Home » Kongkow » Materi » BATU BARA

BATU BARA

- Jumat, 31 Maret 2017 | 14:30 WIB
BATU BARA

Batubara dibentuk dari peluruhan tumbuhan oleh bakteri di bawah aneka ragam tekanan. Batu bara ini dikelompokan menurut kadar karbonnya: antrasit atau batu bara keras mengandung kadar karbon tertinggi, batubara bitumen (lunak), lignit dan akhirnya gambut. Karena batu bara juga mengandung 2 – 6 %  sulfur, pembakaran batu bara dapat mengakibatkan pencemaran udara yang parah dan “hujan asam” (embun upas).

Bila batubara dipanasi tanpa hadirnya uadra, proses ini disebut distilasi merusak, akan dihasilkan tiga macam produk kasar: gas batubara (komponen utama: CH4 dan H2), ter batubara (distilat terembunkan) dan kokas (coke, residu). Gas batubara maupun kokas merupakan bahan bakar yang bermanfaat (dewasa ini kokas terutama digunakan dalam pabrik baja). Ter batubara kaya akan senyawa aromatik, yang terbentuk dalam proses penyulingan merusak itu.

Sebelum minyak bumi berlimpah dan murah pada tahun 1940-an, batu bara merupakan sumber utama senyawa organik sintetik. Tetapi dewasa ini bahan kimia organik di Amerika Serikat, lebih dari 90% disintesis dari minyak bumi. Sebab- sebabnya ialaha: proses kilangan minyak bumi lebih murah dan kurang memberikan pencemaran. Sayang sumber minyak bumi menyusut dengan cepat dan minyak bumi menjadi mahal, sementara cadangan batubara di dunia masih melimpah. Dewasa ini terus diselidiki cara – cara yang ekonomis untuk mengubah batubara menjadi bahan bakar yang berguna dan bahan – bahan kimia (pencemaran udara juga harus diminimalkan).

Pengubahan batu bara menjadi gas bakar dan bahan bakar cair, yang disebut bahan bakar sintetik atau “syn fuels”, masing – masing disebut gasifikasi batubara dan pencairan (liquiefication) batu bara. Banyak pabrik gasifikasi menggunakan proses Lurgi, yang dikembangkan di Jerman, atau modifikasi teknik ini, dalam mana hamparan batu bara diolah dengan kukus bertemperatur tinggi untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Gas sintesis ini sangat tidak efisien, lagi pula karbon monoksida sangat bersifat racun. Jadi, gas ini diolah lebih lanjut dengan hidrogen tambahan untuk menghasilkan metana.

Gasifikasi Batubara

Pencairan batu bara mengubah batubara ini menjadi alkana cair. Proses klasik pengubahan ini adalah sintesis Fischer –Tropsh, yang dikembangkan di Jerman dalam Perang Dunia II. Afrika Selatan mensintesis kebanyakan bensin dan bahan kimia organiknya dengan proses ini.

Pencairan batubara (sintesis Fischer – Tropsch):

Karena cadangan batu bara juga terbatas, orang terus menyelidiki dan mengembangkan sumber – sumber lain untuk hidrokarbon, batuan sedimen yang mengandung minyak (oil shale) di Amerika Serikat, pasir ter di Kanada; sumber – sumber biologis seperti limbah pertanian dan tumbuhan bergetah dari jenis Euphorbia (getahnya mengandung hidrokarbon dengan kadar yang cukup tinggi).

Demikian tulisan mengenai batubara, semoga bermanfaat …..

Sumber :
Cari Artikel Lainnya