Home » Kongkow » Materi » Hormon Tumbuhan – Pengertian, Ciri & Fungsi Masing-Masing

Hormon Tumbuhan – Pengertian, Ciri & Fungsi Masing-Masing

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 09:39 WIB
Hormon Tumbuhan – Pengertian, Ciri & Fungsi Masing-Masing

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas materi tentang horman, yaitu hormon pada tumbuhan. Karena pada tumbuhan terdapat beragam jenis hormon serta memiliki fungsi yang berbeda. Hormon pada tumbuhan memiliki perananannya masing-masing. Jadi agar lebih jelas tentang hormon pada tumbuhan serta macam-macamnya. Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan secara detail mengenai hormon pada tumbuhan dan macam-macamnya.

Pengertian Hormon Tumbuhan

gambar hormon tumbuhan

Secara umum, hormon adalah suatu kimia dari organ tertentu. Tetapi pada kali ini kita akan membahas hormon pada tumbuhan. Hormon tumbuhan atau sering disebut dengan fitohormon merupaan senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan yang kemudian akan diangkut kebagian lain dari tumbuhan itu dengan konsentrasi yang rendah sehingga dapat menyebabkan dampak fisiologis.

Hormon yang dibuat oleh organisme atau bukan tumbuhan, maka tidak dapat digolongkan sebagai hormon tumbuhan, akan tetapi disebut sebagai zat pengatur dalam tumbuhan.

Macam Macam Hormon Tumbuh

1. Auksin

Berdasarkan penelitian dari F.W.Went (1926-1928) maka dapat diketahui tentang adanya zat yang dihasilkan oleh ujung tumbuhan yang memiliki pengaruh besar terhadap tumbuhan. Zat tersebut dikenal dengan auksin. Ternyata auksin ditemukan di ujung batang dan akar serta tempat pada pembentukan bunga, buah serta daun pada tumbuh-tumbuhan.

Fungsi Auksin dianntaranya adalah sebagai berikut

  • Sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu dalam pemanjangan sel didaerah belakang meristem di ujung.
  • Meningkatkan perkembangan bunga dan buah pada tumbuhan
  • Sebagai perangsang pembelahan sel-sel kambium.
  • Merangsang perkembangan akar tumbuhan.

Pada tanaman yang banyak mengandung auksin akan memiliki ukuran yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan yang mengandung sedikit auksin. Yang akibatnya akan dapat membengkokkan batang. Pembengkokkan batang juga berpengaruh dari arah datangnya sinar. Sehingga batang yang terkena sinar akan memiliki auksin lebih sedikit, dikarenakan auksin akan mengalami kerusakan apabila terkena sinar.

2. Sitokinin

Sitokinin memiliki peranan dalam merangsang pembelahan sel (sitokinesis), menghambat efek auksin, menunda penuaan, pembentukan batang dan tunas pada  kalus serta mempertahankan kesegaran jaringan.

Hormon sitokinin telah ditemukan oleh Folke Skog pada tahun 1950, yang percobaan pertamanya diambil dari endorsa biji jagung sekitar tahun 1964 oleh Letham yang kemudian diberinama dengan zeatin.

Sitokinin yang alami lebih banyak terdapat pada tumbuhan seperti (buah, biji, daun) dan pada ujung akar. Sedangkan sitokinin buatan misalnya pada kinetin dan BAP (g-benzilaminopurin).

BACA JUGA : Fungsi Hormon Sitokinin Pada Tumbuhan

3. Giberelin

Giberelin merupakan hormon tumbuhan yang ditemukan oleh F. Kurusawa di Negara Jepang sekitar tahun (1926). Pada saat itu F. Kurusawa mempelajari penyakit pada tumbuhan padi. Yang kemudian F. Kurusawa menemukan bahwa tanaman padi yang terserang jamur Giberella fujikuroi akan mengalami proses pertumbuhan yang cepat, memiliki batang yang tinggi serta warna yang pucat.

Giberelin dapat ditemukan pada semua bagian tanaman misalnya pada ujung akar, pucuk batang, bunga,  buah dan juga biji. Yang kemudian setelah diisolasi senyawa yang dihasilkann dari jamur tersebut diberinama Giberelin.

Peranan hormon Giberelin yatu merangsang pembelahan pada sel, pembentukan tunas, mempercepat dalam pertumbuhan bunga serta dapat merangsang pertumbuhan buah secara pertenokarpi (tanpa fertilisasi).

4. Asam Abisat

Tidak semua horman pada tumbuhan akan dapat memacu pertumbuhan. Ada juga hormon yang justru dapat menghambat proses pertumbuhan salah satunya seperti abisat (abisisin).

Hormon Asam Abisat ini hormon yang berfungsi sebagai penghambat pembelahan dan untuk proses pemanjangan sel, menunda pertumbuhan dan dapat membantu dormansi. Sehinga dengan adanya hormon tersebut tumbuhan akan dapat bertahan dalam kondisi yang buruk.

Contohnya yaitu akan dapat merangsang proses penutupan daun pada musim kering sehingga proses transpirasi akan berkurang dan meluruhkan daun pada musim kering sehingga tumbuhan tidak akan kehilangan air melalui transpirasi.

5. Kalin

Hormon kalin merupakan hormon yang memiliki fungsi merangsang dalam proses pembentukan organ tumbuhan. Kalin dapat dibedakan atas rizokalin yang berfungsi untuk merangsang pembentukan akar tumbuhan, kaulin berfungsi sebagai perangsang dalam pembentukan batang, filokalin sebagai perangsang dalam pembentukan daun dan antokalin atau florigen berfungsi sebagai perangsang pembentukan bunga.

6. Gas Etilen

Sekitar tahun 1934 ilmuwan bernawa R. Gane telah berhasil membuktikan bahwa etilen disentesis pada tumbuhan sangat berperan dalam proses percepatan pematangan buah.

Hormon gas Etilen merupakan gas yang dikeluarkan oleh buah yang sudah tua. Misalnya ketika buah yang sudah tua dimasukkan disuatu tempat yang tertutup, maka buah tersebut akan cepat matang, hal tersebut dikarenakan buah tersebut mengeluarkan gas etilen sehingga mempercepat proses pemasakan atau pematangan buah.

Selain dalam pemasakan buah, gas etilen juga dapat menyebabkan batang menjadi tebal. Apabila gas etilen dikombinasikan dengan hormon yang lain, maka akan dapat memberikan efek yang sangat menguntungkan.

Contohnya yaitu penggabungan antara gas etilen dengan auksin maka akan dapat memacu proses pembuahan ada mangga. Kombinasi antara hormon etilen dan auksin akan dapat mengatur tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.

7. Asam Traumatin

Asam traumatin merupakan hormon luka, kkarena dapat merangsang dalam pembelahan sel-sel di bagian tumbuhan yang luka. Maka dengan begitu bagian tumbuhan yang terluka akan tertutup.

Demikianlah ulasan mengenai hormon tumbuhan semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk anda. 

Cari Artikel Lainnya