Home » Kongkow » Inovasi » Dua Pelajar SMA Santa Laurensia, Netralisisasi Air Terkontaminasi dengan Cangkang Kerang

Dua Pelajar SMA Santa Laurensia, Netralisisasi Air Terkontaminasi dengan Cangkang Kerang

- Kamis, 21 Desember 2017 | 10:00 WIB
Dua Pelajar SMA Santa Laurensia, Netralisisasi Air Terkontaminasi dengan Cangkang Kerang

Dua pelajar SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, berhasil keluar sebagai juara I Lomba Karya Ilmiah Remaja Nasional (LKIR) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Keduanya, Christopher Prasetya Mulya dan Devina Grisella, berhasil meyakinkan dewan juri atas inovasi karya yang mereka buat dari limbah cangkang kerang hijau dan ekstraksi kayu mangrove.

Berdasarkan penelitian cangkang kerang hijau memiliki kandungan baik untuk menyerap limbah Anion (limbah hasil rumah tangga) yang kerap mencemari lingkungan perairan seperti laut dan sungai.

Christopher mengatakan; Kami terinspirasi dari kejadian di pantai Ancol beberapa waktu lalu, yang membuat jutaan ikan ditemukan mati di pinggir pantai. Menurutnya, ekosistem pantai utara Jakarta, sudah sangat tercemari dengan berbagai jenis limbah berbahaya. Baik itu yang dihasilkan oleh industri maupun hasil dari rumah tangga. Sementara ekstrak kayu bakau (mangrove), diketahuinya memiliki kandungan baik untuk menetralisir limbah Kation (limbah logam berat) yang dihasilkan dari industri seperti pabrik. Kami juga melihat konsumsi kerang hijau masyarakat tinggi, sementara cangkangnya hanya dijadikan sampah tanpa ada nilai lebih.

Melihat adanya peluang itu, kemudian keduanya melakukan riset mendalam, tentang kandungan air di pantai utara Jakarta, yang menurut mereka sudah sangat mengkhawatirkan. Baku mutu airnya sudah sangat rendah, cita-cita kami minimal baku mutu airnya sesuai dengan yang ditetapkan Pemerintah. Minimal itu. Lalu, keduanya mencari bahan alami yang mampu menetralisir kandungan berbahaya Kation dan Anion tersebut.

Devina menambahkan; Karena orang tua selalu melarang saya makan kerang hijau terlalu banyak, saya fikir pasti kerang hijau ini mampu menyerap banyak timbal berbahaya, dan saat diteliti ternyata benar, dia mampu menetralisir limbah berbahaya sampai 88,3 persen. Sementara kayu mangrove, diketahui aktif menetralisir limbah anion yang dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti detergen bekas aktifitas mencuci dengan sabun.

Dari penemuan itu kemudian dikembangkan, dan diperoleh ekstraksi dari campuran kedua kandungan cangkang kerang dan kayu mangrove mampu menetralisir air berlimbah bahaya. Keduanya mengaku, dalam penelitian itu telah menghabiskan waktu riset selama 3 bulan. Waktu itu dia habiskan untuk memperoleh pasti, ekstraksi yang baik dalam upayanya menetralisir kandungan air berlimbah.

Devina dan Christopher berjanji, akan terus mengembangkan hasil penelitiannya itu, sambil mempersiapkan diri menuju ajang bergensi di Intel Isef 2018 mendatang. Intel International Science and Enginereeng fair 2018 ini merupakan ajang sciense dan teknik bergengsi di Amerika, semoga kami bisa mewakili Indonesia di kompetisi tersebut.

Cari Artikel Lainnya