Home » Kongkow » Inovasi » Canggih, Restoran Ini Pakai Robot untuk Bikin Pizza

Canggih, Restoran Ini Pakai Robot untuk Bikin Pizza

- Minggu, 20 November 2016 | 08:04 WIB
Canggih, Restoran Ini Pakai Robot untuk Bikin Pizza

Zume Pizza, restoran piza yang juga startup di Silicon Valey, Amerika Serikat (AS), punya cara canggih dalam membuat piza. 

Restoran yang berlokasi di kampus Google di Mountain View, California, ini memberikan tanggung jawab pembuatan piza pada sebuah robot! Tak perlu lama, piza ini akan matang dalam hitungan menit.

Seperti dilansir Digital Trends, Selasa (18/10/2016), robot bernama Marta ini tidak dirancang sepenuhnya untuk menggantikan pekerjaan manusia, tetapi hanya untuk mengurus bagian tertentu yang berulang-ulang saat membuat piza. 

Bagian untuk membuat adonan dan mengecek ulang sebelum dikirimkan ke pelanggan adalah tugas para karyawan.

Lalu, bagaimana cara pembuatannya? Adonan piza tentu dibuat oleh karyawan. Setelah ditempatkan di conveyer belt, salah satu robot akan menuangkan saus ke atas adonan.
 

Doc: Digital Trends

Selanjutnya, para staf tinggal menambahkan bahan-bahan lain, seperti keju dan pepperoni di atasnya, dan memasukkannya ke oven. Jika sudah matang, mereka akan mengecek kualitas dan menaruhnya dalam kotak.

CEO dan co-founder Julia Collins dalam sebuah wawancara mengatakan, "Kami yakin tahun depan dapur kami akan menjadi dapur otomatis 80 persen. Orang-orang hanya akan mengontrol kualitas saja," ujarnya.
 

Zume juga melengkapi layanannya dengan iPad dan alat navigasi pada kendaraan pemesanan piza. Bahkan mereka menaruh oven dalam kendaraan untuk pemesanan delivery.

Pembuatan piza akan dilakukan dalam perjalanan sehingga makanan masih panas dan hangat begitu sampai ke tempat pemesan.
 

Dengan menggunakan tenaga robot untuk tugas tertentu, Zume dapat menghemat biaya untuk membayar karyawan yang jumlahnya sedikit.
 

"Zume mengambil pendekatan secara bertahap terhadap para pelanggan. Dengan konsep ini, kami dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang, serta melatih mereka untuk melakukan coding, desain grafis, atau manajemen pelayanan konsumen. Jadi itulah filosofinya," jelas Collins.

Cari Artikel Lainnya