Apa Itu Rabu Abu? Makna dan sejarah Perayaannya
- Sabtu, 11 April 2020 | 07:47 WIB
Rabu Abu merupakan hari pertama pada era Pra-Paskah didalam liturgi tahunan gerejawi yang ditentukan jatuh pada hari rabu 40 hari sebelum akan hari Paskah tanpa menghitung hari Minggu atau 44 hari terhitung hari Minggu sebelum akan hari Jumat Agung.
Pada Hari Rabu Abu umat yang singgah ke gereja dapat diberi tanda salib pada dahinya mengunakan abu yang dijadikan sebagai lambang pada upacara ini. Penggunaan abu sebagai lambang ini memiliki tujuan untuk mengingatkan umat dapat ritual Israel kuno diaman seseorang menaburkan abu di atas kepalanya atau diseluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan maupun pertobatan.
Umat Katolik beranggap Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat bahwa manusia adalah fana sehingga kelak ia dapat ulang ulang kepada sang Pencipta yaitu Bapa di Sorga. Untuk memperingati Rabu Abu ini, umat Katolik yang berusia 18-59 th. diwajibkan berpuasa tau berpantang sepanjang 40 hari bersama dengan batasan makan kenyak paling banyak satu kali.
Pengunaan abu ini rupanya udah dipakai sejak dahulu terhitung oleh Gereja Perdana. Buku yang berjudul “De Poenitentia” yang ditulis oleh Tertualinus lebih kurang th. 160 hingga 220 menyatakan jikalau pendosa yang ingin bertobat kudu hidup tanpa bersenang-senang dan kudu memakai kain kabung serta abu. Sejarawan Gereja Perdana terhitung menyebutkan bahwa pada kala itu ada seorang murtad yang bernama Natalis yang singgah pada Paus Zephyrinus bersama dengan mengenang kain kabung serta abu lalu memohon pengampunan sehingga dosanya diampuni. Menurut bermacam sumber tertulis menyebutkan bahwa dimasa yang mirip mereka yang ingin bertobat dimuka umum maka imam dapat memakaikan abu pada kepala mereka sehabis mereka jalankan pengakuan.
Tidak hanya hingga disana, pada abadpertengahan mereka sedang hadapi ajal dapat dibaringkan di atas tanah beralaskan kain kabung lalu seorang imam dapat memercikannya bersama dengan abu lalu beri tambahan berkat memakai air suci.
Dari beberapa kejadian yang diuraikan, maka untuk memperingati Rabu Abu digunakan abu sebagai tanda awal era Pra Paskah yang terjadi sepanjang 40 hari. Ternya ritual Rabu Abu ini udah dimulai sejak abad kedelapan tepatnya pada era Gregorian Sacramentary.
Sesudah abad pertengahan berikut maka gereja kenakan abu sebagai tanda dimulainya era pertobatan Pra Paskah sehingga kami bisa mengingat jikalau manusia tidaklah abadi sehingga ia kudu bertobat bersama dengan menyesali dosa-dosa yang dulu diperbuatnya. Pada kala ini, abu yang dipakai didalam Perayaan Rabu Abu disita dari abu daun palma yang udah diberkati pada Minggu Palma pada th. sebelumnyaj yang kemudia dibakar oleh pastur dan memberkati serta menorehkan abu hasil pembakaran ke dahi umat membentuk tanda salib sambil bicara demikian “Ingat, engkau berasal dari debu dan dapat ulang jadi debu,” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Perayaan Rabu Abu
Perayaan Rabu Abu
Rabu Abu merupakan hari pertama era pra paskah yang menandai bahwa kami orang yakin udah memasuki era tobat sepanjang 40 hari sebelum akan akhirnya memasuki Paskah. 40 hari ini sebetulnya mempunyai kandungan makna rohani yang menadakan lamanya era persiapan. Dalam Alkita kami bisa lihat banyak kata 40 hari di dalamnya. Misalnya saja Musa yang berpuasa sepanjang 40 hari sebelum akan terima 10 Perintah Allah. Bahkan Tuhan Yesus sendiri berpuasa 40 hari 40 malam lamanya di padang gurun sebelum akan Ia memulai pewartaan-Nya kepada orang banyak.
Penentuan hari Rabu sendiri disebabkan sebab penghitungan yang dijalankan sepanjang 40 hari sebelum akan hari Minggu Paskah bersama dengan melalui tiap tiap hari Minggu sebab hari Minggu dianggap sebagai peringatan kebangkitan Kristus. Dalam seminggu, gereja Katolik mengambil keputusan umat kudu berpuasa sepanjang 6 hari didalam seminggu yang dijalankan sepanjang 6 minggu dilengkapi 4 hari sehingga genap 40 hari.
