Home » Kongkow » kongkow » 7 Pesan Penting dari Sebuah Pensil , Untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

7 Pesan Penting dari Sebuah Pensil , Untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

- Selasa, 17 Oktober 2017 | 10:20 WIB
7 Pesan Penting dari Sebuah Pensil , Untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Hai Otakers,Apa Kabar kalian ? Semoga kabar kalian baik yah... ! Kali ini pembahasan yang menarik yang sayang sekali kalo sampai kita lewatkan. Bagaimana peribadimu saat ini ,maka akan menentukan masa depanmu di Masa yang akan datang. 

Sebenarnya pribadi seseorang akan diketahui setelah mendapatkan penilaian dari orang lain tentang dirinya. Namun, banyak di antaranya tidak mengakui bahwa apa yang dikatakan orang lain itulah dirinya. Mungkin ada beberapa sebab yang membuat kamu tidak mengakuinya seperti yang bersifat sangat rahasia bagimu, hal itu wajar saja terjadi.

Lalu Bagaimana cara mengetahui pribadi kamu agar menjadi lebih baik tanpa penilaian orang lain, apakah bisa ?

Salah satu langkah terbaik merubah diri kamu menjadi lebih baik dari sebelumnya adalah motivasi. kamu tidak perlu lagi bertanya tentang pribadimu kepada orang lain apa yang menjadi tanda tanya besar dihati kamu, hanya dengan motivasi kepada sesuatu yang bisa membangkitkan semangatmu itu langkah yang tepat kamu pilih saat ini. Kali ini motivasi yang bisa kamu ambil dari sebuah "pensil" yang pernah kamu gunakan di masa sekolah dulu. Banyak pelajaran yang bisa kamu ambil dari sebuah pensil dan terbukti bisa merubah pribadi kamu menjadi lebih baik dari sebelumnya. seperti inilah pensil mengajarkan nya kepada kamu : 

1. “Untuk bisa dipakai menulis, memang harus melewati tahapan dipertajam atau diruncingkan. Sedikit demi sedikit tergores oleh pisau rautannya.”

Untuk menjadi seseorang yang hebat, memang harus melewati tahapan penajaman. Berbagai cobaan dan tantangan, disakiti, dilukai, dan lain sebagainya. Kita mungkin akan melwati berbagai cobaan yang menyakitkan hati, atau melewati hal-hal yang memang penuh kesabaran. Dengan hal itu, kita menjadi terasah dan semakin baik. Namun jika kita tak sabar, kita tak pernah akan menjadi runcing.

2. “Pensil adalah alat, setiap orang

Setiap orang diberikan kehidupan, entah kita mau menuliskan apa dalam hidup kita. Semua tergantung diri kita sendiri, entah mau menulis cerita yang indah atau sebaliknya. Setiap orang punya kemauan yang berbeda dalam hidupnya. Semua orang punya kesempatan untuk berbuat sesuatu. Tergantung diri kita sendiri mau menuliskan apa di hidup kita. Kita pun tak akan pernah bisa kembali ke masa lalu. Kita hanya bisa mengusahakan sebaik-baiknya.

3. “Apapun pensilnya, seseorang lah yang paling menentukan bagus tidaknya tulisan. Rapi tidaknya tulisan.

Seperti apapun awal hidup kita, kita lah yang paling menentukan nanti akan jadi seperti apa lewat usaha kita. Entah jadi masa depan yang indah, atau menjadi biasa saja. Kita memang tidak bisa memilih bisa dilahirkan dari keluarga siapa. Kita tidak bisa memilih nanti dilahirkan dari keluarga orang kaya, pejabat, orang yang pintar, keluarga yang serba dalam kecukupan dan lain-lain. Namun bukan itu masalahnya. Keindahan hidup kita adalah diri kita sendiri yang mengusahakan, kita sendiri yang telah diberikan kekuatan dan berbagai kemampuan dalam hidup ini.

4. “Terkadang kita bisa menuliskan semua huruf dengan benar, terkadang pun juga salah merangkainya. Memang kita tidak selamanya benar.”

Dalam menjalani kehidupan ini, kita memang berusaha melakukan sesuatu dengan benar. Namun sebagai manusia, memang kita jauh dari sempurna. Adakalanya kita berbuat kesalahan. Kita memang bisa berharap dan berusaha melakukan semua tugas atau tanggung jawab kita dengan sebaik-baiknya. Namun apa daya, kita hanyalah manusia. Kita tidak akan terlepas dari kelalailan, kelupaan, dan berbagai hal lain yang sifatnya manusiawi.

5. “Ada kalanya pensil itu akan patah, ada kalanya pensil itu tak runcing. Untuk bisa dipakai harus meruncingkannya kembali, jika tidak diruncingkan bisa tak terpakai lagi.”

Dalam menghadapi semua cobaan, ada kalanya mungkin kita bisa saja terjatuh atau dijatuhkan. Namun untuk bisa bermakna dan berkarya lagi, tak lain kita harus berani bangkit kembali. Jika kita tidak bangkit lagi, mungkin kita bisa tersisih. Kita bisa terbuang di tempat yang tidak kita inginkan. Memang seperti inilah hidup yang kita jalani. Patah dan jatuh itu adalah bagiannya, setiap orang kemungkinan besar akan merasakannya.

6. “Bukan seberapa bagus atau mahal pensilnya. Yang menarik disukai bagi orang lain adalah hasil tulisan yang hadir karenanya.”

Bukan seberapa keren dan mewah hidup yang kita punya. Seseorang yang disukai orang lain adalah kebermanfaatn yang hadir dari semua tingkah lakunya. Seseorang akan dirindukan kehadirannya karena kebaikan dan kebermanfaatannya. Sifat dan tingkah seperti itulah yang membuat orang lain betah dengan kita, bahkan ingin berlama-lama bersama kita. Semua perbuatan yang kita lakukan, itulah yang menghasilkan respon dari orang lain.

7. “Setiap pensil akan habis nanti setelah dipakai, tidak selamanya akan menjadi pensil yang utuh. Ia hanya meninggalkan tulisan-tulisan yang nantinya bisa dibaca.”

Setiap manusia pasti akan mati. Hanya perbuatan-perbuatan kita lah yang bisa diingat orang, entah itu baik entah itu buruk. Kita tidak akan abadi di dunia ini. Tidak ada manusia yang akan abadi hidup di dunia ini. Apaun yang ada di dunia ini bersama kita, semua itu hanyalah titipan. Orang-orang hanya akan mengenang kita lewat semua perbuatan yang kita lakukan. Kita akan kembali kepada Sang Pencipta, mempertanggung jawabkan semua tulisan kehidupan yang telah kita buat.

Manusia diciptakan untuk berusaha dan terus mewujudkan impian. Jika harapan yang ditanamkan perlahan berkurang hingga habis tidak tersisa, tanamlah harapan – harapan baru sebagai penguat untuk keberhasilanmu. "Seseorang pasti merasakan lelah setelah seharian bekerja yang dibutuhkan saat itu adalah berisitirahat cukup sebagai pengisi tenaga baru untuk memulai pekerjaan di esok hari. (Pantang menyerah)

Sumber :
Cari Artikel Lainnya