Home » Kongkow » WOW » 10 Bahasa Daerah Indonesia Paling Banyak Digunakan

10 Bahasa Daerah Indonesia Paling Banyak Digunakan

- Kamis, 25 Juli 2019 | 09:30 WIB
10 Bahasa Daerah Indonesia Paling Banyak Digunakan

Bahasa daerah atau bahasa pada khususnya merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Awal peradaban, manusia lebih banyak menggunakan isyarat, tanda atau gambar untuk berkomunikasi (bahasa tulisan). Lalu dari isyarat atau gambar tadi mulai diciptakan huruf-huruf yang dapat dilafalkan sehingga tercipta bahasa lisan.

Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan bahasa manusia yang tumbuh pada suatu wilayah di muka Bumi, diantaranya mulai dari faktor iklim dan cuaca tempat tersebut, faktor geografis, kebiasaan atau adat istiadat, makanan dan minuman yang dikonsumsi hingga pendidikan yang mereka anyam.

Di Indonesia sendiri, karena wilayahnya terdiri dari ribuan pulau yang tersebar sepanjang 8.514 kilometer dari Sabang hingga Merauke, menyebabkan perkembangan bahasa daerah di tanah air termasuk paling subur yakni terbanyak ke-2 di dunia.

Dari data ethnologue tercatat ada 719 bahasa daerah, tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Sayangnya, 12 diantaranya telah punah karena banyak masyarakat yang melakukan akulturasi (percampuran) akibat transmigrasi dan urbanisasi, mereka menanggalkan bahasa daerahnya dan seiring waktu terlupakan.

Nah, pada kesempatan kali ini, 4muda akan mengulas sepuluh bahasa daerah Indonesia yang paling banyak digunakan.

10. Bahasa Betawi (2,7 juta jiwa)

Bahasa Betawi adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Betawi di wilayah teluk Jakarta. Bahasa ini merupakan anak dari bahasa Melayu. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol (percampuran) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah unsur bahasa Sunda, Jawa, Bali, Tiongkok bagian Selatan (terutama Hokkian), Arab, dan Eropa (terutama Belanda dan Portugis).

Tidak ada struktur baku dalam bahasa ini yang membedakan dengan bahasa Melayu, karena bahasa ini berkembang secara alami. Dari sensus, bahasa ini masih dipakai kurang lebih 2,7 juta jiwa.

9. Bahasa Bali (3,33 juta jiwa)

Bahasa Bali merupakan bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di pulau Bali, Lombok bagian barat, dan sedikit ujung timur pulau Jawa. Di Lombok, bahasa Bali dituturkan terutama di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa dituturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi.

Seperti halnya bahasa Jawa, bahasa Bali juga terdapat beberapa tingkatan, seperti Bali kasar, Bali madya, dan Bali alus. Bahasa Bali berkerabat dengan bahasa Sasak, dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena penaklukan Bali oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-14.

8. Bahasa Aceh (3,5 juta jiwa)

Bahasa Aceh merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di pesisir, sebagian pedalaman, dan pulau-pulau di utara Aceh. Namun tidak semua wilayah provinsi Aceh menggunakan bahasa ini, mereka diantaranya 3 kecamatan di Aceh Timur yang menggunakan bahasa Gayo, dan 1 kecamatan di Aceh Barat Daya yang menggunakan bahasa Kluet.

Bahasa Aceh termasuk kelompok bahasa Chamic, cabang dari Nelayu Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Menurut data, penutur bahasa daerah ini berjumlah 3,5 juta jiwa, menjadikannya bahasa daerah paling banyak digunakan ke-8 di Indonesia.

7. Bahasa Banjar (3,5 juta jiwa)

Masih dari rumpun Austronesia, bahasa Banjar merupakan bahasa asli suku Banjar yang berdiam di Kalimantan Selatan. Bahasa Banjar termasuk kedalam bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia, yakni sekitar 3,5 juta jiwa.

Di tanah asalnya, bahasa Banjar terbagi menjadi dua dialek utama, yakni Banjar kuala dan Banjar hulu. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan bahasa Dayak. Alhasil, kesamaan leksikal (kosa kata) bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya, yakni 73% dengan bahasa Indonesia, 66% dengan bahasa Tamuan, 45% dengan bahasa Bakumpai, dan 35% dengan bahasa Ngaju.