Dikatakan sebagai Rabu Abu sebab perayaan ini tiap tiap tahunnya diperingati pada hari Minggu bersama dengan memakai abu sebagai lambang pertobatan. Dari itu semua, pemanfaatan abu ini terhitung untuk mengingatkan umat bahwa suatu kala ia dapat mati dan ulang jadi debu (manusia fana).
Makna Rabu Abu
Makna Rabu Abu
Rabu Abu sendiri sebetulnya tidak hanya bicara mengenai abu yang punya makna pertobatan serta rasa penyesalan atas segala dosa yang dulu dilakukannya sekaligus menghayati pertobatan itu bersama dengan jalankan puasa atau pantangan sepanjang 40 hari. Rabu Abu sendiri sebetulnya terhitung bicara mengenai puasa yang dijalankan oleh umat bersama dengan menahan udara nafsu dan berpantang sehingga tidak jalankan tingkah laku dosa ulang serta diharuskan untuk tambah acuhkan bersama dengan sesama.
Adapun makna dari Rabu Abu sendiri yaitu:
1. Makna Rabu Abu melalui Abu yang digunakan sebagai lambang perayaan
Berbicara mengenai abu, tentu kami merasa abu itu tidak punya makna sebab abu adaah hal yang tidak berharga serta hanya mengakibatkan sesuatu yang bersih jadi kotor. Namun siapa sangka, abu yang jadi lambang perayaan Rabu Abu ini punya makna yang terlalu dalam. Sejak zaman dulu, abu digunakan sebagai lambang pertobatan atau penyesalan pada dosa yang dijalankan semasa hidup. Di didalam Kejadian lebih-lebih disebutkan bahwa manusia itu berasal dari debu dan kelak dapat ulang ulang jadi debu. Ini terjadi sebelum akan Roh Allah dihembuskan pada manusia. Roh Allah yang dihembuskan pada manusia diambil kesimpulan bahwa tanpa Allah manusia hanyalah debu dan ia hanya bisa berbuat dosa.
Jika dilihat dari aspek teologis, Rabu Abu sendiri punya makna pertobatan dan penyesalan manusia pada dosa-dosa yang dilakukannya. Manusia terhitung paham bahwa hidupnya adalah fana sehingga ia kelak dapat ulang jadi debu dan hidup bersama dengan bersama dengan Bapa di Sorga sehingga hidup manusia seutuhnya terkait bersama dengan rahmayt Allah.
Tanda salib yang ditorehkan di dahi kala perayaan Rabu Abu terhitung punya maksud yaitu sehingga tiap tiap individu bisa menghayati makna Rabu Abu didalam hidupnya serta bisa jadi pengingat dapat ritual Israel kuno dimana kala seseorang menaburkan abu di atas kepala atau semua bagian tubuh sebagai tanda dapat kesedihan, penyesalan, perkabungan lebih-lebih pertobatan.
2. Makna Rabu Abu melalui Puasa
Umat Katoli khususnya, dapat berpuasa dan berpantang sepanjang 40 hari untuk memperingati Rabu Abu hingga hari raya Paskah. Angka 40 hari ini disita dari puasa yang dijalankan oleh Yesus sepanjang 40 hari 40 malam di padang gurun. Karena kami merupakan punya Kristus seutuhnya, maka selurh umat diajak untuk untuk paham makna berikut bersama dengan ikut berpuasa dan berpantang.
Puasa yang dijalankan merupakan sikap menyangkal diri dari segala hal yang disukai dan terjalin bersama dengan nafsu duniawi serta jauhi segala tingkah laku yang bisa menimbulkan dosa dimulai dari era Rabu Abu hingga Paskah. Puasa yang dijalankan ini sudah pasti memiliki tujuan untuk memperbaharui hidup sebagai ciri utama dari pengikut Kristus.
Berpantang yang dijalankan sepanjang era Rabu Abu merupakan pantangan untuk tidak memakan daging atau tidak memakan makanan lain yang udah ditentukan oleh Konferensi para Uskup yang dijalankan tiap tiap hari Jumat sepanjang tahun, jikalau jikalau hari Jumat berikut terhitung didalam hitungan hari raya.
Pantang dapat dijalankan oleh seseorang yang usianya genap 14 th. namun puasa dijalankan oleh semua orang yang udah menginjak deasa hingga tidak cukup lebih 60 tahun.
Demikianlah artikel mengenai Rabu Abu ini dibuat. Kiranya artikel ini bisa beri tambahan Info dan jadi berkat bagi kami semua. Semoga kami umat yang yakin kepadaNya bisa memaknai Perayaan Rabu Abu ini bersama dengan penuh kesungguhan hati.