Home » Kongkow » Catatan » Ingin Diterima Kerja? Ini 8 Topik yang Haram Kamu Tanyakan Saat Wawancara

Ingin Diterima Kerja? Ini 8 Topik yang Haram Kamu Tanyakan Saat Wawancara

- Rabu, 31 Agustus 2016 | 14:43 WIB
Ingin Diterima Kerja? Ini 8 Topik yang Haram Kamu Tanyakan Saat Wawancara

Biasanya, sesi wawancara adalah tes terakhir yang akan dihadapi saat seleksi lamaran kerja. Pewawancara bisa menilai secara langsung apakah pencari kerja cocok dengan pekerjaan tersedia. Setiap apa yang kita ucapkan menjadi poin penting penilaian agar bisa lolos.

Tentu ada topik-topik yang justru malah bisa merusak penilaian pewawancara terhadap diri kita. Karena itu, kamu wajib mengetahui topik-topik tersebut agar dapat menghindarinya. Apa saja? Berikut delapan topik yang gak boleh kamu tanyakan saat wawancara kerja.

1. Mempertanyakan tema yang bisa berujung pada debat panas, misalnya preferensi politik.

Bila kamu melamar di perusahaan biasa, hindari topik ini. Biasanya, topik ini bisa berujung pada perdebatan sengit. Pewawancara bisa menilai dirimu sebagai orang yang gemar melawan tugas karena senang mengajak berdebat dan sulit dikoordinasi.

2. Melemparkan gurauan-gurauan seksis.

Gurauan seksis atau yang berhubungan dengan gender memang bisa mencairkan suasana dengan teman. Tetapi tidak tepat bila digunakan ketika berada dalam situasi profesional seperti lingkungan kerja. Apalagi kalau diucapkan sewaktu wawancara pekerjaan. Pewawancara bisa menilaimu sebagai orang yang tidak profesional karena masih berpikiran seputar gender alih-alih pekerjaan itu sendiri.

3. Masuk ke lingkup pembicaraan seputar kehidupan pribadi, semisal keluarga.

Suatu pekerjaan memang menuntut keterbukaan agar kita bisa menyelesaikan kerja. Sayangnya tidak dengan keterbukaan soal kehidupan pribadi, misalnya topik seputar masalah keluarga. Pewawancara bisa menilai dirimu sebagai orang yang tidak profesional karena tidak bisa memisahkan kehidupan rumah dan kehidupan di kantor.

4. Menjawab sekedarnya dengan “ya” atau “tidak” saat wawancara kerja.

Percakapan dengan jawaban “ya” atau “tidak” sama sekali tidak menarik untuk diikuti. Mungkin kita memang bisa bercakap dengan pewawancara namun cap orang yang membosankan akan tertempel pada kita.

5. Jangan tunjukan kalau kamu ingin segera mengakhiri tes wawancara tersebut.

Misalnya bilang, “Saya buru-buru!” atau “Saya punya acara setelah ini!”. Soalnya perusahaan mencari orang yang berdedikasi. Bila kita ingin mengakhiri tes wawacara, pewawancara akan menilai kita sebagai orang yang mengesampingkan pekerjaan tersebut.

6. Memuji-muji pewawancara dengan berlebihan.

Meskipun pujian memang bisa meluluhkan hati, tetapi pujian tidak tepat dikatakan kepada pewawancara. Pewawancara bisa menilaimu sebagai orang yang gemar menjilat. Kecuali kita memuji-muji perusahaan dengan menyuguhkan data-data yang valid.

7. Mempertanyakan kejelasan soal pekerjaan yang dilamar.

Jangan sekali-kali bertanya soal kejelasan pekerjaan yang dilamar. Pewawancara bisa menilaimu sebagai orang yang tidak paham dengan posisi yang kamu lamar. Pewawancara mengharapkan kita sudah punya referensi terlebih dulu dengan pekerjaan tersebut. Bisa dicari lewat internet atau sumber lain yang terpercaya.

8. Mengeluhkan waktu wawancara.

Mengeluhkan waktu wawancara sama saja protes soal kebijakan kantor. Soalnya waktu wawancara tentu saja sudah disesuaikan dengan jadwal kerja perusahaan. Seberapapun jengkelnya, jangan mengeluhkan waktu wawancara.

Dengan mengetahui delapan topik ini, kemungkinan sukses tes wawancara akan semakin besar. Sukses ya teman-teman.

Cari Artikel Lainnya