dalam sel-selnya sering mengandung amilum maka disebut juga sarung tepung.

Empulur batang dibentuk oleh jaringan parenkim di pusat stele. Kelompok-kelompok ikatan pembuluh mempunyai lingkaran kambium. Oleh karena itu, di antara kelompok-kelompok ikatan pembuluh tersebut terdapat kelanjutan parenkim empulur yang tampak sebagai roda berjari-jari sehingga disebut jari-jari empulur.

Tipe berkas pengangkutan pada tumbuhan dikotil atau monokotil  dapat dibedakan menjadi konsentris, kolateral, bikolateral, dan radial. Disebut tipe pengangkutan konsentris apabila letak xilem dan floem melingkar. Konsentris dibedakan menjadi dua macam, yaitu konsentris amfikibral (floem mengelilingi xilem) dan konsentris amfivasal (xilem mengelilingi floem).

Tipe kolateral terbentuk apabila xilem dan floem berdampingan. Macam kolateral ada dua, kolateral tertutup (di antara floem dan xilem tidak terdapat kambium) dan kolateral terbuka (di antara floem dan xilem terdapat kambium.

Tipe bikolateral terbentuk apabila berkas pengangkut memiliki dua floem. Susunan bikolateral adalah floem luar – xilem – floem dalam. Tipe radial terbentuk apabila floem dan xilem tersusun berselang – selang.
 

3. Daun


Secara umum, daun pada tumbuhan memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Selain itu, daun juga merupakan tempat untuk melakukan evaporasi, yaitu penguapan air. Selain evaporasi, pada daun juga dapat terjadi peristiwa gutasi atau penetesan air, yaitu usaha tumbuhan untuk beradaptasi terhadap lingkngan yang terlalu lembap.

Fungsi daun yang lain adalah sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Pada daun juga dapat berlangsung pengikatan CO2 yang dilakukan oleh ribulose diphosphate (RDP) pada saat fotosintesis. Sementara itu, O2 dikeluarkan saat berlangsung fotosintesis. Oksigen merupakan salah satu hasil fotosintesis dan dikeluarkan melalui mulut daun (stomata).

Daun tumbuhan tersusun atas epidermis atas, mesofil, ikatan pembuluh, dan epidermis bawah. Epidermis atas merupakan lapisan sel yang dapat berubah menjadi derivat epidermis berupa kutikula, lapisan lilin, dan rambut (trikom). Mesofil merupakan daging daun (berupa jaringan parenkim) yang terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang. Ikatan pembuluh (sarung berkas pengangkutan) terdiri atas xilem dan floem. Pada epidermis bawah biasanya terdapat stomata (mulut daun) yang tersebar.

Jaringan daun yang sangat penting dalam fotosintesis adalah jaringan palisade karena lebih banyak mengandung kloroplas dibandingkan jaringan bunga karang (jaringan spons). Pada daun juga terdapat hidatoda, yaitu struktur tepi atau ujung daun yang berfungsi untuk pelepasan air (fungsinya sama dengan stomata).
 

4. Bunga


Secara umum, bunga tersusun atas beberapa bagian, yaitu kelopak bunga (kalliks), mahkota bunga (korola), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Kelopak bunga tersusun atas daun-daun kelopak (sepala). Mahkota bunga tersusun atas daun-daun mahkota (petala). Benang sari tersusun atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari (antera). Di dalam kepala sari terdapat serbuk sari (polen) yang mengandung gamet jantan. Adapun putik tersusun atas tangkai putik (stilus), kepala putik (stigma), dan bakal buah (ovarium). Kepala putik merupakan bagian yang lengket dan berambut sebagai tempat melekatnya serbuk sari. Di bagian dasar putik terdapat bakal buah (ovarium) yang berisi bakal biji (ovula).

Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga jantan, bunga betina, bunga telanjang, bunga tidak lengkap dan bunga sempurna. Bunga jantan adalah bunga yang memiliki benang sari saja, selain mahkota dan kelopak bunga. Contohnya, bunga pepaya jantan. Bunga betina adalah bunga yang memiliki putik saja, selain mahkota dan kelopak bunga. Contohnya, bunga pepaya betina. Bunga telanjang adalah bunga yang tidak memiliki mahkota (flos nodus). Bunga jenis ini hanya memiliki putik dan benang sari, contohnya bunga nangka. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki satu atau lebih bagian-bagian bunga. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua bagian-bagian bunga. Contohnya bunga sepatu. Bunga sempurna merupakan bunga yang memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga.

Bunga mempunyai beberapa fungsi, di antaranya untuk mempercantik lingkungan, misalnya bunga anggrek, bunga pukul empat, bunga jepang; sebagai pengharum ruangan, misalnya sedap malam, melati; juga sebagai alat reproduksi yang melibatkan benang sari penghasil gamet jantan dan putik, yaitu penghasil gamet betina.
Cari Artikel Lainnya