Home » Kongkow » kongkow » Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras Dengan Mudah

Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras Dengan Mudah

- Jumat, 11 Oktober 2019 | 15:06 WIB
Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras Dengan Mudah

 

Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras

Cara menggemburkan tanah yang keras memerlukan metode atau tahapan atau prosedur yang baik supaya kedepannya upaya yang Anda lakukan ini dapat berjalan dengan baik dan tentunya akan menghasilkan tanah yang berkualitas.

Berikut adalah tahap cara menggemburkan tanah yang keras :

A. Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras Di Sawah

Berikut adalah cara menggemburkan tanah yang keras :

1. Jerami merupakan sisa panen yang telah dibabat habis lalu dibakar di tempat itu juga.

2. Setelah jerami tersebut menjadi abu, pengolahan tanah bisa Anda mulai lakukan dengan cara membajak atau mencangkul hingga tanah tersebut menjadi gembur.

3. Selanjutnya tanah tersebut diberi pupuk dasar dan sekaligus dibuatkan bedengan.

Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras Di Lahan Tegalan 

Berikut adalah cara menggemburkan tanah yang keras di lahan tegalan :

1. Pembalikan tanah dapat Anda lakukan dengan cara menggunakan alat bajak, tanah pada bagian bawah tersebut dibalik ke atas dan tanah pada bagian atas yang kaya dengan bahan organik dibalik ke bawah.

Dengan melakukan pembalikan ini, lapisan dari tanah bagian atas yang terdiri atas lapisan tipis dari sisa tumbuhan akan menjadi ikut terbalik ke lapisan paling bawah.

2. Selanjutnya tanah tersebut dicangkul agar bongkahan tanah menjadi hancur sehingga tanah pada bagian bawah dan tanah pada bagian atas dapat bercampur rata.

3. Kemudian lahan tersebut dibuat petakan atau guludan sebagai parit atau selokan yang mengelilingi lahan.

Parit ini dapat berfungsi sebagai penampung dari air, pembuangan air, dan pemasukan air dari sungai, sumur pompa, atau yang lainnya.

4. Pada umunya kedalaman dari pencangkulan untuk tanaman sayur, termasuk tanaman cabai sekitar kurang lebih 30 cm.

Walaupun sebetulnya pencangkulan sampai pada kedalaman 50 cm lebih baik, akan tetapi hal tersebut memerlukan biaya tambahan.

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah sebagai media untuk tumbuh yang baik sebaagai kelangsungan hidup tanaman.

Disamping itu juga pengolahan dari tanah dapat Anda dalam membantu memperbaiki drainase agar air tersebut mudah dialirkan.

Mengeluarkan racun di dalam tanah dengan cara membalikkan tanah sehingga terjadi penguapan yang dapat membunuh atau memotong siklus hidup dari gulma.

B. Perlakuan Tanah

Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras

Didalam upaya penerapan cara menggemburkan tanah yang keras memerlukan perlakuan yang baik.

Supaya nantinya upaya yang hendak Anda lakukan dapat terlaksana dengan baik dan berhasilnya cara menggemburkan tanah yang keras.

1. Jenis Tanaman

Di dalam cara menggemburkan tanah yang keras hal yang harus anda perhatikan adalah tanaman yang akan anda tanam di lahan tersebut.

Setiap jenis dari tanaman mempunyai toleransi yang berbeda terhadap media tanamnya.

Tanaman yang apabila dipanen pada bagian akar seperti seperti umbi-umbian memerlukan media tanah yang gembur dan dalam agar pertumbuhan umbinya lebih besar.

Demikian juga apabila tanaman tersebut tidak tahan akan genangan air, maka drainase tersebut harus lebih baik.

2. Jenis Tanah

Jenis tanah yang didalamnya biasanya terkandung lempung cenderung akan lebih sulit di dalam proses pengolahan tanahnya.

Karena jika tanah yang teksturnya terlalu kering atau terlalu basah maka lama kelamaaan tekstur dari tanah tersebut akan  menjadi mengeras.

Tanah usahakan tanah yang berlempung tersebut diolah pada saat air didalam kapasitas yang lapang atau air yang tidak tergenang dan tidak meresap.

Untuk tanah yang berpasir Anda dapat mengolah tanah tersebut pada waktu basah supaya mempermudah anda dalam pengerjaanya.

3. Kemiringan Lahan

Kemiringan pada lahan dapat Anda perhatikan untuk mengatur jalannya air.

