Home » Kongkow » kongkow » 9 Cara Belajar yang Mendukung Cara Kerja Otak

9 Cara Belajar yang Mendukung Cara Kerja Otak

- Sabtu, 25 Maret 2017 | 09:14 WIB
9 Cara Belajar yang Mendukung Cara Kerja Otak

Otak adalah organ yang sangat luar biasa yang di miliki oleh manusia. Namun kita seringkali terjebak pada cara belajar yang turun menurun dari jaman dahulu. Padahal jika kita mengerti bagaimana cara otak bekerja, bukan tidak mungkin kita dapat menjadi lebih pintar di sekolah.

Contohnya saja saat seseorang belajar selama 1 jam setiap harinya, akan menghasilkan lebih baik dibanding mereka yang belajar dengan sistem kebut semalam. Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian terhadap cara kerja otak. Dan ternyata banyak cara yang dapat digunakan untuk membantu otak bekerja lebih maksimal saat belajar. Apa saja? Berikut ulasannya.

Lakukan Pre-Test

Sebelum mempelajari sesuatu cobalah lakukan tes terlebih dahulu. Benediktus Carey, penulis dari How We Learn, mengatakan bahwa mengetes diri sendiri sebelum mulai belajar adalah hal yang paling menarik dalam memahami cara kerja otak. Cara mengetesnya cukup mudah, buatlah seperti quiz terhadap diri sendiri sebelum mulai belajar.

"Dalam berbagai percobaan psikolog telah menemukan bahwa salah menjawab dalam pretesting bukanlah hal yang buruk", kata Carey. "Sebaliknya, dengan mencoba menebak suatu jawaban akan mengubah cara berpikir dan bagaimana otak kita menyimpan informasi yang terkandung dalam sebuah pertanyaan.", lanjutnya. Otak manusia cenderung akan mengingat lebih saat salah menjawab.

Pretest ini juga akan membuat otak semakin siap untuk belajar. Sama halnya seperti mesin untuk dipanaskan, begitu juga dengan otak. Saat otak sudah siap untuk belajar, maka hasil yang di dapat akan menjadi lebih maksimal.

Beri Jeda dalam Belajar 

UC Irvine neurobiologis Christine Gall dan Gary Lynch menemukan bahwa tikus yang dilatih dengan beberapa sesi singkat tetapi secara berulang-ulang dengan jeda 1 jam tiap sesinya memiliki performa tes memori yang paling baik. Tikus tersebut akan memiliki memori yang lebih buruk saat dilatih hanya dengan satu sesi yang panjang (mirip dengan cara belajar di Indonesia).

Memang pengetahuan teknik ini telah diketahui bahkan dari abad ke 19. Beberapa tahun lalu Lynch dan Gall menemukan alasannya. Mereka menemukan mekanisme biologis mengenai jeda dalam belajar ini. Mereka menemukan bahwa sinapsis dalam otak mengkodekan memori yang terjadi di dalam hippocampus akan bekerja jauh lebih baik ketika di aktifkan sebentar dalam interval 1 jam.

Hal ini menjelaskan mengapa belajar secara terus menerus (sistem kebut semalam) tidak akan efektif. Hanya ada satu set sinapsis otak yang bekerja saat otak diforsir untuk belajar. Sementara itu dengan memberlakukan jeda, otak memiliki banyak sinapsis yang membuat otak bekerja lebih powerful.

Ubah suasana belajar

Daripada duduk di meja Anda dan belajar selama berjam-jam, cobalah cari pemandangan yang baru. Dengan melakukan hal ini, otak akan  lebih mudah mengingat informasi. Karena saat Anda mengubah suasana belajar, otak akan dipaksa mengambil informasi yang sama di tempat yang berbeda dan itu membuat informasi dianggap lebih berguna oleh otak.

"Otak membutuhkan variasi," kata Carey. "Ia ingin bergerak, ingin beristirahat secara periodik. Anda tidak harus menggunakan kursi yang sama, ruangan yang sama, untuk menghafal pelajaran". Yang lebih menariknya lagi, otak manusia akan cenderung mengingat lebih baik saat mengalami kondisi suasana yang sama.

Dalam suatu eksperimen, beberapa siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama harus belajar dan mengingat informasi dalam kondisi suasana yang tenang sementara kelompok kedua harus belajar di tempat yang kondisinya berisik. Lalu kedua kelompok tersebut masing-masing dibagi menjadi dua kelompok lagi dimana mereka akan di tes untuk menjawab pertanyaan di tempat berisik atau tenang. Hasilnya adalah mereka yang menghadapi suasana yang sama saat belajar dan ujian memiliki skor yang baik dibandingkan mereka yang berbeda. Oleh karena itu, biasanya ujian di Indonesia memiliki suasana yang tenang dan artinya dalam belajar sebaiknya juga harus di tempat yang tenang.

Tidur Siang Secara Teratur

Pada tahun 2013, peneliti dari University of Massachusetts bernama Amherst menemukan bahwa tidur siang ternyata mendukung peningkatan memori pada anak-anak prasekolah.

