Home » Kongkow » Catatan » Akibat Pemanasan Global, 10 Tempat Ini Akan Hilang Dari Permukaan Bumi

Akibat Pemanasan Global, 10 Tempat Ini Akan Hilang Dari Permukaan Bumi

- Senin, 06 Februari 2017 | 12:00 WIB
Akibat Pemanasan Global, 10 Tempat Ini Akan Hilang Dari Permukaan Bumi

Pemanasan global atau global warming merupakan ancaman paling serius yang dihadapi planet bumi beserta penghuninya saat ini.

Diprediksi tinggi level permukaan laut pada seratus tahun yang akan datang naik sebesar 50,8 cm dan hal ini sungguh ancaman serius bagi beberapa daratan atau pulau terendah di seluruh dunia.

Misalnya batuan koral, tempat dimana 25% spesies endemis hidup akan terancam punah, disusul mulai hilangnya beberapa gletser raksasa di seluruh dunia.

Selain naiknya permukaan laut, dampak pemanasan global yang lain diantaranya timbulnya gurun baru, tidak teraturnya musim, melelehnya gletser, hingga asamnya air hujan. Perubahan iklim ini sungguh mempengaruhi deformasi atau bentuk permukaan bumi.

Mungkin kita merupakan generasi terakhir yang masih bisa menyaksikan secara langsung beberapa tempat yang akan terkena dampak pemanasan global ini. Berikut sepuluh tempat yang akan hilang tersebut.

1. Patagonia

Patagonia

Daratan yang masih perawan nan indah di selatan benua Amerika ini, Patagonia, dapat berubah drastis akibat perubahan iklim global.

Banyak gletser di tempat ini berubah bentuk dan volumenya sejak 50 tahun terakhir. Penyebab utamanya yakni kenaikan suhu permukaan bumi.

Naiknya suhu bumi juga berimbas pada bentukan salju di tempat ini, yang menurun tiap tahunnya.

Kabar buruk ini sangat mempengaruhi ekosistem selatan negara Argentina bahkan dunia, karena patagonia merupakan cadangan air bersih dalam bentuk gletser ketiga terbesar di dunia.

Jika lapisan es di sini mencair semuanya, bisa dibayangkan, perubahan ekstrim global yang menimpa seluruh penghuni bumi kelak.

2. Bangladesh

Bangladesh

Terletak di dataran rendah, Bangladesh merupakan tempat bermuaranya sejumlah sungai besar, seperti sungai Gangga dan Brahmaputra.

Bangladesh merupakan tempat selanjutnya yang akan terkena dampak awal pemanasan global. Sekita 50% daratan negara ini setiap tahunnya terkena banjir yang diakibatkan naiknya air laut.

Selain itu, Bangladesh juga termasuk negara yang dilalui angin muson, yakni angin musiman dimana intensitas hujan lama dan panjang.

Saat ini, sebagian penduduk Bangladesh bermukim di dataran yang lebih tinggi seperti bukit, dan diperkirakan pada 2050 permukaan air laut akan menenggelamkan 17% daratan, sehingga 18 juta orang harus segara pindah ke tempat yang lebih aman.

3. Tundra di Alaska

Alaska Tundra

Pemanasan global menghangatkan permukaan Arktik dua kali lebih cepat dibandingkan permukaan lain di bumi.

Artinya, keindahan tumbuhan khas Alaska bagian utara yakni tundra dapat hilang jika suhu permukaan bumi terus menerus naik.

Tundra sendiri merupakan suatu area bioma dimana terdapat tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup walaupun kondisi tanah membeku atau permafrost.

Jadi, tundra merupakan salah satu ekosistem unik yang ada di permukaan bumi karena fotosintesis berlangsung selama 24 jam non stop.

Menghilangnya ekosistem tundra di daerah Arktik dapat menyebabkan perubahan ekosistem dunia, dimana tundra merupakan salah satu penyumbang terbesar oksigen dunia.

4. Australia Selatan

Australia Selatan

Hampir mirip dengan di Afrika Utara, proses penggurunan pun terjadi di selatan Australia.

Perlu diketahui, Australia merupakan satu dari dua belas negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan jika proses ini terus terjadi, bisa dipastikan beratus-ratus spesies endemis yang hidup disana mengalami kepunahan.

Proses penggurunan tersebut merupakan salah satu hasil dari pemanasan global yang sedang belangsung saat ini.

Apalagi, proses penggurunan akan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia disana, seperti ketersediaan air bersih, kebakaran hutan, pertanian hingga relokasi rumah hunian yang aman.

