Home » Kongkow » Materi » Ciri-Ciri Musim Kemarau dan Negara yang Mengalaminya

Ciri-Ciri Musim Kemarau dan Negara yang Mengalaminya

- Sabtu, 12 Oktober 2019 | 17:57 WIB
Ciri-Ciri Musim Kemarau dan Negara yang Mengalaminya

Seperti yang kita ketahui jika pembagian iklim yang ada di seluruh dunia dibagi berdasarkan garis lintang. Dari pembagian iklim inilah kita juga bisa mengetahui berbagai macam musim yang ada dan dialami oleh beberapa wilayah di bumi. Secara umum pembagian iklim di dunia terbagi atas 4 macam, yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim dingin.

Julukan Indonesia sebagai salah satu negara tropis dikarenakan letaknya yang berada di garis lintang antara 6LU sampai dengan 11o LS. Tidak heran jika Indonesia mempunyai suhu udara yang panas atau tinggi ditambah lokasinya dekat dengan garis khatulistiwa. Iklim tropis yang dialami oleh Indonesia membuatnya hanya memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sangat berbeda dengan negara – negara yang masuk ke dalam wilayah iklim subtropis hingga iklim sedang di mana negara tersebut memiliki 4 musim dalam satu tahun.

Berbicara mengenai musim kemarau dan musim hujan yang terdapat di Indonesia, tentu keduanya memiliki perbedaan. Biasanya musim hujan atau penghujan yang terjadi di iklim tropis memiliki curah hujan antara sedang hingga tinggi. Sedangkan saat musim kemarau tiba justru sebaliknya, curah hujan cendurung rendah dan di beberapa tempat mengalami kekeringan. Lalu apa sebenarnya musim kemarau itu? Dan bagaimana ciri – ciri musim kemarau. Mari disimak penjelasan mengenai musim kemarau di bawah ini!

Apa Itu Musim Kemarau?

Bagi masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan musim yang satu ini. Musim kemarau sama seperti musim panas hanya saja berlangsung cukup lama. Sebenarnya musim kemarau atau musim kering merupakan musim yang hanya ada di daerah beriklim tropis seperti di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh muson dan biasanya bisa dicirikan dengan jarang atau tidak turunnya hujan dalam jangka waktu tertentu. Musim kemarau akan dimulai dari bulan April hingga bulan Oktober.

Bagaimana Ciri – Ciri Musim Kemarau?

Perlu diingat jika kita tidak dapat langsung mengatakan bahwa daerah tersebut mengalami musim kemarau. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja ciri – ciri dari musim kemarau. Nah, ciri – ciri musim kemarau yakni:

  1. Curah hujan yang turun tidak lebih dari 60 mm per bulan dengan kata lain 20 mm per dasarian secara berturut – turut. Bahkan intensitasnya dapat berubah menjadi semakin jarang hingga tidak turun sama sekali.
  2. Saat siang hari, matahari bersinar sangat terik bahkan tidak ada awan yang menghalangi datangnya sinar matahari atau tidak terjadi mendung.
  3. Suhu udara terasa sangat panas di siang hari bahkan tidak jarang akan terasa sangat lembab.
  4. Di beberapa tempat akan ditemukan tanah – tanah dalam kondisi retak serta kering.
  5. Banyak sumber air menjadi kering. Debit air sungai menyusut bahkan tidak jarang tinggi permukaan air pada sumur juga semakin dalam.
  6. Sulit menemukan pepohonan tumbuh dengan subur. Banyak pohon mengugurkan daunnya dan meranggas.
  7. Kelembaban udara absolut di sekitar menjadi tinggi tetapi kelembaban udara relatif cendrung menurun dengan sangat signifikan.

Bagaimana Bisa Musim Kemarau Menjadi Lebih Panjang?

Beberapa tahun belakangan ini Indonesia cukup sering mengalami musim kemarau yang lebih panjang daripada biasanya. Saat sudah memasuki musim penghujan, justru musim kemarau belum memiliki tanda – tanda akan berakhir. Apa sajakah yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang? Berikut penyebabnya:

  1. Aliran angin muson yang membawa udara panas dari Benua Australia

Saat memasuki bulan April hingga bulan Oktober, biasanya angin muson timur akan membawa hawa atau udara panas yang berasal dari wilayah gurun yang ada di Benua Australia. Angin tersebut bergerak melewati Indonesia, maka tidak heran jika Indonesia merasakan hawa lebih panas akibat dilewati angin muson timur.

  1. Kondisi geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa

Seperti yang sudah disinggung di atas jika adanya garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki dua musim. Ketika musim kemarau tiba, daerah yang berada di dekat khatulistiwa biasanya akan jauh dari sumber mata air. Bahkan daerah yang agak jauh dari garis khatulistiwa biasanya mengalami kekeringan.

  1. El Nino

El Nino merupakan kondisi penyimpangan pada air laut dan bisa diketahui dari meningkatnya suhu pada permukaan laut (SPL/SST) di Samudra Pasifik yang berada di dekat garis khatulistiwa. Ketika terjadi El Nino, aliran uap air yang berasal dari Indonesia menuju Samudra Pasifik cukup besar. Sehingga ketersediaan uap air yang ada di Indonesia berkurang. Saat uap air berkurang maka cuaca di Indonesia akan cendrung dingin (terutama saat malam hari) tetapi kering dan menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang.

  1. Udara tercemar serta kerusakan alam

Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatra selain disebabkan oleh ulah manusia, kemarau panjang juga ikut berperan menambah luas areal kebakaran. Ditambah saat ini kondisi udara yang semakin tercemar juga meningkatkan pemanasan secara global atau lebih dikenal dengan istilah global warming. Kerusakan lingkungan seperti menghilangnya lahan hutan akibat pengalihan fungsi juga turun menambah perubahan iklim dan musim yang terjadi di Indonesia.

Negara – Negara Yang Mengalami Musim Kemarau

Indonesia menjadi negara yang mengalami musim kemarau karena sudah tentu letaknya berada di garis khatulistiwa. Selain Indonesia, masih ada negara – negara lain yang mengalami musim kemarau yakni, sebagian dari Amerika Serikat, seluruh negara yang berada di Asia Tenggara, Asia Selatan (India, Pakistan), Australia di bagian timur luat, dan seluruh Benua Afrika. Namun ada beberapa negara yang masuk ke dalam kategori musim kemarau ekstrim, yaitu:

  1. Dallol, Ethiopia. Dari tahun 1960 sampai dengan 1966, Dallol pernah mencapai suhu 34,44 derajat celcius. Bahkan tertinggi yang pernah tercatat yaitu lebih dari 100 derajat Fahreinheit. Kondisi alam yang dikelilingi gunung api aktif menambah suhu Dallol menjadi lebih tinggi.
  2. Badlands, Australia. Australia menjadi benua berpenghuni paling kering di dunia. Badlands sendiri mempunyai padang pasir yang cukup luas dan suhu udara yang tinggi terutama ketika musim kemarau tiba. Suhu permukaan tanah bisa mencapai rata – rata 68,89 derajat celcius.
  3. Death Valley, Amerika Serikat. Death Valley pernah tercatat sebagai wilayah yang memiliki suhu tertinggi yaitu sekitar 56,67 derajat celcius. Tempat ini juga menjadi wilayah terendah, terkering juga terpanas di Amerika Utara.

Demikian penjelasan mengenai musim kemarau. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.

Cari Artikel Lainnya