Semua orang pernah menangis. Menangis jadi ekspresi paling puncak dari gejolak emosi yang dirasakan manusia. Pada sebuah penelitian, air mata yang keluar dari tangisan bayi maupun orang dewasa merupakan sebuah bentuk permohonan untuk mendapat bantuan. Randolph Cornelius, seorang profesor psikologi dan co-editor dari artikel Adult Crying, berpendapat bahwa manusia mengembangkan kemampuan untuk menangis untuk menyampaikan pesan sosial kepada manusia lain. Di dunia nyata, seseorang biasanya lebih memilih untuk menangis sendirian. Dan, kamar mandi jadi tempat yang punya ukuran privasi penuh untuk meluapkan segala emosi. Tidak ada yang mendengar dan Anda bisa membiarkan air mata Anda jatuh bersama air. Bahkan, Angelina Jolie mengatakan bahwa menangis di kamar mandi adalah cara yang tepat untuk menurunkan emosi. Lalu apa keuntungannya? Menghibur diri Banyak orang yang paling mungkin untuk menangis ketika mereka berada di rumah dan sendiri. Dari penelitian yang dilakukan oleh Lauren Bylsma, seorang psikolog di University of Pittsburgh menunjukkan, setidaknya lebih dari 5.000 pria dan wanita mengaku bahwa rumah adalah tempat yang paling umum untuk menangis. Ada beberapa bukti yang memaparkan bahwa menangis di kamar mandi merupakan kegiatan yang bisa menghibur dan membuat nyaman seseorang. Seorang profesor psikologi di Tilburg University, Belanda, mengatakan bahwa seseroang yang menangis dalam keadaaan tertekan akan terlibat dalam usaha untuk menghibur diri sendiri. Terlepas dari mendengarkan musik, menangis sambil mandi merupakan langkah-langkah yang membuat seseorang untuk merasa lebih tenang. Mengatasi perasaan tertekan Chen Bo Zhong, seorang peneliti di University of Toronto, telah menemukan bahwa orang yang menangis karena rasa bersalah atau penyesalan lebih tertarik pada bahan-bahan seperti tisu tangan, obat kumur, dan sabun pembersih sebagai penyelesaiannya. Menangis di kamar mandi bisa membuat seseroang cenderung untuk berusaha membersihkan diri untuk mengatasi perasaan tertekan. Dalam istilah medis, kegiatan itu disebut dengan 'Macbeth Effect'.
