Home » Kongkow » kongkow » Mungkinkah Gundala Si Putra Petir ada di dunia nyata?

Mungkinkah Gundala Si Putra Petir ada di dunia nyata?

- Rabu, 11 September 2019 | 18:30 WIB
Mungkinkah Gundala Si Putra Petir ada di dunia nyata?

Bayangkan ketika Sancaka tersambar petir dan menjadi Gundala terjadi di dunia nyata. Petir tidak akan memberimu kekuatan super, malahan luka bakar dan serangan jantung. Efek dari sambaran petir pada tubuh manusia sering membuat cacat, jika tidak kematian.

Apa itu petir?

Petir adalah pelepasan muatan listrik secara masif antara atmosfer dengan permukaan tanah disertai dengan kilatan cahaya dan suara gemuruh guntur.

Kilatan cahaya dapat memiliki panjang hingga 8 km. Kilatan petir dapat memanaskan udara di sekitarnya hingga 25.000ºC, lima kali lebih panas daripada matahari, dan memiliki tegangan hingga 3000kV.

Diperkirakan setiap satu detik di Bumi saat ini terjadi lebih dari seratus petir. Banyak dari kita telah melihat petir atau guntur di langit, kemudian mengitung berapa detik setelahnya hingga suara guruh terdengar, untuk mengetahui berapa jaraknya ke kita.

Sementara ribuan orang tersambar petir setiap tahunnya, hanya sebagian kecil yang terkena akibat fatalnya. Untuk orang yang masih bertahan hidup akibat sambaran petir, efek mencacatkan pada tubuhnya masih terlihat.

Bagaimana seseorang dapat selamat terkena kilatan petir?

Peluang seseorang terkena petir sepanjang hidupnya adalah 1 dibanding 3000. Dengan semua kekuatan, panas dan besarnya listrik yang ada pada sambaran petir, sangat sulit untuk membayangkan seseorang dapat selamat.

Nyatanya ada orang-orang yang selamat, karena sebagian petir jarang melalui ruang dalam tubuh manusia. Melainkan, kilatan petir mengalir diatas kulit kita, menjalar melalui keringat atau air hujan pada tubuh kita. Fluida ini menyediakan jalur lain kilatan petir.

Saat orang meninggal karena sambaran petir biasanya terjadi karena pelepasan muatan menginduksi ke tubuh manusia, atau terkena serangan jantung.

Efek kilatan petir pada tubuh manusia

Manusia yang terkena petir akan memiliki trauma atau bekas. Seperti luka akibat tembakan, sambaran petir meninggalkan jejak di tubuh dimana aliran masuk dan keluarnya. Luka Lichtenberg, yang menjiplak pembuluh darah, seringnya berbentuk aneh kalau tidak disebut indah, seperti jaring-jaring laba-laba.

Listrik tegangan tinggi mengubah keringat atau air hujan di tumbuh kita menguap, dan mengubah benda logam menjadi kembang api, menyebabkan luka bakar serius. Baju atau kain dapat terkoyak atau terbakar oleh baik ledakan udara dan kilatan petir. Sering juga sepatu dan kaus kaki terlempar.

Efek kilatan petir pada otak

Menariknya, banyak orang yang selamat dari kilatan petir tidak ingat kalau dia tersambar. Hanya bukti bekas luka dan kaos terkoyak dan tanda di sekujur tubuh,

Salah satu efek kuat dari sambaran petir terjadi pada otak. Jika arus listrik mengalir lewat otak, panas dan listrik akan memanggang sel otak, hingga menjadi mati dan tak berguna. Bagi orang yang mengalaminya, efek dari sambaran petir di otak ini akan tampak semakin nyata seiring waktu.

Banyak orang yang mengalaminya melaporkan punya kesulitan ingatan, bermasalah dengan konsentrasi dan sering pusing, itu terjadi dalam sepuluh tahun setelah kejadiannya.

Kelangkaan kasus sambaran petir, kurangnya waktu dan sumber daya untuk mempelajari lebih lanjut tentang efek sambaran petir pada fungsi otak.

Penelitian Mary Ann Cooper menemukan bahwa ada perbedaan signifikan diantara aktivitas otak korban sambaran petir dengan orang sehat pada tes mental.

Disamping berdampak pada fungsi otak jangka panjang, sambaran petir juga dapat memecah gendang telinga, menggamit otot, dan kerusakan saraf.

Semuanya efek dari sambaran petir mungkin hanya berdampak ringan hingga membuat cacar seumur hidup tidak ada Sancaka yang menjadi Gundala.

Cari Artikel Lainnya