Home » Kongkow » kongkow » Media Sosial Terbukti Tingkatkan Depresi, Tapi Kenapa Susah Lepas?

Media Sosial Terbukti Tingkatkan Depresi, Tapi Kenapa Susah Lepas?

- Rabu, 02 Oktober 2019 | 13:24 WIB
Media Sosial Terbukti Tingkatkan Depresi, Tapi Kenapa Susah Lepas?

www.webwise.ie

Semakin tahu tentang efek media sosial, maka kita akan semakin berusaha mengurangi waktu yang kita habiskan di depan layar ponsel. Sudah saatnya efek media sosial ini dianggap sebagai isu yang serius. Pasalnya, semakin banyak penelitian yang membuktikan efek buruk media sosial. Meski demikian, kita pun masih sangat sulit untuk sepenuhnya lepas dari media sosial. 

1. Penelitian tentang dampak buruk media sosial

www.mic.com

Sebuah penelitian yang bertajuk Asosiasi Screen Time dengan Depresi pada Masa Remaja terbit di jurnal JAMA Pediatrics. Penelitian tersebut mengaitkan penggunaan media sosial dengan risiko stres dan depresi.

Studi ini pun merupakan salah satu penelitian yang paling komprehensif mengenai topik depresi akibat media sosial. Banyak yang mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja yang didiagnosis depresi karena media sosial. Namun berbagai penelitian tersebut tidak banyak yang mengananalisis hubungan antara screentime atau waktu di depan layar dengan gangguan mental.

2. Hubungan screentime dengan depresi

teenpregnancy.acf.hhs.gov

Dalam survei yang melibatkan 3.826 murid SMA di Kanada selama empat tahun, para peneliti mendapati setiap jam screentime. Baik dihabiskan untuk media sosial, nonton TV hingga menjelajah internet akan meningkatkan gejala depresif.

Contohnya adalah perasaan kesepian, sedih dan putus asa. Dari survei tersebut, murid perempuan dan murid dari ekonomi kelas bawah adalah yang paling parah merasakan gejala depresi karena penggunaan media sosial yang berlebihan.

3. Dampak konten yang dilihat

www.newportacademy.com

Jenis konten yang dilihat melalui layar juga sangat berperan untuk masalah ini. Studi tersebut juga mengungkapkan beberapa penemuan lain yang meresahkan. Misalnya acara televisi yang menampilkan tubuh ideal menyebabkan rasa tidak puas dengan tubuh sendiri.

Tidak hanya itu, membandingkan diri dengan orang lain di media sosial pun menyebabkan harga diri reendah. Parahnya lagi, orang cenderung mencari konten yang semakin menguatkan kepercayaan ini.

4. Akibat depresi pada remaja

www.jacksonvillemag.com

Studi ini sangat penting karena gejala depresi bagi para remaja bisa menyebabkan pelemahan akademik dan kognitif signifikan. Hal ini memicu keinginan mencoba narkoba, hubungan interpersonal yang buruk, minder dan bunuh diri.

Pada 2020, isu kesehatan mental termasuk depresi, digadang-gadang akan menjadi penyebab kematian utama bagi anak muda. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa masalah mental adalah isu yang sangat serius. Sudah saatnya melakukan pencegahan dengan membatasi penggunaan media sosial yang merupakan salah satu pemicu depresi.

Melepaskan diri dari jeratan media sosial tentu tidak mudah. Namun kita bisa mencobanya perlahan dengan pembatasan waktu. Jika kamu merasa gelisah dan membandingkan diri dengan orang lain setelah menggunakan media sosial, saat itulah kamu harus rehat.

Sama sekali tak ada salahnya mencoba menutup media sosial selama beberapa hari atau sepekan. Yuk mulai perhatikan kesehatan mentalmu!

Cari Artikel Lainnya