Prinsipnya adalah pada saat  Anda mengairi tanah tersebut, lahan dapat cepat mendapatkan air secara merata atau hemat air.

Prinsip tersebut dapat Anda pakai untuk membuat got maupun bedengan tanaman.

Kemiringan dari got atau bedengan tanaman yang paling baik adalah kurang lebih 2% sampai 7% tergantung pada curah hujan, jenis tanah, lebar got/bedengan.

4. Musim

Musim pada saat Anda mengolah tanah dapat mempengaruhi biaya dan mutu dari pengolahan tanah tersebut.

Apabila pada saat lahan yang anda kelola itu terlalu basah atau terlalu kering mutu dari pengolahan tanah tersebut tidak sesuai harapan.

Bahkan kadang-kadang pengolahan dari tanah tersebut tidak berguna, contohnya pada tanah lempung yang basah kita lakukan rotary, maka yang terjadi adalah tanah tersebut akan menempel pada rotary dan hasilnya sangat minim.

5. Vegetasi Lahan

Vegetasi lahan merupakan tumbuhan di lahan pada saat pengolahan tanah.

Idealnya pengolahan tanah Anda dapat melakukan pada saat tidak ada tumbuhan yang diatasnya.

Alat untuk pengolahan tanah bisa terhambat apabila banyak vegetasi atau tumbuhan pada lahan, sehingga hasilnya tidaklah maksimal.

6. Jenis Alat

Jenis alat tersebut seperti bajak singkal, garu, rotary harus disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis tanah yang Anda gunakan.

Setelah itu dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang diatas Anda dapat menentukan perlakuan dari pengolahan tanah agar Anda juga mendapatkan hasil secara maksimal.

Pemilihan serta perlakuan pengolahan tanah yang apabila dapat terlaksana dengan tepat akan menghasilkan sebuah media tanam yang baik dan [pastinya biaya yang Anda keluarkan akan lebih efisien.

7. Penyiapan Dan Pembersihan Lahan

Penyiapan dari lahan pada umumnya bertujuan untuk memperbaiki dari faktor kemiringan lahan yang ada.

Diusahakan kemiringan dalam sebuah petak atau hamparan dapat menjadi searah, agar tidak terjadi adanya genangan air.

Secara sederhana adalah dengan cara menimbun lubang dan memangkas pada bagian gundukan.

Pembersihan lahan biasanya sering diabaikan pada upaya pengolahan tanah, yang mungkin disebabkan karenaa adanya sisa panen atau gulma yang tumbuh sebelumnya dan dapat menjadi bahan organik akibat tertimbun pengolahan tanah.

Tetapi apabila banyak sisa dari tanaman di lahan, alat dari pengolahan tanah bisa terhambat kerjanya, yang pada akhirnya mutu dari tanah tersebut tidak maksimal dan kerusakan pada alat tinggi.

Agar vegetasi tidak menganggu didalam pengolahan tanah sebaiknya anda melakukan pembabatan dan pembakaran pada sisa tanaman, tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa apabila Anda  pembakaran dapat membunuh mikroorganisme tanah.

8. Pembalikan Tanah

Tujuan dari pembalikan tanah adalah memecah dari kapiler tanah dan memperbaiki aerasi.

Pembalikan tanah pertama usahakan 90 derajat dari kemiringan tanah, agar lahan tersebut jadi lebih rata.

Setelah pembalikan tanah lalu biarkan selama beberapa hari agar racun yang ada di dalam tanah tersebut menguap.

9. Penggemburan Tanah

Cara menggemburkan tanah yang keras bertujuan untuk meremahkan tanah supaya akar dapat berkembang secara maksimal, semakin gembur tanah yang anda kelola akan  semakin mendukung pertumbuhan awal pada tanaman.

Alat yang biasa digunakan untuk menerapkan cara menggemburkan tanah yang keras ini biasanya berupa garu atau rotary, selain tanah yang gembur biasanya tanah juga akan semakin rata.

Penggunaan rotary sangat tidak efektif apabila diterapkan pada lahan yang sangat basah.

10.  Pembuatan Alur Tanam Atau Bedengan

Pembuatan alur tanam atau bedengan bertujuan sebagai tempat untuk tumbuhnya tanaman dan mengatur jalannya air.

Dengan menggunakan bedengan, jumlah tanaman bisa Anda kontrol dan cara pemeliharaannya lebih mudah.