6. Bahasa Bugis (3,5 juta jiwa)

Bahasa Bugis adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Sulawesi Selatan, mulai dari kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Parepare Pinrang, sebagian Enrekang, sebagian Majene, Luwu, Sidenreng, Rappangm Soppeng, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba dan sebagain Bantaeng.

Sebagai bahasa daerah asli Nusantara, saat ini bahasa Bugis dipakai setidaknya 3,5 hingga 4 juta jiwa.

5. Bahasa Musi (3,93 juta jiwa)

Bahasa Musi atau Palembang merupakan bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat di sepanjang hulu dan hilir sungai Musi, Provinsi Sumatera Selatan. Bahasa Musi juga dikenal sebagai bahasa Sekayu.

Cikal bakal lahirnya bahasa ini bersumber dari Kerajaan besar yang dulu berjaya di wilayah ini, yakni kerajaan Sriwijaya. Sekarang, suku daerah yang menggunakan bahasa Musi, diantaranya suku Belide, Laktan, Lematang, Musi, Musi Banyuasin, Palembang, Panesek dan Rawas. Ciri khas bahasa Musi adalah dialek Melayu dengan akhiran E.

4. Bahasa Minangkabau (6,5 juta jiwa)

Bahasa Minangkabau atau Minang merupakan salah satu bahasa Melayu-Polinesia dari rumpun Austronsesia. Bahasa daerah ini dituturkan oleh masyarakat di provinsi Sumatera Barat, bagian barat Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu serta Negeri Sembilan, Malaysia.

Secara historis, bahasa Minang meliputi bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Saat ini bahasa Minangkabau dipakai sekitar 6,5 juta jiwa.

3. Bahasa Madura (13,6 juta jiwa)

Bahasa Madura digunakan oleh suku Madura yang tinggal di pulau Madura, terletak di ujung timur pulau Jawa. Selain di pulau Madura, bahasa ini juga dituturkan pada sebagian kawasan pantai utara Jawa Timur, mulai dari Surabaya, Probolinggo, Malang, Banyuwangi, kepulauan Masalembo, hingga Kalimantan.

Bahasa daerah ini banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa, dan sebagainya. Banyak pula kata-kata dari bahasa ini yang berakar pada bahasa Melayu, bahkan sampai bahasa Minangkabau. Namun tentunya dengan pelafalan yang berbeda.

Bahasa Madura memiliki pelafalan yang unik, sehingga orang luar Madura akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya.

2. Bahasa Sunda (48 juta jiwa)

Bahasa Sunda merupakan cabang dari Melayu-Polinesia dalam rumpun Austronesia. Bahasa ini dituturkan lebih dari 48 juta jiwa dan merupakan bahasa daerah terbesar kedua setelah bahasa Jawa.

Bahasa Sunda hampir dipakai oleh seluruh masyarakat Jawa Barat dan Banten, sebagian Jakarta, Lampung dan sebagian pantura (Cirebon dan Indramayu), yang memang dulu merupakan kekuasaan kerajaan Tarumanegara.

Walaupun begitu, dialek bahasa Sunda di beberapa tempat di Jawa Barat tidaklah sama. Dialek bahasa Sunda di sebelah timur, tepatnya Majalengka, Kuningan hingga Cirebon, dialeknya agak kejawa-jawaan, sehingga disebut juga Sunda-Jawa.

1. Bahasa Jawa (100 juta jiwa)

Ternyata bahasa daerah asli indonesia yang sering digunakan adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa termasuk rumpun Austronesia, yang dituturkan oleh masyarakat Indonesia dari pulau Jawa bagian tengah dan timur. Secara historis, bahasa Jawa bersumber dari kerajaan Jawa kuno, seperti Sanjaya dan Syailendra.

Namun, seiring kebiasaan orang Jawa yang suka merantau, pindah dan menetap di luar pulau, maka bahasa ini pun ditemukan juga Lampung, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, dan Aceh.

Bahkan diluar negeri juga terdapat penutur bahasa Jawa, diantaranya di negara Malaysia, Suriname (negara di Amerika Latin), Singapura, dan Kaledonia Baru (negara di Asia Pasifik).

Dialek bahasa Jawa asli berasal dari Jawa Tengah, khususnya dari kota Surakarta dan Yogyakarta. Bahasa Jawa sering digunakan pada beberapa festival budaya dan pergelaran kesenian, misalnya wayang kulit.

Demikian sepuluh bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia, semoga informasi kali ini menambah wawasan kita semua.

Cari Artikel Lainnya