Psikolog Rebecca Spencer telah mempelajari lebih dari 40 anak-anak usia prasekolah dan dia menemukan bahwa anak-anak yang tidur siang dilakukan secara teratur memiliki performa yang lebih baik dalam mengerjakan tugasnya dibandingkan dengan yang tidak tidur siang.

Untuk mengeksplorasinya lebih lanjut, para peneliti merekrut 14 anak-anak prasekolah tambahan untuk datang ke laboratorium. Mereka mencatat hasil perubahan biologis saat tidur siang yang rata-rata selama 73 menit. Di sini Spencer dan rekannya menemukan ternyata ada korelasi antara gelombang otak dan memori saat terjadi tidur siang. Akan terjadi aktivitas konsolidasi antara gelombang otak dan memori.

Buatlah Pertanyaan Pada Diri Sendiri daripada Membaca Ulang

Membaca ulang tidak akan berpengaruh banyak pada memori seseorang. Namun menguji kemampuan di sela-sela belajar akan menghasilkan efek yang sangat positif. Begitu kata Jeffrey D. Karpicke dan Henry L. Roediger.

Dengan menguji diri sendiri dengan pertanyaan, otak justru akan lebih kuat dalam mengingatnya daripada membaca ulang. Jangan buang waktu Anda untuk membacanya kembali. Ujilah diri sendiri setelah itu review kesalahannya dimana.

Bedakan Proses dan Progres

Belajar adalah kata yang lucu. Kita menggunakannya cenderung lebih kepada pada menghapal dan mengingat segala sesuatu. Kita semua tahu belajar adalah sebuah proses. Bila Anda mendapat nilai bagus dalam ujian, apakah sudah selesai sampai sana saja? Tentu tidak. Mendapat nilai bagus itu artinya Anda telah membuat progres (kemajuan) dalam proses pembelajaran seumur hidup Anda.

Belajar untuk Dilupakan

Membuat kesalahan saat belajar mungkin bisa berdampak pada Anda menjadi lebih mengingat kesalahan Anda tersebut. Tapi hal tersebut hanya berlaku jika kesalahan Anda tipis. 

Menjawab pertanyaan dengan asal-asalan tidak akan membantu dalam proses belajar. Tapi menjawab dengan hampir benar justru akan menjadi batu loncatan agar seseorang untuk mengingat apa yang di pelajarinya. Begitulah kata Andree An Cyr, lulusan jurusan psikologi dari Universitas Toronto.

Dari penemuan ini, justru mengarahkan pada penemuan selanjutnya yang menyatakan bahwa lupa dengan sesuatu itu tidak lah buruk. Lupa tentang apa yang dipelajari adalah wajar dan hal tersebut mungkin dapat membuat kita salah dalam menjawab pertanyaan (salah tapi bukan menjawab dengan asal-asalan). Tapi justru dengan lupa, hal tersebut dapat menjadi spam filter di dalam otak. Ketika otak bekerja untuk mengingat apa yang mereka lupakan biasanya otak akan memiliki ingatan yang lebih kuat saat nantinya mereka menemukan kembali jawabannya.

Ajari Orang Lain

Mungkin ungkapan "untuk dapat belajar dengan lebih baik caranya adalah dengan mengajarkan orang lain" ada benarnya. Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Memory & Cognition, John Nestojko, seorang peneliti dari Universitas St. Louis, menemukan bahwa peserta didiknya yang mengajar siswa lainnya mengalami perubahan cara berpikir mereka. Mereka akan cenderung menemukan cara yang lebih efektif dalam menjawab pertanyaan saat tes.

Percobaan dilakukan terhadap sejumlah siswa dimana sebagian siswa harus mempelajari suatu materi dan sebagian siswa lainnya dituntut untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk membantu sebagian siswa lainnya. Pada kenyataannya mereka semua di uji.

Ketika seorang mempersiapkan diri untuk mengajarkan sesuatu pada orang lain, mereka akan cenderung mengambil poin-poin pentingnya saja dan membuatnya menjadi informasi yang terstruktur. Dengan cara ini hasilnya adalah siswa akan belajar lebih efektif.

Belajar Adalah tentang Mengerti bukan Mengetahui

Hal ini mungkin masih menjadi masalah di pendidikan Indonesia dimana sebagian siswa selalu dipaksa untuk menghapal. Sementara itu mengetahui suatu materi dengan cara menghapal tidaklah efektif. Sebaliknya mengerti materi akan jauh lebih efektif.

Otak akan cenderung mengingat suatu pelajaran jika orang tersebut memahaminya dengan baik dibandingkan menghapalnya. Contoh simpelnya saja apakah Anda tahu hasil dari 309 x 201? Tentu jika Anda sudah mengetahui cara kerja konsep perkalian angka tersebut tidaklah sulit. Mungkin hanya perlu beberapa menit untuk menyelesaikannya.Bandingkan jika Anda harus menghapal tabel perkalian untuk menjawab pertanyaan tersebut.

 
Sumber :
Cari Artikel Lainnya