Home » Kongkow » Inspiratif » Ajari Anak Shalat Sejak Dini

Ajari Anak Shalat Sejak Dini

- Selasa, 01 November 2016 | 08:46 WIB
Ajari Anak Shalat Sejak Dini

Anak merupakan titipan Allah SWT. Sebagai orang tua, haruslah menjaga anak-anak kita dengan baik. Kita juga harus mengajarkan anak-anak kita seperti apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Seperti dalam mengajarkan kewajiban menjalankan shalat. Lalu bagaimana caranya  agar anak kita mau melaksanakan shalat?

Perintahkan anak-anak untuk menegakkan shalat ketika umur mereka tujuh tahun. Memerintahkan mereka tidak berarti kita harus berkata, “shalat..!” kepada mereka, akan tetapi ketika Rasulullah memerintahkan kita untuk menyuruh anak-anak kita shalat adalah dengan mengajarkan bagaimana caranya shalat. Sedangkan, dengan menyuruh anak-anak kita untuk pergi ke masjid, padahal kita belum mengajarinya bagaimana cara berwudhu yang benar dan bagaimana tata cara shalat, maka belumlah dikatakan tunai kewajiban kita. Kita dikatakan telah menunaikan kewajiban kita, ketika kita sudah mengajari mereka berwudhu dan bagaimana tata cara shalat, lalu menyuruhnya untuk shalat, lalu inilah yang dikatakan kita telah mengamalkan sunah Rasulullah.

Sebagaimana kebanyakan kesalahan (kecerobohan) orang yang membawa anak mereka ke masjid pada usia tujuh atau kurang, tidak dalam keadaan yang suci (berwudhu), tanpa mengetahui bagaimana caranya shalat, lalu meletakkan mereka di shaf, yang mana shaf ini akan terputus sebagaimana anak itu berdiri diantara shaf. Hal ini dikarenakan anak tersebut tidak shalat, dan orang tuanya akan terkena hadits dibawah ini:

“Barangsiapa yang menyambung shaf, maka akan disambungkan oleh Allah, dan barangsiapa memutuskan shaf maka akan diputuskan oleh Allah.”

Sebenarnya mengajarkan anak shalat serta akan pentingnya shalat memang seharusnya sudah dimulai sejak dari janin. Ibu yang senantiasa menjaga wudhu serta shalatnya pada saat hamil berarti telah mengenalkan shalat kepada janin yang dikandungnya. Makna bacaan shalat akan terekam dan akan memberikan pengaruh positif bagi sang janin. Mau seperti apa anak kita, maka penanaman hal-hal yang kita inginkan dimulai dari dalam kandungan. Dan mengajarkan anak shalat adalah sangat penting dimulai sejak sedini mungkin

Semua bermula dari keteladanan orang tua. Menyaksikan kedua orang tuanya melakukan shalat lima waktu setiap hari sejak dini, membuat anak terpicu untuk meniru. Ketika anak memasuki usia sekolah, yaitu sekitar usia 7 tahun, maka mulailah anak untuk siap mamasuki masa untuk mempelajari tata shalat yang benar.

Beberapa cara yang dapat dilakukan pada fase ini, yaitu mengajarkan rukun-rukun shalat melaui pendekatan praktek langsung. Misalnya pada waktu-waktu shalat orang tua mengajak anak untuk langsung melakukan shalat dengan bimbingan. Mulai dari tatacara thaharah serta berwudhu pada anak, bagaimana membentuk barisan, shaf-shaf pada shalat diikuti dengan praktek shalat yang benar serta menghapalkan doa-doa secara bertahap.

Ketika anak berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengikuti perintah shalat. Maka kita diingatkan dengan sebuah hadist yang diriwayatkan Al-Imam Abu Dawud bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan jika telah berumur sepuluh tahun, namun tidak mau mengerjakan shalat maka pukullah.”

Ungkapan ini perlu pula dimaknai dengan hati-hati dan juga secara arif. Karena makna “pukullah” di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan secara fisik yang menyakitkan dan melukai anak, akan tetapi bahwa orang tua harus menunjukkan ketidaksenangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat.

Setiap pencapaian anak dalam belajar shalat merupakan sebuah prestasi baginya. Sudah selayaknyalah kita sebagai orang tuanya memberikan penghargaan. Penghargaan tidak hanya diberikan atas prestasi akademik formal, tetapi hendaknya penghargaan diberikan ketika anak mengerjakan shalat lima waktu atau mampu membaca ayat-ayat al-Qur’an.

Penghargaan sebagai bentuk ekspresi agar anak mengetahui bahwa hal tersebut memang benar-benar sebuah prestasi yang membanggakan sekaligus membahagiakan orang tuanya. Dengan adanya penghargaan inipun, akan menumbuhkan sikap menghargai. Jika orang tua mampu menghargai prestasi anak dalam hal ibadah, maka sang anak pun akan menghargai ibadah itu.

Penghargaan ini pun tidak selalu diberikan atau pun diekspresikan dalam bentuk barang, apalagi barang-barang yang mewah dan berlebihan. Tetapi bisa disampaikan dengan ucapan terima kasih, pelukan dan ciuman penuh kasih sayang serta belaian yang diberikan sesudah anak mengerjakan shalat juga merupakan penghargaan yang tidak dapat diukur dengan materi.

Dan bagi anak-anak, guru yang paling baik itu adalah contoh yang benar dari kita sebagai orang tuanya. Semua orang sepakat bahwa mengajar dengan praktik dan memberi contoh secara langsung jauh lebih berpengaruh positif pada pemahaman anak daripada hanya teori semata.

 

Cari Artikel Lainnya