Home » Kongkow » kongkow » Mengapa Kedalaman Air Tanah Di Tiap Tempat Tidak Sama?

Mengapa Kedalaman Air Tanah Di Tiap Tempat Tidak Sama?

- Sabtu, 07 September 2019 | 11:35 WIB
Mengapa Kedalaman Air Tanah Di Tiap Tempat Tidak Sama?

Salah satu unsur yang memiliki peran sangat penting bagi keberlangsungan hidup setiap makhluk hidup, air tidak dapat dipisahkan dari apapun. Sehingga dapat dikatakan jika air merupakan salah satu sumber komponen kehidupan. Sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi agar mereka dapa bertahan hidup. Secara kimia air dapat dikatakan sebagai senyawa yang tersusun atas ikatan unsur oksigen dan hidrogen dan senyawa yang paling banyak ditemukan di Planet Bumi yaitu sekitar 70%. Susunan air tersebut terdiri dari berbagai macam wujud dan sering disebut dengan hidrosfer.

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa air tidak dapat dipisahkan dari keberlangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk manusia. Sehingga tidak heran jika air memiliki banyak fungsi. Bagi hewan, air tidak hanya untuk metabolisme saja namun juga sebagai tempat tinggal untuk beberapa hewan air. Untuk tanaman pun demikian, selain dimanfaatkan untuk proses fotosintesis air juga dijadikan sebagai habitat untuk beberapa jenis tanaman air. Lalu bagaimana dengan manusia?

Tentunya fungsi dari air bagi manusia sangatlah banyak. Selain sebagai penghilang dahaga, air juga berfungsi untuk hal lain seperti sarana transportasi atau penyaluran barang dan jasa, pengairan di bidang pertanian, pengolahan industri, kebutuhan memasak, mandi,  dan masih banyak lagi. Jadi apa yang terjadi jika air di bumi habis? Dapat dipastikan bahwa kehidupan di Planet Bumi akan cepat mengalami kepunahan.

Lalu dari mana sajakah sumber air yang bisa dimanfaatkan terutama bagi manusia?

Sebagian besar sumber air yang digunakan oleh manusia berasal dari air permukaan Dapat dikatakan jika air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah seperti sungai, laut, danau dan lain sebagainya. Sedangkan untuk air tanah yaitu air yang berada di bawah permukaan tanah dan harus melakukan pengeboran atau digali untuk mendapatkan sumber air tersebut.

Jika kita berbicara dari mana asal air – air tersebut baik air permukaan maupun air tanah. Semua itu dapat diketahui dari sebuah siklus yang bernama siklus hidrologi. Salah satu tahapan dari siklus hidrologi tersebut yaitu hujan. Saat hujan turun, air yang jatuh beberapa di antaranya akan jatuh di ke sungai, laut, danau ataupun ke beberapa penampungan air seperti waduk atau embung. Dan tidak sedikit pula yang jatuh di atas permukaan tanah. Air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah inilah merupakan asal dari sumber air tanah. Akan tetapi, sumber air tanah sendiri tidak hanya berasal dari hujan saja atau air yang berasal dari atmosfer, namun juga berasal dari dalam bumi  bernama air tanah turbir dan air juvenile. Air tanah turbir merupakan air tanah yang berada di dalam batuan sedimen sedangkan air juvenile berasal dari magma yang melepaskan gas – gas melalui mata air panas.

Berdasarkan letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Air tanah permukaan atau freatik, merupakan air tanah yang berada di atas lapisan tanah ataupun batuan di mana lapisan tersebut tidak dapat ditembus oleh air atau impermeable. Jenis air tanah freatik ini dapat berupa sungai, danau, rawa – rawa, waduk dan sumur.
  • Air tanah dalam, yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan bawah tanah atau batuan dan lapisan tersebut juga tidak dapat tembus oleh air (impermeable). Untuk mendapatkan air tanah tersebut harus dilakukan pengeboran dan perlu memasang pompa air agar dapat tersedot ke atas permukaan air. Sedangkan contoh dari air tanah dalam ini yaitu sumur bor atau air tanah artesis yang airnya berasal dari air tanah dalam.

Mengapa kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat?

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, sebagian besar dari mereka memperoleh air tanah dengan cara pengeboran hingga terbentuklah sumur bor atau artesis. Air tanah arteis atau air tanah dalam ini berada di kedalaman 80 hingga 300 meter dari permukaan tanah. Untuk mencapai air tanah tersebut tentu tidaklah mudah. Dan perlu diketahui juga jika kedalaman air tanah akan berbeda – beda di setiap tempat. Hal ini disebabkan oleh ketebalan atau lapisan permukaan tanah yang berada di atasnya dan juga posisi lapisan air tanah itu sendiri. Semakin tipis lapisan tanah maka semakin cepat air tanah akan ditemukan, begitupun sebaliknya jika lapisan tanah cukup tebal, setidaknya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan penggalian hingga mencapai lapisan air tanah.

Selain faktor ketebalan tanah, kondisi topografi dan geografis juga ikut mempengaruhi kedalaman air tanah. Pada daerah yang tergolong dataran rendah, air tanah lebih mudah ditemukan atau dapat dikatakan jika air tanah tersebut termasuk jenis air tanah dangkal. Pada dataran tinggi, untuk memperoleh air tanah terbilang cukup sulit terutama untuk melakukan penggalian. Biasanya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi lebih memanfaatkan sumber air lain seperti hulu sungai atau mata air lainnya.

Faktor musim juga ikut mempengaruhi kondisi kedalaman air tanah. Saat musim hujan volume air tanah akan meningkat karena banyaknya air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah dan tertampung di dalam lapisan kedap air bawah tanah. Sedangkan saat musim kemarau, volume air tanah tidak terlalu tinggi akibat berkurangnya serta tidak adanya tambahan air yang berasal dari hujan. Tidak heran jika di beberapa tempat sumur – sumur akan mengalami kekeringan saat musim kemarau panjang sedang melanda.

Berapa Kedalaman Ideal Untuk Memperoleh Air Tanah Yang Bersih?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kedalaman tanah yang perlu digali atau dibor hingga mendapatkan air tanah yang bersih tentu berbeda – beda di setiap tempat. Untuk membuat sumur yang airnya layak untuk dikomsumsi sudah tentu harus sesuai dengan parameter kualitas air. Pada dataran rendah, air tanah sudah dapat ditemukan di kedalaman 6 – 10 meter. Namun, biasanya kualitas air tanah masih kurang ideal untuk dikonsumsi, sebab air tanah ini cendurng mudah terkontaminasi oleh bahan – bahan material lainnya, terutama jika daerah tersebut sering sekali mengalami banjir. Sudah dapat dipastikan jika air tanah tersebut akan mengalami perubahan warna dan sebaiknya penggalian dilakukan lebih mendalam lagi.

Lain halnya dengan dataran tinggi, untuk mendapatkan air tanah diperlukan penggalian sedalam lebih dari 20 meter. Namun, air tanah yang diperoleh debit air tidak terlalu besar atau kurang maksimal. Sehingga perlu melakukan penggalian atau pengeboran lebih dari 20 meter. Air tanah yang berasal dari dataran tinggi biasanya sangat layak untuk dikonsumsi. Tidak heran jika air tanah yang berasal dari dataran tinggi seperti pegunungan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan air minum untuk diperjual belikan.

Itulah tadi penjelasan mengenai mengapa kedalaman air tanah di setiap tempat berbeda – beda. Semoga penjelasan di atas bisa membantu.

Cari Artikel Lainnya