Kemiringan lahan perlu Anda dijadikan acuan di dalam menentukan arah dari bedengan yang hendak Anda buat.

Hal ini bertujuan agar drainase dilahan yang Anda gunakan diharapkan bisa lancar dan tidak ada genangan.

Alat yang biasanya digunakan untuk membuat bedengan berupa kair atau pada umumnya dilakukan secara manual mengunakan cangkul, lempak dll.

C. Jenis Jenis Tanah

Cara Menggemburkan Tanah Yang Keras

1. Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan salah satu jenis tanah yang terjadi karena adanya endapan lumpur yang biasanya terbawa karena adanya aliran sungai.

Jenis tanah ini biasanya dapat ditemukan dibagian hilir karena disini lah tanah ini dibawa dari hulu.

Tanah aluvial ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.

Karakteristik

Tanah ini sangatlah cocok sebagai pertanian, baik itu pertanian padi maupun pertanian palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman palawija yang lainnya.

Karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap itulah sehingga Anda tidak perlu membutuhkan kerja yang  cukup keras untuk mencangkulnya.

Persebaran

Tanah ini juga banyak tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua maupun di jawa.

2. Tanah Andosol

Tanah andosol termasuk salah satu jenis tanah vulkanik yang dimana terbentuk karena adanya proses dari vulkanisme pada gunung berapi.

Jenis tanah ini sangatlah subur dan baik apabila digunakan untuk tanaman.

Karakteristik

Warna dari tanah andosol ini sendiri coklat keabuan.

Tanah ini juga sangat kaya akan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik digunakan untuk tanaman.

Tanah ini juga sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia.

Persebaran dari tanah andosol ini biasanya terdapat di daerah atau wilayah yang dekat dengan gunung berapi.

Persebaran

Di negara Indonesia sendiri merupakan daerah dari cincin api yang banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara dll.

3. Tanah Entisol

Tanah entisol ini merupakan saudara dari tanah andosol namun tanah ini biasanya terjadi karena adanya pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan dari gunung berapi seperti debu, pasir, dan lahar.

Karakteristik

Jenis tanah ini juga terbilang sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda.

Tanah ini biasanya dapat ditemukan tidak jauh dari area dekat gunung berapi yaitu bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan bisa juga berupa gundukan pasir seperti yang ada di daerah pantai parangtritis Yogjakarta.

Persebaran

Persebaran dari tanah entisol ini biasanya terdapat daerah disekitar gunung berapi seperti di pantai yang ada di parangtritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.

4. Tanah Grumusol

Tanah grumusol ini sendiri terbentuk karena adanya pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik.

Kandungan organic yang terkandung di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak cocok apabila digunakan atau ditanami tanaman.

Karakteristik

Tekstur dari tanah ini sangat kering dan mudah pecah terutama pada saat tiba musim kemarau dan memiliki warna hitam.

Ph yang dimiliki dari tanah ini netral hingga alkalis.

Tanah ini biasanya berada di daerah permukaan yang tingginya tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk dari topografi datar hingga bergelombang.

Perubahan suhu pada suatu daerah yang terdapat tanah grumusol ini sangat nyata ketika panas dan hujan.

Persebaran

Persebaran dari tanah ini di negara Indonesia ada di wilayah Jawa Tengah yang meliputi Demak, Jepara, Pati, Rembang, Jawa Timur yang meliputi Ngawi, Madiun dan diwilayah Nusa Tenggara Timur.

Karena tekstur dari tanah ini yang kering maka akan bagus apabila ditanami dengan vegetasi yang kuat seperti kayu jati.

5. Tanah Humus

Tanah humus merupakan  dalah satu tanah yang terbentuk dari akibat pelapukan pada tumbuh-tumbuhan.

Jenis tanah ini mengandung banyak sekali unsur hara dan mineral dan tanah ini sendiri juga terbilang sangat subur.

Karakteristik

Tanah Humus ini sangatlah baik apabila Anda gunakan untuk melakukan cocok tanam karena kandungan dari tanah humus ini yang sangat subur dan baik apabila digunakan untuk tanaman.

Humus ini memiliki unsur hara dan mineral yang cukup banyak karena adanya pelapukkan dari tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.

Persebaran

Tanah ini biasanya terdapat di daerah atau wilayah yang masih ada banyak hutan.

Persebaran tanah ini di Indonesia meliputi wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.