5. Alpen

Alpen

Siapa yang tidak mengetahui gunung Alpen, yaitu salah satu gunung populer di benua Eropa.

Alpen terkenal sebagai tempat orang-orang bermain ski dan gletsernya, karena lokasinya yang mudah dijangkau. Hal itu dikarenakan tinggi gunung ini paling rendah diantara rentetan pegunungan Rocky.

Salju dan gletser di Alpen bisa jadi hilang pada 2050 jika laju pemanasan global tetap seperti ini.

Berdasarkan National Geographic, diperkirakan sekitar 3% lapisan es di Alpen meleleh setiap tahunnya, dan ini sungguh mempengaruhi kehidupan manusia disana mulai dari suplai air bersih, irigasi, hingga tutupnya industri wisata.

6. Great Barrier Reef

Great-Barrier-Reef, gambar foundtheworld.com

Dalam suatu jurnal ilmiah, disebutkan bahwa Great Barrier Reef atau dinding batu karang besar yang berada di timur Australia telah ada sejak 25 juta tahun yang lalu.

Namun, ilmuan baru-baru ini memprediksi batu karang indah sekaligus paling besar ini akan cepat mati jika laju pemanasan global berlangsung seperti saat ini.

Hal itu disebabkan kenaikan suhu bumi, polusi air, naiknya zat asam di perairan sana hingga hantaman badai yang mengikis batu karang yang berada diatas permukaan laut.

Sampai saat ini, sistem batu karang terbesar di dunia ini masih tersisa seluas 133 ribu mil persegi dan menjadi destinasi turis populer “terakhir” di daerah pasifik.

7. Glacier National Park

Glacier National Park

Seratus tahun yang lalu, di tempat ini masih terdapat 150 gletser terhampar di penjuru taman nasional glacier di Montana, Amerika Serikat.

Namun pada 2010, hanya tersisa 25, dan semua gletser itu pun diperkirakan akan hilang pada 2030 jika laju pemanasan global seperti saat ini.

Banyak spesies tumbuhan dan hewan yang mendiami taman nasional ini membutuhkan air dingin, artinya ekosistem di taman ini akan berubah dramatis jika gletsernya menghilang.

Bahkan beberapa populasi ikan seperti ‘bull trout’ telah mengalami penurunan sejak suhu permukaan bumi meningkat belakangan ini.

8. Venesia

Venice

Ternyata negeri Italia juga langganan ‘acqua alta’ atau banjir, khususnya kota Venesia.

Pada beberapa puluh tahun terakhir ini, frekuensi banjir di kota tersebut meningkat dari sepuluh kali dalam setahun menjadi enam puluh kali setahun, dengan ini banyak yang bertanya-tanya sampai kapan kota ini akan tetap bertahan.

Tercatat banjir pada 1966 tingginya sampai tiga kaki dan meningkat lagi pada 2009 menjadi empat kaki atau setinggi pinggang orang dewasa.

Sumber banjir di Venesia yakni naiknya level permukaan air laut akibat pemanasan global seratus tahun terakhir ini, yang naik setinggi 2 mm per tahun.

9. Gurun Sahara

Gurun Sahara

Sahara merupakan gurun terbesar yang ada di planet bumi, menutupi permukaan bumi seluas 3,6 juta mil persegi atau sekitar 8% total luas daratan dunia. Luasnya sebanding dengan daratan Amerika Serikat.

Perlu diketahui, gurun ini tumbuh sekitar setengah mil setiap bulannya. Penyebabnya tiada lain naiknya suhu permukaan bumi.

Diperkirakan, proses penggurunan ini akan memakan seluruh daratan Afrika Utara, sebagai hasil akhir pemanasan global kelak.

10. Maladewa

Maldives

Negara Republik Maladewa merupakan negara yang terletak di Samudera Hindia dan merupakan salah satu negara dengan tinggi daratan paling rendah di dunia.

Permukaan paling tingginya hanya 2,3 meter dan wilayah lainnya rata-rata memiliki tinggi 1,5 meter diatas permukaan laut.

Pemanasan global yang sedang berlangsung sungguh mengancam keberadaan negara dengan pantai putih indah ini.

Dengan jumlah 1.190 pulau, diperkirakan 77% daratan di negara ini akan hilang pada tahun 2100 jika laju kenaikan air laut seperti saat ini.

Demikian sepuluh tempat yang terkena dampak pemanasan global, semoga ulasan kali ini menyadarkan kita agar tetap peduli terhadap lingkungan.

Salah satunya dengan menghemat energi, karena dengan menghemat energi kita turut mengurangi naiknya suhu permukaan bumi.

Cari Artikel Lainnya