6. Tanah Inceptisol

Inceptol ini terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna yang agak kecoklatan dan kehitaman serta ada campuran yang agak keabu-abuan.

Tanah jenis ini juga dapat menopang untuk pembentukan hutan yang asri.

Karakteristik

Ciri-ciri dari tanah ini adalah adanya horizon kambik yang dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi jenis tanah ini sangatlah unik.

Tanah ini cocok apabila digunakan untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.

Serta tanah ini juga berguna untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti perkebunan karet.

Persebaran

Tanah inseptisol ini tersebar di berbagai derah yang ada di Indonesia seperti di daerah sumatera, Kalimantan dan papua.

7. Tanah Laterit

Laterit ini memiliki warna merah bata karena didalam tanah ini terkandung banyak sekali zat besi dan alumunium.

Di negara indonesia sendiri tanah jenis ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah pedesaan dan perkampungan.

Karakteristik

Tanah laterit ini termasuk kedalam jajaran tanah yang sudah berumur tua sehingga tidaklah cocok apabila digunakan untuk menanami tumbuhan apapun dan karena kandungan zat besi dan alumunium yang ada di dalamnya pula.

Persebaran

Persebaran dari jenis tanah ini sendiri di Indonesia meliputi daerah Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

8. Tanah Latosol

Jenis tanah latosol ini juga salah satu tanah yang terdapat di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk dari adanya  pelapukan batuan sedimen dan metamorf.

Karakteristik

Ciri-ciri dari tanah latosol ini adalah warnanya yang merah hingga kuning, tekstur tanah ini berupa lempung dan memiliki solum horizon.

Persebaran dari tanah litosol ini berada di sekitar daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembaban yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar antara 300-1000 meter dari permukaan laut.

Tanah latosol ini tidak terlalu subur karena tanah ini mengandung zat besi dan alumunium.

Persebaran

Untuk persebaran tanah latosol ini sendiri sekitar di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.

9. Tanah Litosol

Tanah litosol ini merupakan tanah yang baru mengalami  tahap perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda.

Terbentuk dari adanya perubahan dari iklim, topografi dan adanya vulkanisme.

Karakteristik

Untuk upaya mengembangkan tanah ini yang harus Anda lakukan adalam dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan manfaat berupa mineral dan unsur hara yang cukup.

tekstur tanah litosol ini sendiri bermacam-macam ada yang bertekstur lembut, bebatuan bahkan berpasir.

Persebaran

Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.

10. Tanah Kapur

Seperti dengan namanya tanah kapur ini berasal dari batuan kapur yang  telah mengalami pelapukan.

Karakteristik

Karena terbentuk dari batuan kapur maka tanah kapur ini bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidaklah subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air.

Namun tanah ini bisa ditanami dengan pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.

Persebaran

Tanah kapur sendiri tersebar di daerah yang terbilang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti halnya di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.

D. Cara Merawat Tanah

Melakukan Pemupukan

Pemupukan yang harus Anda lakukan tidaklah menggunakan media pupuk kimia namun menggunakan bahan organic.

Seperti dengan cara menanami tanah dengan tumbuhan dan nantinya tumbuhan tersebut akan menghasilkan kandungan yang dibutuhkan oleh tanah.

Rotasi Tanaman

Lakukanlah rotasi tanaman yang berfungsi supaya tanah yang anda kelola tidak kehilangan keseimbangannya karena telah diambil beberapa zat nya saja sedangkan zat lainnya tetap ada.

Rotasikanlah tanaman supaya tanah yang anda gunakan sebagai media juga bisa menjadi lebih subur.

Mengolah Sampah

Apabila Anda memiliki sampah berupa plastic yang tidak bisa didaur ulang lagi sebaiknya Anda harus secepatnya untuk membakarnya.

Hal ini dapat dikarenakan plastik yang tidak mudah diuraikan dan membutuhkan waktu lama hingga mencapai 100 tahun.

Jadi, bisa Anda bayangkan apabila Anda membuang sampah plastik sembarangan maka akibat yang terjadi adalah pada kesuburan tanah.

Tanah adalah nyawa dari seluruh penduduk bumi, tanah juga sebagai media untuk penopang dari langkah kita berpijak di bumi. Oleh sebab itu tanah wajib kita jaga bersama sama.

Itulah sedikit artikel yang bisa kami bagikan semoga kedepannya artikel ini dapat berrmanfaat untuk Anda semuanya dan sekian

Cari Artikel Lainnya